Usahakan untuk menjaga kedamaian batinmu. Jangan biarkan emosi terganggu oleh rangsangan dari luar, seperti kapten bebek kuning yang tenang mengambang di atas air yang keruh.
Kata-kata itu terus bergema di benak Taehyung, seperti mantra yang tak henti menuntut dirinya. Namun, semua berubah saat Jungkook tanpa izin melibatkan dirinya ke dalam dunia Taehyung.
"Bangun."
"Bangun."
"Waktunya bangun, pemalas!"
Taehyung terkejut ketika Yoongi tiba-tiba menarik bantalnya dengan kasar. "Selamat pagi," ujar Taehyung dengan suara serak sambil berusaha merapikan rambutnya yang berantakan.
"Asisten macam apa yang bangun lebih lambat dari bosnya?" sindir Yoongi tajam, menyesap kopi di tangannya. Yoongi berdiri dengan tangan di pinggang, memandang Taehyung yang tampak kebingungan. Masih setengah sadar, Taehyung bahkan menampar wajahnya sendiri beberapa kali untuk benar-benar terjaga.
Dia mengucek matanya dan melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul enam pagi. "Tapi ini masih terlalu pagi," protesnya sambil menatap Yoongi, yang jelas-jelas tidak peduli.
Yoongi berdecak. "Kita mulai bekerja begitu aku bangun. Cepat bersiap!" Nada suaranya tidak memberi ruang untuk kompromi.
"Baiklah, maaf." Taehyung segera bangkit dari sofa, melipat selimutnya, sambil kembali memikirkan mimpinya yang terganggu karena Yoongi.
Dalam mimpi itu, Taehyung melihat Jungkook. Meskipun Jungkook hanya tersenyum tanpa sepatah kata, Taehyung merasakan cinta yang sangat nyata. Dia sangat merindukan Jungkook, yang semakin sulit ditemui akhir-akhir ini.
Jungkook kini lebih sering menginap di hotel dekat lokasi syuting, menyewa akomodasi untuk menghemat waktu, mengingat jadwalnya yang kian padat. Ketika dia pulang, sering kali Taehyung sedang tidak ada di rumah. Pada saat seperti itu, biasanya Taehyung sedang tidur di studio milik Yoongi, bos yang terkenal sangat menuntut ketepatan waktu.
Keduanya begitu sibuk hingga pertemuan mereka menjadi sesuatu yang langka.
•••
"Kak Yoongi memang sangat disiplin."
Taehyung mengangguk setuju mendengar pernyataan Ren, asisten Yoongi yang lebih senior. Taehyung ingat bagaimana Ren menertawakan Yoongi saat pertama kali Taehyung memanggil Yoongi dengan sebutan ‘Pak’. Dari situ, Taehyung menyadari kedekatan antara Ren dan Yoongi.
Ren juga mengatakan bahwa Yoongi lebih suka dipanggil ‘Kak’, karena ‘Pak’ terdengar terlalu formal dan tua. Hari itu, Taehyung meminta maaf berulang kali kepada Yoongi, khawatir kesalahan itu akan mengancam posisinya sebagai asisten baru.
"Kalau sudah terbiasa, semuanya jadi lebih mudah," kata Taehyung yang sibuk menyeimbangkan kotak besar di tangannya.
Ren mengernyit, memutar tubuhnya sedikit untuk menatap Taehyung. "Terbiasa dengan apa?"
"Melayani sang raja."
"Raja?" Ren tampak berpikir sejenak, lalu mengedikkan bahunya, tak terlalu memedulikan.
"Hei, aku bisa mendengar kalian dari atas sini."
Taehyung refleks mendongak, menyadari bahwa Yoongi mendengarkan percakapannya dengan Ren. Pria itu tampak sedang menikmati sinar matahari pagi di rooftop dengan sekaleng minuman rasa cokelat, memandang ke arah Taehyung dan Ren yang langsung menghentikan langkah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
pulchritude • tk
Teen FictionTaehyung berada di kasta terbawah di kelasnya, berusaha agar tetap tak terlihat di sekolah. Dia tidak pernah ingin membuka mulutnya, takut ketahuan bahwa ia berbicara gagap di depan teman-temannya. Taehyung lebih memilih melihat dunia melalui lensa...