06. Bimbang

737 57 8
                                    

Rony sepanjang sekolah pun hanya diam, kepalanya pusing karena tidur yang tak nyeyak serta banyak fikiran menghantuinya.

Ia pulang sekolah sendirian, tanpa ingin kemana-mana, tidur lebih baik rasanya.

Motornya sudah terparkir di teras depan rumahnya, ia sempat melihat ke arah rumah Salma. Sepi, kemungkinan Salma juga hanya berkurung dikamar.

"Assalamualaikum" ucap Rony pelan. Rumahnya juga tampak sepi tidak ada orang.

"Bundaaa, bangun bundaaa, Bunda kenapaaa" ucap seseorang yang terdengar oleh Rony.

Rony panik ia mencari keberadaan adiknya.

"Ade, Bunda kenapa Astagfirullah" Rony melihat Reny beserta Renata sudah berada di lantai. Nampaknya Renata kehilangan kesadaran.

"Ade gatau bang, ade baru sampe rumah cari bunda, tau tau bunda pingsan disini" ucap Reny sambil menangis.

"ya Allah De, kenapa ga telfon abang atau Ayah??" ucap Rony kencang lalu menggendong Renata untuk di bawa ke mobil.

"Ade juga baru sampe bang, hiks" Reny dibuat semakin nangis karena dibentak Rony.

"udah udah jangan nangis, ambil kunci mobil, terus telpon Ayah" suruh Rony. Kemudian mereka pergi ke rumah sakit.

Dirumah Salma, Shania terlihat sedang berbicara lewat telepon. Salma yang hendak turun untuk mengambil minum mendengar sedikit percakapan ibundanya yang entah dengan siapa.

"terus gimana keadaanya sekarang?" tanya Shania lewat telepon.

"...."

"yasudah Amah kesana sekarang yaa, kamu tenang sama adik kamu Ron.." mendengar nama Ron tersebut Salma mempercepat langkahnya.

"Kenapa Rony mah?" tanya Salma mendekati Shania.

"Bunda Renata pingsan sayang, tapi gak ada yang tau dari kapan pingsannya" jawab Shania dengan wajah paniknya.

Salma terkejut, "astagfirullah, terus gimana Mah bunda??"

"tadi kata Rony masih di IGD, udah sekarang Amah mau kesana. Kamu ikut ya" ucap Shania sambil berjalan ke kamarnya.

"e e- i-iya mah, Salma pake kerudung dulu" jawab Salma ragu, ia ikut? dan bertemu Rony? memang sudah takdirnya.

Akhirnya mereka pergi diantar sopir ke rumah sakit.

.

Reny masih menangis sambil menundukkan kepalanya, ia takut sekali bundanya kenapa-napa.

"dek, udah doain bunda yaa" panggil Lian mendekati anak bungsunya.

"ayah, apa ini karena bang Rony dan kak Salma yang tidak mau di jodohkan?" tanya Reny menatap Lian. Rony mendengar pertanyaan itu walaupun jarak mereka cukup jauh.

"Bukan.. Bunda memang mungkin kecapean aja dek.." Lian tau Rony pasti mendengar percakapan dirinya dengan Reny. Jadi ia menjawab agar tidak membuat Rony jadi semakin kepikiran.

"tapi Yah, dari semalem bunda emang keliatan gelisah, Selalu bertanya-tanya sendiri 'gimana cara ngebujuk Rony' kaya gitu yah"

Rony terdiam, separah itu kah?

Lian juga diam tidak menjawab lagi, memang benar kata Reny, semalam istrinya itu berbicara sendiri terus menerus tentang Rony dan Salma.

Shania dan Salma akhirnya sampai di rumah sakit dan langsung menuju ruang IGD.
"Ron, Li, gimana keadaan Renata sekarang??" tanya Shania tergesa-gesa.

"Mah.." Rony menyalami tangan Shania. Lalu menatap Salma sekilas.

"masih diperiksa Shan sama dokter" jawab Lian.

Dijodohin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang