30

12.3K 749 9
                                    

Angga menatap tajam Gea yang berdiri ketakutan dibelakang Bella.

Karena kejadian itu Varel langsung dibawa ke ruang operasi, bayi nya harus segera dilahirkan meski belum waktunya.

"Suami pasien silahkan masuk" ucap suster.

"Operasi akan segera di mulai" tambah nya sambil menggiring Angga masuk kedalam ruang operasi.

___________

Di ruang operasi.

Angga dapat melihat dengan jelas kondisi Varel sekarang, meringis kesakitan saat perutnya mengalami kontraksi.

"Akhhh" ringis Varel dengan keringat dingin sebesar biji jagung, dengan telaten Angga mengusap keringat Varel.

Angga tak tega melihat Varel yang meringis sakit, mati-matian dia menahan air mata nya agar tidak jatuh.

Obat bius sudah disuntikkan oleh dokter, ringisan-ringisan Varel berangsur-angsur menghilang membuat dokter dan perawat segera melakukan operasi.

Varel melirik Angga yang menenggelamkan wajah di lipatan tangan.

"Angga?" panggil Varel membuat sang empu mengangkat wajah nya dan menatap Varel yang memanggil nya.

Seketika Varel tertawa kecil saat melihat Angga meneteskan air mata.

"Apa?" tanya Angga.

"Kenapa nangis?"

"Gue ga tega liat lo nahan sakit kayak tadi" ucap Angga diselingi dengan isakkan.

"Sekarang udah enggak, jadi ga usah nangis lagi" Varel tersenyum sambil mengelus rahang Angga.

Angga meraih tangan Varel yang mengelus rahang nya lalu mengecup nya.

"Cengeng" cibir Varel membuat Angga mengerucutkan bibir nya.

Mereka larut dalam obrolan tanpa sadar waktu terus berjalan dan tak lama terdengar suara tangisan bayi dengan keras memenuhi ruangan.

"Oeek!!.. oekk"

Angga terdiam saat mendengar suara tangisan anak nya yang pertama, otak nya ngeleg sebentar karena dokter menyuruh Angga untuk menggendong anak pertama mereka.

"Selamat, anak pertama kalian berjenis kelamin perempuan" ucap dokter lalu melanjutkan operasi yang masih setengah jalan itu.

Angga bahagia? Ya iya lah, kocak! Bapak mana yang ga bahagia liat anak nya lahir sehat plus sempurna! Kalo ada pun butuh diperiksa ke dokter jiwa.

Belum cukup dengan si sulung, kini terdengar suara tangisan kedua dari si bungsu. Angga, Varel, Dokter, Suster bahkan keluarga yang menunggu diluar langsung mengucapkan syukur kepada Tuhan.

"Selamat atas kelahiran anak kedua kalian yang berjenis kelamin laki-laki, saya turut berbahagia"

Saat mendengar hal tersebut Angga menangis sejadi-jadinya sambil memeluk Varel dengan tangan kiri nya sedangkan tangan kanan nya masih menggendong anak perempuan nya.

"Makasih, makasih banyak!" bisik nya sambil mengecupi pipi serta kening Varel.

Varel yang tak kuasa melihat Angga menangis bahagia kini juga ikut menangis, suster menyerahkan anak kedua mereka pada Varel dan disambut oleh nya dengan mata yang basah.

__________

"Aaaa cucu mama!!! Pipi nya gembul!" gemas Yuni sambil menciumi pipi si kembar yang berada di dalam boxs bayi.

"Ihh adek nya merem!!" pekik Gea antusias membuat si kembar merasa terusik dan hampir menangis jika saja tidak di tepuk-tepuk paha nya.

Bella menegur anak nya yang berisik, sedangkan sang pelaku hanya menunjukkan cengiran nya.

Hanggara Zryi Saputra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang