back to school

499 68 30
                                    

perjalanan pulang mereka diwarnai kebisuan. junkyu menyetir dalam diam, sementara jihoon mengawasi pemandangan di luar dengan wajah muram. karena tak dihiasi dengan protes-protes jihoon seperti saat mereka pergi tadi, perjalanan pulang itu terasa lebih lama.

lima belas menit kemudian, junkyu akhirnya mengendarai mobilnya memasuki halaman parkir sekolah. terkadang ia heran dengan sistem keamanan sekolah ini.

sekolah itu terlalu ceroboh mengingat banyaknya putra-putri orang penting yang belajar di situ. setiap mobil yang keluar masuk tak pernah diperiksa. jika ada sekelompok teroris yang berkendara melewati gerbang itu pun seisi sekolah pasti tak akan ada yang tahu.

jihoon turun dari mobil setelah mengucapkan terima kasih pada junkyu dengan suara lirih. kemudian sebelum pria itu bisa berkata apa-apa, ia sudah menyeberangi lapangan parkir menuju gedung sma.

"hey, park!"

jihoon berhenti ketika mendengar namanya dipanggil. ia melihat junkyu berlari menghampirinya. "ya?"

"ini." junkyu menyodorkannya sekotak chocolate kiss, membuat kedua mata jihoon melebar. chocolate kiss adalah salah satu dessert favorit jihoon. "ini ambil."

"eh? kenapa.. k-kapan kau...?"

sebenarnya junkyu membeli chocolate kiss itu di 7/11 tadi untuk dirinya sendiri. namun melihat sikap dingin jihoon serta mengingat kecintaan pemuda itu pada makanan, ia memutuskan untuk memberikan saja cokelat itu untuknya. dengan harapan sikap pemuda itu akan melunak.

"mau tidak?"

"tidak. sungguh tak usah repot-repot."

junkyu seharusnya tahu pemuda ini juga bisa menjadi sama keras kepalanya seperti dirinya.

"aku tak menerima penolakan." ia meraih tangan jihoon dan menaruh kotak cokelat itu di tangannya, kemudian sebelum jihoon bisa mengembalikannya junkyu sudah mendorong pemuda itu masuk ke gedung sma. "kelas apa kau sekarang?"

jihoon tak punya pilihan lain kecuali menyerah pada pria itu. lagi pula apa yang junkyu inginkan, junkyu dapatkan bukan?

"filosofi negara."

"aku sejarah. kelas kita sebelahan. ayo."

jihoon tak bergeming dari tempatnya. "a-aku mau ambil buku dulu di loker."

"benar juga. bukuku juga masih di loker. ayo," ajak junkyu lagi.

jihoon benar-benar tak mengerti dengan perubahan sikap junkyu yang tiba-tiba ini. baru minggu kemarin mereka seperti tak mengenal satu sama lain. dan sekarang, dia sudah menyeret jihoon menuju lokernya seakan-akan mereka kawan lama.

begitu loker sampai di area loker, jantung jihoon seolah-olah berhenti ketika ia melihat orang yang paling tak ingin ditemuinya saat itu sedang berdiri dan bersandar dengan santai di lokernya junkyu.

jaemin.

pria itu tak pernah membawa kabar baik apapun. kehadirannya selalu membuat bencana. tak terkecuali sekarang. karena itulah jihoon langsung memasang segala perisai mental yang dimilikinya.

"dari mana saja kau?" tanyanya pada junkyu.

"aku menelepon tapi kau tak angkat-angkat." ia mengerutkan hidungnya ketika melihat pemuda yang berdiri di sebelah junkyu. "apa yang dilakukan orang ini di sini?"

aku juga punya nama! teriak jihoon dalam hati.

"seven eleven. minggirlah, aku mau ambil buku." jaemin minggir dan bersandar pada loker 235. "bagaimana kisah cintamu?"

lawless; kyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang