Hari ini tepat hari pernikahan Salma dan Rony, dilaksanakan pada minggu pagi jam 9 dan mungkin selesai di jam 11 siang.
Disaat banyak mempelai wanita mempunyai bridesmaid dihari pernikahannya, justru Salma tidak ada yang tau sama sekali teman-temannya sungguh membuat rasanya sedikit sedih.
Ia gugup dan ada banyak fikiran di otaknya, "sudah selesai mbak makeupnya, gimana mba?" tanya mba MUA membuat lamunan Salma buyar.
Makeupnya yang tidak terlalu tebal dengan request untuk tidak mencukur alis, Salma sangat cantik hari ini. Ia tersenyum, memang harus tersenyum bukan di hari bahagianya?
"masyaallah dek, cantik banget kamu sampe pangling kakak" ucap Thea yang tiba-tiba masuk melihat adik iparnya.
"makasih kak hehe, Ayaya dimana?" tanya Salma basa basi.
"sama papanya dek" Salma mengangguk paham, ia bercermin lagi dan menatap kosong seseorang yang ada disana.
"dek, are you okay?" tanya Thea perhatian. Ia melihat seburat ketakutan di wajah Salma.
"aku okey kak, cuma agak gugup aja nanti kalo disuruh ke bawah" jawab Salma jujur.
"udah gausah banyak fikiran, berdoa lancar untuk semuanya. dan nanti kamu tenang aja kan ada kakak sama Amah yang antar kamu ke bawah"
"lihat tuh dikaca, kamu cantik banget dek. Gak mungkin sih Rony gak terkesima" lanjut Thea membuat Salma malu.
"ah apa sih kak" Thea tertawa melihat adik iparnya malu-malu.
Kemudian Shania pun masuk menemui Salma.
"wahh masyaallah adek sampe gak kenal amah" ucap Shania.
"yeuuu lebay ah Amah"
"beneran dek kamu cantik banget ini.." kata Shania lagi sambil matanya berkaca-kaca.
"ih Amah kenapa sedih sih?" tanya Salma sambil menatap balik Shania.
"dek, amah ga nyangka kamu udah mau jadi istri" ucap Shania yang sedikit mengeluarkan air mata.
Thea yang ada disitu pun berusaha menenangkan ibu mertuanya.
"Amah jangan nangis ih, nanti aku juga ikutan" ujar Salma.
"hehe maaf ya dek, Amah hanya merasa... baru kemarin melahirkan kamu, sekarang sudah menikahkan kamu"
"maafin Amah ya dek. Kamu rela demi kami semua, mau dijodohkan dengan Rony. Kamu jangan berfikir kita jahat karena harus ada perjodohan ini.. justru menurut Amah dan yang lain ini yang terbaik buat kalian"
"iyah iyah, Amah doain aja yang terbaik buat aku sama Rony. Walaupun ini perjodohan, tapi aku ikhlas mah melaksanakannya. Makanya aku minta buat Amah Apah, Bunda, Ayah semuanya lah sehat dan bahagia yaaa" tutur Salma benar-benar membuat Shania menangis.
"aamiin dek, aamiin.." Shania memeluk Salma.
Dilain tempat ada juga Rony yang sedang panas dingin, mungkin dia berkali-kali lipat lebih gugup dari Salma karena harus mengucap ijab kabul dengan lantang.
"abang??" panggil Reny dibalik pintu kamar Rony.
"iyaa?" tiba-tiba Reny memeluk abangnya.
"uuu sayang, ade kenapa?" tanya Rony lembut.
"a-abang nanti sering main sama aku gak?" tanya Reny sambil menitihkan air mata.
"off course dong sayang, adek jangan nangis dong" Rony menghapus air mata Reny.
"aku takut bang, kalo misal abang sudah ga tinggal bareng lagi.. nanti bunda pingsan kaya waktu itu, aku takut bang.."
Rony menatap sendu adik semata wayangnya itu. Terlihat ketakutan diwajahnya begitu jelas. "Reny.. adek kesayangan kita semua, abang kan mungkin akan tinggal disini dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin?
RomanceBagaimana jika harus menikah dengan sahabat sendiri? Perasaan berat mengguncang hati dan pikiran kedua insan yang sudah berteman sejak kecil. Terjebak dengan perjanjian orang tua, Salma Aliyyah dan Rony Parulian terpaksa menikah. Walau tidak begitu...