Chapter 6

122 18 0
                                    


Setelah insiden di area parkir bawah tanah, Poom dan Poompat berlindung di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota. Malam semakin larut, dan kafe itu hanya diterangi cahaya lampu kuning redup yang menciptakan suasana tenang, kontras dengan ketegangan yang baru saja terjadi.

Poompat duduk di depan Poom dengan tangan yang masih sedikit gemetar, memegang cangkir kopi yang sudah mulai dingin. Wajahnya yang biasanya tenang kini menunjukkan kelelahan dan kebingungan. Dia menatap Poom yang duduk dengan punggung tegak, tatapannya tajam dan penuh konsentrasi.

"Aku tidak pernah membayangkan situasi seperti ini bisa terjadi padaku," suara Poompat terdengar pelan, hampir berbisik. Dia mengalihkan pandangannya ke jendela, mencoba mencerna kejadian yang baru saja berlalu. "Mereka... mereka terlihat seperti orang yang sangat berbahaya."

Poom, yang sejak tadi diam mendengarkan, menyesap kopinya dengan tenang sebelum menjawab, "Apa kamu tahu siapa mereka? Atau setidaknya, kenapa mereka mengejarmu?" Nada suaranya penuh ketegasan, namun ada juga kehangatan dan kekhawatiran di balik pertanyaan itu.

Poompat menarik napas panjang, mencoba mengendalikan pikirannya yang berantakan. "Aku... Aku tidak tahu pasti. Selama ini, aku tidak pernah terlibat dalam hal-hal yang berbahaya. Tapi... mungkin ini ada hubungannya dengan bisnis perusahaan. Ada beberapa kontrak besar yang kami dapatkan baru-baru ini, dan beberapa pihak mungkin tidak senang dengan itu."

Poom menatap Poompat dengan lebih serius. "Ini bukan masalah kecil, Poompat. Jika mereka benar-benar terkait dengan mafia, kamu bisa berada dalam bahaya besar. Kamu harus berhati-hati dan mungkin perlu mengambil langkah lebih jauh untuk melindungi diri."

Poompat mengangguk perlahan, merasa beban semakin berat di pundaknya. "Aku mengerti, tapi... apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak tahu harus mempercayai siapa."

Poom memandangnya dengan penuh empati. "Mulai sekarang, kamu harus sangat berhati-hati. Batasi kepercayaanmu hanya pada orang-orang yang benar-benar kamu kenal dan bisa dipercaya. Dan untuk sementara waktu, aku akan memastikan ada pengamanan tambahan di sekitarmu. Jangan anggap remeh situasi ini."

"Terima kasih, Poom. Aku benar-benar berterima kasih atas bantuanmu malam ini," ucap Poompat, suaranya penuh rasa terima kasih. Meskipun ekspresinya masih terjaga, ada kehangatan yang jarang terlihat dalam matanya saat dia menatap Poom.

Poom mengangguk kecil, menatap Poompat dengan penuh pengertian. "Tidak perlu berterima kasih. Ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawabku." Dia kemudian berdiri, merapikan seragamnya yang sedikit kusut. "Sekarang, lebih baik kita keluar dari sini dan memastikan tempatmu aman."

Poompat berdiri, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadiran Poom di sisinya. Mereka kemudian meninggalkan kafe itu, berjalan bersama ke dalam malam yang kembali tenang, namun tetap penuh kewaspadaan.


#####

#####

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang