17

520 49 6
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN
TERIMAKASIH.







Sinar matahari di pagi hari ini membuat seorang gadis eh bukan, maksudnya seorang wanita terbangun dari tidurnya yang nyenyak.

Giana membuka matanya perlahan, dan saat dia ingin bangun dari tidurnya, dirinya merasakan seperti sedang ditimpa sesuatu.

Dia melihat ke arah perutnya dan melihat tangan ber urat dan berotot itu sedang memegang perutnya yang tak lain adalah tangan milik javier. Ya benar, tangan itu milik Javier tak mungkin milik orang lain.

Giana tersenyum melihat itu, dia senang sekali saat Javier menaruh tangannya pada perutnya. Kemudian dia menatap ke arah Javier yang masih tertidur dengan keadaan yang bertelanjang dada. Dirinya tersenyum tipis.

Sungguh dirinya tak menyanhka takdirnya akan seperti ini, dirinya merasa sedih dengan takdirnya sekarang tetapi, dirinya juga senang dengan takdirnya sekarang, apalagi dia menikah dengan orang yang dicintainya.

Tak mau berlama lama menatap Javier, giana dengan perlahan melepaskan tangan Javier dari perutnya, setelah selesai dia berjalan ke kamar mandi untuk melaksanakan mandi pgi supaya merasa segar di pagi ini.

Setelah 30 menit giana keluar dari kamar mandi dan melihat Javier masih tertidur dengan posisi yang sama. Kemudian giana melanjutkan langkahnya ke dapur untuk membuat sarapan mereka.

Sesampainya didapur giana terdiam sejenak, dia bingung ingin memasak apa, masalahnya dia tidak tau apa yang disukai Javier saat sarapan.

Daripada lama berfikir, giana memutuskan untuk membuat nasi goreng saja, kan tidak mungkin Javier menolak makanan itu, rata rata orang pasti sarapannya nasi goreng.

Setelah selesai memasak, dia berjalan ke kamar mereka untuk membangunkan Javier.

Sampai dikamar dia tidak melihat Javier di ranjang, dia berfikir bahwa Javier sedang mandi, tetapi dia tidak mendengar suara percikan air.

Saat ingin melanjutkan langkahnya ke arah balkon kamar, pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Javier yang baru selesai mandi dan memakai pakaiannya dengan handuk yang menempel di pundaknya.

Giana yang melihat ini tersenyum canggung. "mm.. kak aku udah siapin sarapan, aku tunggu di meja makan ya" Lalu giana bergegas pergi, tanpa mendengar jawaban dari Javier.

Javier yang melihat wanita itu langsung pergi hanya menggeleng kan Kepala. Dasar wanita aneh pikirnya.

Sementara giana sedang berjalan menuju meja makan dengan keadaan jantung dah dig dug ser, sungguh dia belum terbiasa dekat dengan Javier seperti tadi, jadi jantung nya belum bisa di ajak kerjasama.

Tak lama kemudian Javier datang ke meja makan, tanpa banyak omong Javier dan giana langsung makan setelah giana menyiapkan sarapannya di piring. Saat mereka makan yang terdengar hanya dentingan sendok.

Setelah selesai makan, Javier tidak langsung pergi, tetapi dia masih duduk dj kursi meja makan dengan menatap giana.

Giana yang memang sudah selesai makan , merasa sedang diperhatikan pun menoleh dan mendapati Javier sedang menatap dirinya dengan tatapan aneh.

Kenapa dia menatap giana seperti itu, apakah ada yang aneh diwajahnya, jika ya giana merasa sangat malu pastinya.

Karena ram mau ditatap terus menerus giana memberanikan diri untuk menghilangkan piring kotor dan gelas milik Javier. "Kak aku nyuci piring dulu ya" Lalu wanita itu langsung bergegas pergi ke arah wastafel.

Setelah selesai mencuci piring, giana melihat ke araheja makan bahwa Javier sudah pergi entah kemana, lalu dia berjalan ke  arah ruang keluarga untuk menonton televisi, dirinya merasa bosan, tidak tahu mau berbuat apa.

Dari tadi giana hanya mengganti siaran tv itu, sungguh dia bosan, karena bosan dirinya akhirnya berdiri dari duduk nya lalu berjalan ke arah tempat sapu, sebaiknya dia membersihkan rumah ini saja kan, dari pada bosan tak tau harus melakukan apa, lebih baik dia membersihkan rumah ini.

Setelah giana selesai menyapu lantai dia lanjut ingin mengepel lantai, tetapi saat sudah mengepel beberapa lantai rumah, tangannya ditahan oleh seseorang.

Giana terkejut langsung menoleh kebelakang melihat Javier sedang menatapnya datar, gajian meneguk ludahnya, apakah dia berbuat salah lagi sekarang?.

"K-kak? " Tanya giana.

Javier melepaskan tangannya pada tangan giana. "Lo lagi hamil, jangan lakuin hal hal yang beresiko".

Giana menyiritkan dahinya bingung, beresiko darimana pikirnya. Seakan Javier paham dengan  tatapan ith dia menjawab " Ngangkat air pel an itu berat na, jangan lakukan itu, biar gua aja"

Dia merebut pel yang berada pada tangan giana laku lanjut mengepel lantai.

"Eh kak ta-" Ucapan giana terpotong saat Javier  menatapnya tajam, giana langsung terdiam melihat itu.

Entah kenapa gajian malah melihat terus Javier yang sedang mengepel bahkan sekarng Javier telah selesai mengepel lantai itu.

Tersadar akan hal itu giana langsung bergegas pergi ke ruang keluarga, sembari menunggu Javier membersihkan tangannya setelah selesai mengepel tadi.

Tak lama dari itu Javier datang dan mendudukkan dirinya di samping giana, giana merasa canggung saat saat seperti ini, sungguh dirinya tak kuat, rasa rasa ingin pingsan saja.

Asik berdebat dengan pikirannya giana tak sadar sedari tadi JJavier mandangin dirinya dengan tatapan polos.

Giana tersadar dan menoleh ke Javier "k-kenapa kak? " Javier terdiam.

"Lo cantik".

Tunggu......
Giana masih loading apa yang dikatakan Javier,  tak lama dia langsung  paham bahwa Javier mengatakan dirinya cantik.
HAH APA? JAVIER MENGATAKAN DIA CANTIK????

Dirinya langsung melihat ke Javier saat Javier sedang tersenyum melihat dirinya.
" a-apa? "Giana tak menyangka atas apa yang dikatakan Javier.

" Gue tau lo dengar" Javier terdiam sejenak "lo cantik" Katanya lagi.

Bluss

Pipi giana langsung memerah mendengar perkataan javier. Sungguh dia senang sekali, apa tadi? Javier mengatakan kedua kalinya bahwa dirinya cantik.

Javier semakin melebarkan senyumnya saat melihat giana sedang senyum senyum sendiri.

Saking gemesnya dengan giana tian tiba Javier memeluk giana. Javier mengelus rambutnya pelan.

"lo lucu kalau salting gitu" Javier tersenyum tipis sambil mengelus rambut giana.

Sementara giana hanya terdiam bak patung tak tahu harus melakukan apa, dirinya masih mencerna ini semua.

Kenapa seperti cepat sekali berlalu perlakuan Javier ini.

Jika kalian punya pacar seperti Javier  tiba-tiba langsung memeluk tanpa aba aba jangan mau ya dek ya.

Maafin kalau ada typo ya :)

Absen disini dung siapa yang nyimpan cerita ini di perpus? 👉

Maaf lama tak update man teman🙃😔

Kalian komen dongsss :) apa aja deh wkwk yang penting masih dalam topik cerita ini!

Jangan lupa FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA
TERIMAKASIH.....

ROYALATTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang