07. Janji

790 72 8
                                    

Ke esokkannya Renata masih berada di rumah sakit. Ia mungkin harus dirawat satu hari lagi untuk memastikan bahwa ia benar-benar pulih.

Hari ini di kamar rawat inap Renata ada Rony dan Lian. Suaminya menyuapi istrinya dengan baik. Renata pun terlihat lebih segar dan bahagia.

Rony menghampiri Renata, ia senang melihat bundanya bahagia. "Bun, maafin Rony ya" ucap Rony sambil menggenggam tangan Renata.

"untuk apa nak??" tanya Renata.

"mungkin.. Rony penyebab dari sakitnya bunda sekarang"

Renata menatap sendu anaknya, ia tersenyum kecil berpapasan dengan Lian. "nak, udah gausah merasa bersalah. Memang sudah begini jalannya" jawab Renata.

"tapi, mungkin kalo malem itu-"

"udah nak, lagi pula ada yang mau bunda omongin sama kamu" Rony yang semula menunduk jadi terangkat kepalanya menatap Renata.

"Apa bun??" tanya Rony penasaran. Kedua orang tuanya hanya tersenyum.

Flashback On

Kemarin ketika Rony telah selesai menjenguk Renata, kini berganti Salma yang masuk untuk melihatnya.

Salma melihat keadaan Renata, terlihat Renata membuka mata, bundanya itu tersenyum kala melihat Salma yang datang setelah Rony.

"Assalamualaikum Bunda, gimana keadaan bunda?" ucap Salma sembari menyalimi Renata.

"Waalaikumsalam sayang.. Alhamdulillah bunda sudah baik-baik saja ko" Renata melihat kekhawatiran di wajah Salma.

"kamu kesini sama siapa?" tanya Renata.

"Salma sama Amah bun, tapi sekarang Amah lagi ke kantin sama Reny"

Renata hanya tersenyum untuk merespon jawaban Salma.

Kegelisahan menyelimuti hati Salma. Tapi sepertinya ini memang harus ia sampaikan.

"Bunda Salma boleh ngomong sesuatu sama bunda" ucap Salma pelan.

"ngomong apa sayang? ngomong aja bunda ga akan marah"

"Salma.. hmm Salma menyetujui untuk nikah sama Rony" satu kalimat yang membuat mata Renata berbinar.

"kamu serius sayang??" tanya Renata memastikan.

"Salma serius Bunda, ini sudah Salma pikirkan" jawabnya.

"ya ampun bunda seneng banget dengernya" ucap Renata ingin bangun dari tidurnya.

"eh- bunda jangan bangun" kata Salma menghentikan pergerakan Renata.

"sayang, anak bunda yang cantik sini nak.. Bunda seneng banget nak kamu ngomong kaya gini.." tutur Renata sembari membawa Salma kepelukannya.

Salma membalas pelukan Renata, matanya berkaca-kaca. Entah ia harus senang atau sedih mendengar perkataan Renata ini.

"terimakasih ya Salma, kamu memang anak baik, anak cantik.. terimakasih sudah mau menuruti permintaan kita semua" Renata mengusap punggung Salma. Ia pun hanya mengangguk dipelukan Renata.

"Salma minta maaf, mungkin kemaren bikin bunda dan semuanya kecewa, Salma minta maaf" ucap Salma sedikit terisak.

"tidak apa-apa sayang, jangan nangis.. Bunda yang minta maaf sama kamu. Kesannya seperti menuduh kalian yang engga-engga. Tapi sejujurnya kita memang ingin yang terbaik buat kalian nak"

Salma memahami itu. Terlebih memang jarak umur terdekat yang berlawan jenis hanya Rony dan Salma. Tidak heran.

Mereka melepaskan pelukannya. "Bunda jangan berpikiran yang berat-berat dulu ya.. Insyaallah Salma akan menerima semuanya" ucap Salma.

Dijodohin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang