skipping class

596 72 34
                                    

almost 4k words

enjoy.


huang renjun menarik napas dalam-dalam sebelum menggeser pintu ruang musik dan melangkah masuk. dagunya terangkat tinggi. ia tahu pandangan seluruh kelas tertuju padanya. tak terkecuali pandangan mantan sahabat dan mantan pacarnya.

"renjun..." dia mendengar jaemin memanggil namanya, tapi harga diri membuatnya berhasil mengacuhkan suara pemuda itu. "terlihat menawan seperti biasa, ya?"

mendengar pujian jaemin, renjun pun tak bisa mencegah dirinya untuk berpaling ke arah si pria berambut hitam. di sampingnya duduk lia, wanita yang mengaku-ngaku sebagai sahabat masa kecilnya yang kenyataannya hanya berteman dengannya sejak smp.

gadis itu tak berani membalas pandangan tajam renjun. lain dengan jaemin yang kedua matanya berkilau nakal, seakan-akan menantang renjun untuk meledak marah seperti hari rabu kemarin.

"aku suka rambut barumu..." jaemin menepuk-nepuk rambut renjun yang sudah berganti warna menjadi ungu.

ia tahu jaemin berbohong. pria itu tak suka warna rambutnya diwarnai mencolok seperti itu, ya, meski ungu yang digunakan renjun tidak terang. malah sebenarnya si na itu yang membuat renjun mempertahankan warna rambut aslinya ketika si manis ingin ikut mewarnai rambutnya seperti temannya yang lain.

renjun mengambil kursi sejauh mungkin dari pria itu dan fangirlsnya. dulu pelajaran musik adalah favoritnya, karena ia selalu senang ketika mengiringi jaemin yang bermain saxophone dengan piano.

tapi sekarang... ia menatap dongkol ke arah jaemin yang mencium pipi lia namun matanya terang-terangan melihat ke arahnya.

dasar tukang pamer!

pandangan membunuh renjun yang tertuju pada jaemin terhenti ketika sebuah majalah tiba-tiba tersodor di hadapannya. renjun mendongak untuk melihat seorang gadis kalem berambut cokelat dengan mata abu-abu tersenyum ke arahnya. renjun tahu gadis ini. mereka selalu sekelas sejak kelas sembilan. tapi renjun tidak ingat siapa namanya.

"maukah kau menandatangani ini?"

"oh tentu saja!" renjun mengambil bolpoin yang juga disodorkan gadis itu. "untuk... eum..."

gadis itu tertawa kecil melihat wajah bingung renjun. "untuk ningning." dia menjabat tangan renjun ketika si model selesai menandatangani majalahnya.

"aku tahu kau tak begitu mengenal sekelilingmu, terima kasih pada seseorang." ningning mengerling ke arah meja jaemin.

seketika renjun pun merasa lega. ia bersyukur masih ada murid baik seperti ini di sekolah. ia pikir semua populasi di sini sudah menyerah pada pesonanya jaemin. ia meremas tangan ningning. "aku huang renjun."

"ya, semua orang mengenalmu." dia mengangkat majalah yang tadi ditandatangani renjun, membuat si pemuda tan seolah-olah menatap cerminan dirinya pada cover depan majalah tersebut.

"kau betul-betul hebat, renjun. setelah kejadian di kantin semua orang berpikir kau sudah kabur ke luar negeri. namun ternyata kau melakukan ini." dia mengangguk pada majalah di tangannya.

"kau betul-betul menginspirasi banyak orang. kejatuhan, kau jadikan kekuatan. aku salut padamu." kata gadis itu tulus.

mata renjun berkaca-kaca mendengar pujian ningning. dari pagi sampai sekarang, pujian gadis itulah yang paling tulus. renjun pun tak bisa menahan dirinya untuk berdiri dan memeluk ningning. gadis itu tak siap dipeluk renjun, namun setelah beberapa saat ia juga meletakkan tangannya di punggung si pemuda mungil itu.

"woooh, jadi ternyata selama ini kau sudah memiliki cadangan, ya? tak heran kau putus sama jaemin dengan cara sensasional begitu," lia berkomentar dengan suara keras, memancing sorakan dari grupnya.

lawless; kyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang