"Angga...hiks"
"Bangun! Jangan tinggalin gue!"
"Bangun! Lo ga mau liat anak lo lahir?!"
"Angga anak mama! Bangun sayang"
"Abang!! Hiks.."
"ANGGA!! DOKTER BAJINGAN! SIALAN!"
"Buset, Ngga! Lu jangan pergi! Nanti gue kangen lo gimana hiks!"
Sayup-sayup Angga mendengar teriakkan serta tangisan dari orang-orang yang dia sangat kenal.
Tak tahan mendengar suara sayup-sayup itu, nafas Angga tercekat. Bahkan menarik nafas pun sulit seakan-akan bumi tidak menghasilkan oksigen.
Tiba-tiba pandangan nya gelap, dia tidak ingat apa-apa hanya kegelapan.
Tiiiittttttttttt
Suara EKG berdenging di ruangan yang menandakan pasien tidak lagi bernafas.
"ANGGA!!...." pekik Varel dengan nafas terengah-engah nya, mata nya berkeliaran melirik sekitar hingga tatapan nya terhenti pada Angga yang masih terbaring koma diatas ranjang rumah sakit.
Tap
Tap
Tap
"Kenapa, Varel?!" panik Gavin saat mendengar suara teriakkan anak nya.
"Pahh! Hiks" isak Varel sambil masuk kedalam pelukan Gavin.
"Kenapa? Hm? Mimpi buruk ya?" tanya Gavin sambil mengelus punggung Varel.
"Hiks, Varel mimpi Angga pergi ninggalin Varel, pah" adu nya sambil menangis dipelukan sang ayah.
"Kamu kangen banget ya? Sampe mimpi begitu. Angga ga papa dia masih sama kita" ucap Gavin menenangkan Varel.
Berangsur-angsur tangisan Varel berhenti, lalu melepaskan pelukannya dan berjalan mendekati Angga tak lupa mengelus perutnya yang besar dengan lembut.
"Pian" panggil Varel dan dibalas oleh empunya.
"Iya kak?" tanya remaja laki-laki itu sambil mendekati kakak ipar nya.
"Tolong ambilin sofa yang kecil dong"
Dengan segera Pian mengambilkan sofa yang berbahan empuk dengan tinggi 35 cm.
"Nih kak"
"Makasih ya"
Dengan perlahan Varel menapakkan kaki di atas permukaan sofa, anggota keluarga yang melihat itu sontak terkejut dan panik. Gavin ingin memegangi Varel namun kalah cepat dengan Deren yang dengan secepat kilat memegang pinggang Varel.
Dengan berpegangan pada Deren, Varel berhasil berdiri di atas sofa lalu memposisikan dirinya tepat di sisi kiri Angga dengan perut yang langsung mengarah pada Angga.
"Say hi sama Daddy" ucap Varel sambil mengelus permukaan perutnya.
Seakan mengerti apa yang diucapkan oleh Varel, kedua anaknya bergerak aktif dan tanpa sengaja salah satu dari mereka menendang dan tepat mengenai pipi Angga.
Varel terkekeh kecil melihat itu, tak lama kemudian tendangan lagi yang dilakukan mereka mengenai pipi Angga, terus seperti itu seakan-akan mereka ingin Angga cepat bangun dari tidur panjangnya.
Semua nya fokus melihat momen itu, tanpa sadar jika jari tangan Angga bergerak pelan.
Lalu tak lama kelopak mata yang sudah berbulan-bulan tertutup kini dengan perlahan terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanggara Zryi Saputra [End]
HumorMimpi apa Angga semalam tiba-tiba di seret oleh pemuda ke altar pernikahan?? Sebenarnya dia sedang menghadiri acara pernikahan teman perempuan nya yakni Fela. tapi, Fela sebagai mempelai perempuan tidak hadir di acara besar itu, membuat para orang t...