Observasi, 36 Jilid 2

4 2 0
                                    

Observasi, 36 Jilid 2

(

Jari-jari sedang asyik di atas mesin ketik. Hanya terdengar suaranya dari balik pintu kaca)
"Marchi Kafka; dimasukkan ke dalam antrian Pasien nomor 36. Rekaman harap dinyalakan agar kesaksian kembali didengarkan. Survei, dengan 20 persen ingatan dikembalikan, sedangkan presentase tingkat kesadaran: 66 persen."
"Tuan Kafka; Anda mengenal diri sendiri?"
"Yah ...... Kafka. Marchi Kafka."
"Penggalan yang sedikit lama." (
"Tuan Kafka; katakan, katakan sesuatu yang dapat kau katakan! Saya ingin memasukkannya kembali di laporan."
"Saya akan mengatakannya, ..... jika saya, dipulangkan hari ini juga!"
"Tentu Anda akan dipulangkan, Tuan Kafka. Dan seharusnya, hanya perlu menunggu waktu."
"Jadi, waktu itu, hari ini?"
(Tersenyum) "Berdasarkan Hasil, ya, Tuan, Lagipula tugas saya mengawasi Anda; walaupun Anda telah dipulangkan."
"Maka tidak ada jaminan."
"Tentu saja ada."
"Jadi saya bukanlah subjek lagi!"
"... Siapa yang mengatakan anda sebuah Subjek? Kata kejam itu seharusnya tetap berada di mulut orang-orang tak berotak!" (Volumenya meninggi)
"Apakah saya salah? Saya berpikir demikian, mengapa Anda justru marah saat saya memberitahu kebenaran itu?"
"Saya tidak pernah—"
"Justru Anda menegaskan kebohongan Anda, dan Saya tahu yang sepatutnya saya beritahukan!"
(Suasananya menjadi hening, kemudian kembali terdengar lantunan mesin ketik di belakang pintu kaca.)
"Dr. Bouce, Dr. Medeved, Drs. Krigst— Mereka tidak seharusnya di sini—"
"Mereka ikut mengawasi Anda seperti yang seharusnya ..."
"Tidak— Mereka tidak seharusnya di sini. Apa mereka mendengarkan kita?"
"Yah, kita semua mendengarkan ..."
"Subjek; Saya subjek nomor berapa?"
"Anda bukan Subjek. Anda manusia. Masuk ke sini dengan nomor Pasien 36."
"Subjek nomor 36—" (tertawa kecil) "aku ingat nomor itu .... Tapi lama sekali;—"
"Bisa kita kembali kepada wawancara formal yang tadi kita lakukan?"
" ..... Ti .... Yah ...., tolong, Saya ingin memanggil kembali jika itu diperkenankan!"
"Anda bisa bertanya apapun!"—
"Katakan apa yang Anda ingin ketahui!" (Tersenyum kecil)
"Apa yang Anda lihat semalam? Tolong jelaskan sedikit dengan pemahaman yang Anda bisa raih dengan kata-kalimat yang dapat Anda ucapkan!"
"Sama seperti kemarin— belum berbuah— setiap hari, dia berkunjung. Dia suka berkunjung." (Mengerut) "aku melihatnya lebih dekat."
(Samar-samar suara ketikan berhenti sebentar, digantikan suara kurus yang ditarik mendekat, dan hentakan lembut di meja)
"Jadi, Anda berenang lebih jauh?"
"Dia, Dia yang berenang lebih jauh dari sarangnya."
" ....  lalu—"
"Itu, Itu, Itu lebih dari yang aku dapat jelaskan .... benar-benar bukan sebuah entitas ataupun layak disebut Tuhan. Dia sudah berada di sana, lebih lama dari siapapun; keberadaannya di luar kosmos yang membuat saya tidak patut menyebutnya Entitas Kosmis. Sedangkan, jika Saya menyebutnya sebagai Tuhan ... Dia tidak memiliki bentuk yang wajar; bentuknya berubah-ubah; dan jika dia lebih lama, maka bisa dikatakan dia adalah Virus ....... tapi Saya tidak suka dengan penyebutan seperti itu,— Dia tidak bernama,— alfabet kita tidak pantas menamainya karena dia bersinar lebih dari atom, metafora seperti ini (tertawa) sangat ambigu ... Dan meski begitu, Saya tertawa, tertawa! meski saya bingung ke mana dia sedang melihat sekarang?
"Saya mengatakan kebenaran, tetapi Saya ragu-ragu jika kebenaran itu disebut kebenaran olehnya yang melihat segalanya. Bahkan, Saya meragukan jika Saya sudah terbangun. Karena sensasi dan perasaan yang sama, yang Saya sedang bagikan ini, oh, oh, apa bedanya?
"Dan ketika dia meraih saya dan berbicara, sesungguhnya dia berbicara kepada dirinya sendiri— tanpa kalimat, atau transplantasi, atau telekinesis,— sepenuhnya kosong sampai tidak bersuara,— Itu, berbicara kepada dirinya sendiri, tanpa kalimat dengan dirinya sendiri, yang tak berbicara maupun merespon ... kepada makhluk yang tak dibicarakan dan tak berbicara." [ ]

Mahkota PermataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang