realization

628 80 38
                                    

3500 word, pelan-pelan aja bacanya :D






kafe itu terletak di itaewon street, sekitar 15 menit jika harus berjalan dari itaewon station. itaewon terkenal dengan suasana pesta dan hiburan malam yang hidup. maka tak aneh jika gang-gang dalam kawasan ini dipenuhi restoran, kafe, bar dan club malam.

para pengunjung dapat memilih tempat makan dan minum seperti apa yang ingin mereka kunjungi, kedai minum murah atau restoran dengan menu berharga fantastis.

tidak hanya makanan dan minuman yang beragam, tema dan konsep tempat pun berbeda-beda. namun, itaewon di siang hari tidak semeriah seperti di malam hari - sebagai tempat masih tutup, khusus club, bar dan kafe yang menjual minuman beralkohol - membuat junkyu sedikit bingung ke mana pemuda manis ini akan membawanya, karena ia sendiri tak pernah berkeliaran di kawasan ini ketika matahari masih menunjukan wujudnya.

junkyu biarkan pemuda dengan warna rambut perak itu menuntunnya. tidak benar-benar menuntun secara harfiah.

junkyu mengikuti jihoon masuk ke dalam sebuah kafe yang mempunyai papan nama bertuliskan 7 cafe di atas pintu masuknya itu. begitu sampai di dalam, mereka berdua bergegas menuju konter untuk antri, dan junkyu mengambil kesempatan itu untuk melihat sekelilingnya.

hanya satu kata untuk mendeskripsikan bagian dalam kafe itu... klasik. persis seperti pemuda yang berdiri di sampingnya ini, klasik. segala sesuatu yang dipancarkan pemuda itu terkesan klasik.

caranya berjalan dengan pinggang ramping dan bokong yang melenggak-lenggok, caranya berbicara, caranya berhenti untuk melihat apa junkyu masih mengikutinya, dan cara wajahnya yang selalu memerah setiap saat.

yep, pemuda ini sangat klasik. dan tak perlu disebut lagi... mudah ditebak.

mereka tidak berkata apapun sepanjang perjalanan mereka ke 7 cafe ini. dan junkyu bisa mengatakan pemuda itu sama sekali tidak nyaman dengan keheningan di antara mereka.

junkyu sengaja tidak mengatakan apapun. jihoon yang mengajaknya ke sini. ia tidak tahu apa motifnya. namun ia ingin melihat sejauh mana usaha park ini untuk mencairkan kecanggungan di antara mereka.

giliran mereka tiba. sementara jihoon menelusuri daftar menu di atas konter, junkyu memperhatikan si gadis penjaga konter sedang menatapnya dengan genit.

"eum... kau mau apa junkyu-ssi?" tanya jihoon.

"hmm..." junkyu berpikir sejenak sebelum menjawab, "double choco. "

"ah... mmm... aku minta triple vanilla."

junkyu melirik pemuda yang lebih pendek di sebelahnya itu. triple ? apa dia kelaparan?

"apa kalian ingin menggunakan cone manis, tawar, atau menggunakan cup?" tanya gadis itu dengan suara semanis madu, matanya sepenuhnya tertuju pada junkyu.

"cone manis," jawab junkyu, kemudian beralih pada jihoon. "kau?"

"cup saja."

"baiklah, double choco dan triple vanilla." gadis itu menyodorkan es krim mereka masing-masing, dan mengedipkan matanya pada junkyu ketika menyodorkan es krim pria itu.

junkyu dengan sopan mengedikkan kepalanya ke arah jihoon, membuat si gadis konter menangkap pesan yang salah.

biarkan mereka berpikir sesukanya, pikir junkyu dalam hati.

"semuanya tujuh ribu won." gerutu si gadis konter, keramahan tiba-tiba hilang dari suaranya.

jihoon yang sama sekali tak menyadari interaksi di antara kedua orang itu merogoh-rogoh saku celananya untuk mencari lembaran sepuluh ribu won. namun sebelum ia bisa mengeluarkan uangnya, junkyu sudah menyodorkan lembaran pada si gadis konter.

lawless; kyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang