25

14.2K 782 34
                                        

Varel menatap Angga dalam diam nya, namun dapat mudah terbaca jika ia terluka, sangat terluka.

Tangan Angga terulur untuk menggapai tangan Varel namun di tolak sang empu dengan kasar.

"Va–

"Shuttt......" desis Varel sambil meletakkan jari telunjuk di mulutnya sendiri dengan mata yang memerah.

"Gue ga mau denger" tambah Varel.

Kemudian Varel menadahkan tangan pada Feby, Feby yang mengerti lantas menyerahkan benda kecil itu.

Setelah menerima apa yang diri nya mau, Varel langsung melemparkan nya pada Angga.

Benda itu terjatuh di lantai dan dengan segera Angga mengambil nya lalu mematung ditempat, mendongak menatap tak percaya Varel.

"Gue kasih pilihan. Kalo lo mau anak lo lahir, ceraiin gue. Kalo lo ga mau cerai, anak lo gue gugurin" ujar Varel tanpa rasa belas kasih nya juga tanpa emosi dan ekspresi.

Angga seketika menatap Varel, dia tidak setuju dengan pilihan yang diberikan oleh Varel.

"Lo ga mau milih? Kalo gitu jangan temuin gue lagi" putus Varel lalu pergi dari sana meninggalkan Angga yang membatu di tempat.

Feby terkekeh sinis, "puas lo? Hah?! Puas bikin Varel kecewa?!" ucap nya pada Angga.

"Lo tolol tau ga?! Lo manusia paling bego sedunia!!" bentak Feby sambil menoyor kepala Angga dengan kuat.

"Dan lo! Cewek murahan, dasar ga tau diri! Ga laku lo? Sampe laki orang lo ambil?!" tunjuk Feby pada Arin.

"Apa aku salah meluruskan yang sudah bengkok?" ucap nya dengan wajah tanpa dosa.

"Kenapa ga mati cepet lo anjing! Liat aja pembalasan gue!" ancam Feby sebelum pergi dari sana.

__________

Di mobil.

Melihat Varel yang terisak tanpa suara membuat Feby bertekad untuk menjauhkan Angga dari Varel, dia tidak akan membiarkan Angga menemui Varel, lihat saja nanti!.

"Udah, Rel. Cowok kayak gitu ga cocok lo tangisin" ucap Feby sembari merangkul pundak Varel berusaha menenangkan nya.

"Tapi mau gimana lagi, Feb. Begitu-begitu dia suami gue, bapak nya anak gue" isak Varel sambil menghapus air mata nya.

Drttt

Drttt

Angga is calling....

Varel mendengus ketika melihat siapa yang menelepon nya.

Dengan spontan dia langsung memblokir nomor Angga.

Tiba-tiba saja sebuah pikiran lewat di otak Varel, jika saja waktu itu dia juga memilih kabur dari acara pernikahan nya dengan Fela dan tidak sembarangan menarik orang ke altar, mungkin kini Varel sedang bersantai ria di rumah nya dengan ditemani cemilan-cemilan buatan papa nya.

Varel menggelengkan kepalanya cepat, tak ada gunanya dia berandai-andai, nasi sudah menjadi bubur. Dia harus menelan pil pahit dari keputusan nya waktu itu, ingin tak ingin dia harus menerima nya dengan lapang dada.

Sudahlah barang sudah terjadi buat apa disesali.

Dielusnya pelan perut rata nya sambil memandang ke depan dengan tatapan kosong.

Maaf* batin nya.

Tok

Tok

Tok

Keduanya tersentak saat mendengar sebuah suara ketukan yang berasal dari kaca jendela mobil tepat disebelah kiri Varel.

"Varel!" panggil orang itu sembari mengetuk-ngetuk kaca mobil dengan cepat.

Hanggara Zryi Saputra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang