26

14.2K 785 13
                                        

Varel mengintip dibalik jendela kamar Feby, dia memandang seorang pemuda yang berteduh di teras rumah Riko, mengusap-usap tangan untuk meredakan rasa dingin yang menusuk tulang.

Ada rasa iba yang dirinya rasakan, namun setelah mengingat kejadian hari ini membuat Varel mengenyahkan perasaan itu.

Biarlah dia memberi pelajaran pada pemuda itu. Dia sedang tidak mood untuk menemui nya, jangankan bicara bertatapan mata saja dia malas.

"Ngapain?" tanya Feby pada Varel membuat sang empu menoleh dengan spontan.

"Belum tidur lo?" tanya Feby lagi.

"Belum" jawab Varel.

"Udahlah ga usah diliatin" dengus Feby saat melihat Varel kembali mengintip Angga dari jendela.

"Siapa yang ngeliatin" elak Varel.

"Halah ga usah ngelak!"

"Enggak kok! Orang gue lagi bersih-bersih debu. Tuh tuh! Ishh lo jadi orang males banget sampe debu di jendela tebel banget!" ucap Varel pura-pura membersihkan kaca jendela.

"Halah! Halah! HALAH!"

Varel cemberut sedangkan Feby menatap nya dengan kesal.

________

Angga semakin memeluk dirinya sendiri dengan erat saat hembusan angin hujan menerpa nya.

Memandang hujan dengan tatapan mata yang sendu, saat memandang hujan dia jadi teringat saat pertama kali dia bersitatap dengan Varel.

Waktu itu di tengah hari yang panas.

"Duh cakep juga gue kan, tapi cakep-cakep gini masih jomblo aja?" ucap nya narsis sambil mengusap rambutnya kebelakang.

Tanpa disadari Angga penghuni di dalam mobil melirik nya julid.

"Siapa nih cowok? Sok kecakepan banget!" bantin nya. Lalu iseng menurunkan kaca jendela mobil, membuat Angga terdiam kikuk sekaligus malu.

"Lu jelek, ntar kaca mobil gue pecah!" sungut yang punya mobil.

Tanpa sadar Angga tersenyum lebar ketika ingat momen itu. Namun senyum itu tak berlangsung lama saat dia teringat masalah siang tadi, Varel nya kini sedang marah.

Dia harus apa?

Menjelaskan semuanya pada Varel? Apa Varel mau mendengarkan penjelasan nya? Dia takut kehilangan Varel, dia juga takut kehilangan calon anak nya, dia tak bisa memilih diantara keduanya. Mereka berdua sama-sama berharga dihidup nya.

Ingin rasanya Angga membenturkan kepalanya di tiang saking bodohnya dia yang mau-mau nya menuruti keinginan Deren.

Tiga hari lagi acara pernikahan nya dengan Arin, dia berencana kabur! Dia tidak ingin menikah dengan Arin! Dia hanya ingin menua bersama Varel, memiliki anak yang cantik dan tampan, kemudian melihat anaknya tumbuh besar lalu melihat anak nya menikah dan mempunyai cucu. Itu yang hanya Angga inginkan. Tidak ada yang lain, hanya itu.

"Rel, gue kangen lo. Gue mau minta maaf" gumam nya dengan penuh penyesalan.

"Gue mau lo denger semua penjelasan gue"

Angga melangkah menjauh dari teras hingga tubuhnya basah kuyup oleh air hujan. Kemudian dia berhenti di tengah-tengah halaman rumah Riko yang luas, lalu menatap jendela yang terbuka sedikit gorden nya.

Seketika bibirnya menyunggingkan senyum tipis, dia tau itu Varel.

Berdiri disana cukup lama sembari memandang Varel yang menatap nya dari balik jendela.

Hanggara Zryi Saputra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang