Petani Tua
Petani Huss baru saja membuang membuang sesuatu di tempat sampah di belakang rumahnya. Dan kulihat dari jauh jika anaknya sudah menangis dan berteriak sambil melompat-lompat di teras ... aku bertanya pada diriku sendiri memang apa yang terjadi? Karena aku tahu, Petani tua yang memiliki anak sepuluh tahun di usianya yang ke 49, adalah sosok yang tidak pemarah, dia baik hati dan orang yang sabar. Aku meragukan jika ini hanya masalah sepele. Jadi saat melihat Petani Huss menutup tempat sampahnya, membungkuk untuk mengambil sesuatu di tanah, kemudian kembali ke anaknya yang masih memberontak dan menangis, aku putuskan untuk menghampiri kediamannya. tapi tidak langsung berjalan menuju pintu dan mengetuk, aku menghampiri tempat sampahnya terlebih dulu. Untuk sampai ke tempat yang kotor itu bahkan aku harus mengendap-endap, memang aku tidak akan diketahui oleh siapapun, namun aku merasa itu diperlukan hanya untuk keamanan diriku sendiri.
Sampai di depan tempat sampah, aku segera melemparkan pembukanya ke atas. Terdapat satu tas kulit berwarna kecoklatan yang mengkilap dengan emas-emas imitasi. Merasa bahwa tas inilah yang Petani Huss baru saja buang, aku langsung menarik dan mengangkatnya ke luar, benda itu jatuh dan langsung menghempaskan pasir-pasir di bawahnya. Aku membungkuk, dan mencium bau harum; bau-bau parfum wanita, dan murah. Aku berpikir demikian karena baunya sangat menyengat ...
Aku tidak berpikir jauh-jauh soal korban mutilasi yang terjadi akhir-akhir ini, dan apakah ia Istri Petani Huss yang ada di dalamnya; tetapi, karena Petani tua itu begitu baik aku mengesampingkan pikiran jahat ku sebentar darinya ...
Tapi aku salah,— karena, sepintas bau itu semakin menyengat dan menyengat, ketika aku membuka dan menekan kulitnya,— alangkah terkejutnya diriku,— karena rasanya sangat nyata seperti kulit manusia!
Setelah kuberikan sedikit cahaya matahari yang aku halangi dengan punggungku, sekarang aku menjadi tahu mengapa anak itu memberontak, sedangkan Petani Huss baru saja membungkuk untuk mengambil sesuatu; sebab dia menyimpan salah satu benda sakral,— sebuah benda yang megah, putih, dan kekaisaran,— dan, meskipun Ia sudah membuangnya, itu sudah terlambat karena nama keluarganya sudah tercantum! [ ]