17. Apa ini?

1K 113 6
                                    

DUARRR~

"AAAAK" teriak Salma kala mendengar petir yang menggelegar.

Rony terus menenangkan istrinya, "ssstt, tenang-tenang ada gua" ia mendekap Salma dengan erat.

Hujan yang awalnya gerimis menjadi sangat deras. Hawa dingin yang tercipta karena hembusan angin yang semakin kencang. Salma semakin mengeratkan pelukannya kepada Rony.

"sini masuk tangannya kedalem jaket" ucap Rony.

Salma pun memeluk Rony semakin dalam.

"gue takut Ron.." kata Salma sambil menatap kosong pandangannya.

"hey, apa yang ditakutin? kan ada gue.. its okey Sal tenang sebentar lagi juga reda" jawab Rony yang terus mengusap kepala Salma.

Rony menatap Salma, ia tersenyum kecil memandangi teman kecilnya yang kini sudah berubah menjadi istri. Namun ketakutan Salma pada hujan petir seperti ini ternyata tetap tidak berubah.

Ingat sekali waktu kecil dulu, Rony dan Salma sedang bermain agak jauh dari rumah. Mereka pergi ke komplek sebelah hanya karena mengikuti tukang topeng monyet keliling di daerah rumahnya.

Hingga akhirnya awan menjadi gelap. Dan mereka terjebak hujan persis di ruko yang sudah tutup seperti sekarang.

Salma tak henti-hentinya menangis ketakutan karena banyaknya geluduk serta petir yang menyambar. Namun Rony tetap selalu ada untuk Salma. Menenangkan, menjaga gadis itu sampai mereka dijemput kedua orang tua mereka.

"Sal?" panggil Rony.

"hmm" dehamnya menjawab panggilan Rony.

"lo inget ga? waktu kecil kita pernah kejebak hujan juga kaya gini" tanya Rony membuat wanita itu mendangak menatap Rony.

"hmm, kapan?" tanya Salma berusaha mengingat moment itu.

"itu lho yang kita ngikutin topeng monyet"

Salma mengingat-ingat sampai akhirnya iya sudah menemukan moment itu dikepalanya.

"ohhh iya!! gue inget lagi, manaan kita masih krucil-krucil banget" seru Salma mengingat kejadian itu.

"iyaa parah, masih kelas satu ga si waktu itu?"

"iya Ron, kelas satu deh kayanya, orang gue inget banget pulang-pulang langsung diomelin"

"oh iya? diomelin gimana emang?" tanya Rony.

"ya diomelin gue, main jauh banget mana hujan gede kaya gini, untung gue sama lo katanya Ron, jadi waktu itu Amah agak tenang" jawabnya membuat Rony tersenyum.

"kenapa lo senyum?" tanya Salma melihat Rony tersenyum.

"gue bangga aja ketika Amah selalu bilang beruntung lo di dekat gue" jawabnya.

Salma hanya senyum, ia menenggelamkan wajahnya di leher Rony.

Sshh

"Ron, kalo sekarang kita udah ga dicariin lagi yah walau lagi hujan gede gini?" tanya Salma membuat Rony mengerutkan alisnya.

"kenapa harus di cariin? lo aman sama gue"

"tapi, gue kangen Amah kangen Apah, kangen dirumah jadinya" ucapnya membuat Rony terdiam.

"lo gak bahagia sama gue Sal?" tanya Rony.

"IHH enggak gitu..." ia menatap Rony kesal, "gue cuma rindu aja Ron"

Rony mengeratkan pelukannya. "lo bisa kerumah Amah dan Apah kapanpun lo mau Sal, gue gak pernah ngelarang. Asal lo izin gue pastinya"

"kenapa harus izin?" tanya Salma.

"hmm gini, waktu lo kecil kalo main izinnya sama siapa?"

"sama Amah lah"

"nah sekarang udah berubah, sekarang bukan Amah atau Apah lagi yang jaga lo, gue Sal yang jagain lo. Makanya jangan pernah hilang dari pandangan gue sejengkal pun Sal" ucap Rony membuat Salma terkekeh.

"lebay lo, masa sejengkal doang gak boleh. Nih tau sejengkal gak? sejengkal tuh kaya giniii" tutur Salma sambil menggunakan telapak tangannya dari kelingking Salma di hidung Rony lalu menyatukan ibu jarinya di hidungnya.

"hah! sedeket ini masa iya lo gak liat gue" ucap Salma menjauhkan tangannya, hingga yang tersisa pandangan mata ke mata yang sangat dekat antara Rony dan Salma.

Rony tersenyum, "kurang deket ah" ia menarik pinggang Salma sampai tak sengaja bibirnya bersentuhan dengan bibir Salma.

Salma melotot lalu menjauhan kepalanya. "Rony anjing" batinnya.

Bugh Ia memukul bahu Rony, "modus lo" ucapnya sambil menetralkan detak jantungnya.

Sama seperti yang dialami Salma, namun Rony bersikap sesantai itu menanggapi hal yang telah terjadi barusan.

"enak Sal, lagi ya?" Rony malah keceplosan bilang seperti itu.

"kayanya gue gak mau bilang ini tadi" kata Rony dalam hati.

"orgil, Rony mes-"

"sikat aja dah" batin Rony lagi untuk melanjutkan aksinya.

Ia mencium bibir Salma sambil menahan kepala Salma agar tidak dilepas lagi oleh istrinya.

Jujur Rony sangat tertarik pada bibir itu sejak ciuman tak sengaja yang dilakukan mereka berdua. Dan kali ini persetan dengan gengsinya. Salma adalah istrinya, maka akan sah sah saja berbuat seperti ini.

Ia terus melumat bibir Salma, jalanan yang sepi dan tempat berteduh yang gelap menambah rasa nikmat kedua insan tersebut.

"Ron, udah Ron.." Salma mengambil banyak oksigen setelah berhasil melepas ciuman yang bukan sekedar ciuman. gua ngetik apa sih?

Rony menampilkan giginya, ia mengusap ujung bibir Salma yang basah akibat ulahnya.

"gue suka Sal" kata Rony sambil terus tersenyum.

"lo manis" lanjutnya membuat wajah Salma berubah menjadi merah padam.

"cukup Rony!!! ishhh" sewot Salma karena ia tak tahan dibuat salting oleh suaminya.

"dih dibilang enak malah marah" sahut Rony.

"gue gak marah, gue malu" cicit Salma sambil menunduk.

Rony memegang dagu Salma agar melihat ke arahnya.

"gapapa, sayang.. lo kan istri gue" ucap Rony yang benar-benar membuat Salma ingin pingsan.

"sayang sayang?! gue cuma istri dari perjodohan, kalo lo sukanya sama orang lain gimana?" tanya Salma dengan lantang.

"kalo ternyata kebenarannya, cowok didepan lo ini suka sama lo dari lama gimana?" ucap Rony membuat Salma terbelalak.

"ha g-gimana maksud lo?" tanya Salma gelagapan.

"iya, kalo gue ternyata suka lo sejak kecil gimana Salma Aliyyah?" tanya Rony sekali lagi.

Salma menelan ludah, ia tidak pernah berexpect Rony mengatakan ini. Dan apakah Rony menembaknya?

"bohong! lo kan tukang prank, kemaren aja gue diprank tentang supermarket itu"

"astaga! gue bercanda soal itu. masa soal perasaan gue bohong juga?" sahut Rony menjawab pernyataan Salma.

Salma hanya diam, ia tak mampu berkata apa-apa lagi.

"Salma.." panggil Rony, perempuan itu masih diam.

"Sayang.." panggil Rony lagi.

"HUAAA! AMAHH MAU PULANG!!!!" teriak Salma sambil menangis. Aneh tapi nyata. Salma tidak bisa lagi mengekspresikan dirinya. Salah tingkah, malu, senang, bahagia, terharu karena perasaannya berbalas campur aduk hingga akhirnya ia menumpahkannya dengan air mata.

.

sorry bub lama, abis hajatan. 🫰🏻

Dijodohin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang