don't make a promise

580 77 27
                                    

di sini junkyu, jaem, ryu temenan deket (sifat mereka beda-beda) tapi ga yang selalu bareng tiap saat. sistem sekolahnya aku buat ada kelas wajib sama pilihan, jadi mereka bisa milih pelajaran yang mereka mau. kalo ada waktu, mereka bakal ngumpul bareng, misal jam istirahat gitu

yh monmaav harus baca cuap-cuap dlu..

selamat membaca ~






"... jadi mengingat bahwa kau sama sekali tidak bisa dipercaya untuk menjaga dirimu sendiri, aku dan donghyuk memutuskan untuk menyewa seseorang untuk tinggal disini. jangan khawatir, dia bukan seorang yang murahan atau genit seperti mereka mereka yang selalu kau bawa ke sini. ia wanita baik, dan kami akan memberinya uang dengan jumlah yang pantas. kalau kau mau melihat tampangnya, aku punya dokumennya di sini," gadis cantik itu menyelesaikan ceramahnya, kemudian meletakkan dokumen yang dimaksudnya di atas meja kopi di ruangan adiknya itu.

menyadari bahwa si adik sama sekali tidak mendengarkannya, ia menghela napas kemudian dengan nada yang lebih keras memanggil nama adiknya, "kim junkyu, apa kau mendengarkanku?"

"hn." jawab junkyu singkat.

pemuda pemilik dimple itu hanya setengah mendengarkan kakaknya. konsentrasinya sepenuhnya berada pada pokemon platinum yang sedang ia mainkan di xbox-nya. meskipun sesekali ia akan mem- pause game itu untuk meneguk smirnoff di sampingnya.

arin menghela napas sekali lagi. jika saja adiknya memperhatikannya seperti ia memperhatikan pokemon, entah-apa-itu, dunia pasti akan menjadi tempat yang lebih baik.

"kalau begitu apa yang barusan kukatakan?"

"tentang kau dan donghyuk yang harus pergi ke luar negeri untuk pekerjaan ..." jawabnya sambil lalu, kemudian mencomot tiga batang pocky dari mangkok di antara botol-botol smirnoff.

"kau benar-benar tidak mendengarkan." arin menyerah dan menjatuhkan dirinya ke atas sofa empuk yang berwarna maroon di belakangnya.

kakak beradik itu sedang berada di ruangan yang junkyu sebut sebagai game room, karena di sanalah junkyu menghabiskan waktunya untuk bermain game.

karena donghyuk sudah pergi duluan ke roma pagi itu, si tengahlah yang mendapat tugas memberitahu adik mereka tentang sitter barunya. ketika arin datang sore itu, ia senang arin pelayan mengatakan adiknya berada di rumah, dan tidak kabur entah kemana bersama teman-temannya.

namun ekspresi senang di wajah arin langsung berubah menjadi jengkel begitu melihat adiknya sedang main xbox, dan masih mengenakan seragam sekolahnya. begitu adiknya sedang main dengan benda itu, pemuda itu rasanya berada di dunia lain dan sulit diajak bicara.

di sinilah dia sekarang, dengan lengan menutupi matanya, menyerah setelah tiga kali mencoba memberitahu adiknya tentang seorang pengawas yang disewa oleh dia dan donghyuk yang akan tinggal di rumah itu selama mereka pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis.

mereka berdua sempat khawatir dengan adiknya yang akan bebas sebebas-bebasnya begitu mereka pergi. tapi ketika junhoe, sahabat donghyuk, mengatakan bahwa ia punya kenalan yang punya usaha menyalurkan baby-sitter, donghyuk dan arin pun tertarik.

adik mereka memang bukan baby lagi, tapi karena kenalannya junhoe itu bilang mereka juga punya orang untuk mengawasi anak remaja, kim bersaudara itu pun langsung menyewa jasa mereka.

tapi ... arin melihat kembali ke arah adiknya yang masih serius dengan pokemon-nya, kalau anak itu tidak mau mendengarkan kakaknya, bagaimana ia mau mendengar orang lain?

pikiran arin kemudian buyar ketika terdengar ketukan dari luar game room itu, dan masuklah seorang pelayan muda dengan telepon di tangannya.

"maafkan saya, nona arin, tuan muda junkyu," ia membungkuk hormat pada kedua orang di ruangan itu, "seseorang ingin bicara dengan tuan muda junkyu di telepon."

lawless; kyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang