cafetaria disaster

519 75 23
                                    

begitu keluar dari lab kimia, jeno mengomeli jihoon karena tidak membangunkannya dan mengerjakan semua eksperimen mereka sendirian.

jihoon meminta maaf dan berkata bahwa jeno kelihatannya pulas sekali dan ia merasa tidak enak untuk membangunkannya. pria itu memperingatkan jihoon agar jangan segan-segan untuk membangunkannya di kelas selanjutnya sebelum mereka berpisah.

kelas jihoon yang selanjutnya adalah olahraga. jihoon benci olahraga karena di pelajaran inilah sikap teman-temannya akan jauh lebih buruk dibanding di dalam kelas. tapi sayangnya olahraga adalah pelajaran wajib, jadi dia tidak bisa menghindarinya.

jihoon menyelinap masuk ke ruang ganti agar yang lain tidak menyadari keberadaannya. karena jihoon tahu, jihoon biasanya akan diganggu, jihoon selalu menggunakan celana training panjang dan meninggalkan celana olahraganya yang hanya sebatas lutut.

ia tak mau kakinya lecet, bukan apa tapi ia hanya mengantisipasi agar tak repot membersihkan luka di klinik dan merasakan perih alkohol.

"park, ke mana celana olahragamu? jangan bilang kalau ketinggalan lagi!" mino, guru olahraga mereka bertanya pada jihoon.

jihoon terdiam, bingung harus memberi alasan apa lagi pada mino. dia sudah mengatakan ratusan alasan, dari kehilangan, ketumpahan air, ketumpahan makanan, sampai ketinggalan. tapi yang paling sering digunakannya adalah ketinggalan.

"mungkin dia punya kanker kulit, ssaem!" celetuk jaemin dari jauh, membuat semua orang disekitarnya tertawa.

"atau mungkin kakinya akan mengeluarkan glitter kalau terkena sinar matahari!" tambah seorang temannya yang lain.

"tidak, tidak. mungkin kakinya akan bernanah kena sinar matahari!" wajah jihoon memerah mendengar tawa teman-temannya yang makin keras.

inilah hal yang dibencinya dari mereka. apapun yang jaemin katakan, mereka akan mengikutinya. apapun yang jaemin lakukan, mereka juga akan mengikutinya. mungkin kalau jaemin loncat dari atap gedung mereka juga akan mengikutinya.

mino hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat jihoon. "kau akan berlari tiga putaran lebih daripada yang lain sebagai hukuman." jihoon memucat mendengar itu.

tiga putaran?

jihoon menelan ludah. untunglah habis olahraga, jihoon bisa recharge. tapi tetap saja, biasanya mr. mino tidak sejahat ini padanya. dengan berat hati jihoon akhirnya mengambil posisi ancang-ancang di trek lari dan memulai putaran pertamanya.

sepanjang putaran, jaemin dan teman-temannya dengan sengaja menginjak kaki jihoon agar dia terjatuh. bahkan berkali-kali jaemin tidak segan-segan mendorong jihoon hingga ia terjerembab.

begitu pelajaran olahraga selesai, jihoon terseok-seok menuju klinik sekolah untuk meminta antiseptik buat lukanya. meskipun ia memakai celana panjang, jatuh di trek lari yang keras itu tetap menimbulkan goresan yang parah di lututnya. apalagi jika ia nekat menggunakan celana olahraga dari sekolah yang tak melindungi kakinya secara menyeluruh?

"permisi ... saya mau meminjam antiseptik ..." jihoon membuka pintu ruang klinik dan menemukan ruangan itu kosong.

ms. koko, suster yang bertugas di ruang klinik tidak ada di mejanya. pemuda itu pun masuk ke klinik dan memutuskan untuk duduk disalah satu tempat tidur sambil menunggu ms. koko.

kedua matanya terbelalak ketika dia membuka tirai yang menutupi tempat tidur dan menemukan tempat tidur tersebut telah diisi oleh seseorang. dua orang lebih tepatnya. dua orang yang sedang bermesraan.

na jaemin yang masih menggunakan kaos olahraganya, berbaring di kasur klinik dan di atasnya si anak baru bernama lia melumat bibirnya dalam ciuman yang mesra.

lawless; kyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang