bab 10

70 45 0
                                    

Hai aku kembali lagi.
Bagaimana hari ini kalian?

Jangan lupa follow ig:@Yoonva9
Tiktok:@sheetyhmidah

Jangan lupa vote sama komen nya ya teman teman😊

Terima kasih

                  Happy Reading.

Tepat pada jam 10.00 pagi, Salma dan juga Bi Yuyun kini  berada didalam rumah minimalis yang elegan berwarna  hitam dan putih.

Keduanya tengah duduk dengan sopan dihadapan pria paruh baya yang menggunakan jubah berwarna putih disertai sorban juga berwarna putih, tidak lupa dengan peci dikepalanya.

Bi Yuyun yang menggunakan gamis yang rapih serta jilbab yang menutupi seluruh rambut sehingga tidak ada yang terlihat sedikit pun.

Salma yang menggunakan celana jeans panjang juga atasan dengan kaos panjang berwarna hitam. Kerudung pashmina berwarna hitam yang menjadi penutup rambutnya hanya ia lilitkan pada lehernya.

Sebelum tiba ditempat ini, Bi Yuyun tadi sudah memberitahunya agar tidak memakai celana seperti ini. Namun karna gamis yang ia baru beli kemaren basah, alhasil ia harus memakai celana juga kaos panjang saja.

Bi Yuyun juga sudah menawarkan baju gamis yang Bi Yuyun punya, namun karna bagi Salma gamisnya seperti jaman kuno juga terlihat ibu ibu. Salma enggan memakainya.

"Jadi maksud kedatangan ibu kesini, untuk mendaftar dan memasukkan anak ibu ke pesantren saya?". Tanya lembut pria tua paruh baya ini, yang tak lain Kyai Lukman ayah dari Hafidz.

Bi Yuyun tersenyum sopan, mengangguk. "Nggih Pak Kyai".

Kyai Lukman menatap Salma. "Kamu beneran serius, Nak?". Tanyanya pada Salma.

Salma mengangguk mantap. "Iya, gue serius!". Jawabnya dengan sumringah. Tak ada raut rasa bersalah dengan apa yang diucapkannya. Justru ia menjawabnya dengan penuh percaya diri. Tidak melepaskan senyum manisnya.

Bi Yuyun yang tadinya tersenyum manis dengan sopan, kaget dengan jawaban Salma. Bi Yuyun menoleh, menatap serius Salma. Ia mengedipkan matanya berulang kali, mengisyaratkan bahwa perkataannya tidak sopan.

Namun sia sia, Salma hanya mengerutkan dahinya tidak mengerti.
Ia malah kembali menatap ke arah Kyai Lukman dengan senyuman. Tak peduli dengan Bi Yuyun.

Bi Yuyun tersenyun miris. "Maaf iya Pak Kyai". Katanya merasa tidak enak.

"Nggak apa apa Bu".

"Ini minum dan makanannya". Tiba tiba wanita paruh baya pun muncul dari dalam membawa nampan berisikan tiga gelas teh manis dan roti tawar yang diisi oleh selai juga ada berapa cemilan lainnya.

"Maaf hanya ada ini". Lanjutnya, lalu menaruh nampan itu diatas meja.

"Makasih Bu Nyai, jadi repotin". Bi Yuyun berjabat tangan mencium tangan wanita paruh baya itu.

"Nggak apa apa". Jawabnya lembut lalu duduk disamping Kyai Lukman.

Salma hanya memperhatikan ketiganya.
"Ini Istri saya". Beritahu Kyai Lukman yang peka dengan apa yang ada didalam pikiran Salma.

"Iya". Salma mengangguk tersenyum.

Bu Nyai menoleh pada Salma, ia tersenyum manis. "Ini yang mau masuk pesantren?". Bu Nyai menatap, memperhatikan Salma. Salma hanya tersenyum, merasa risih dengan itu.

Iya, Salma paling tidak bisa ditatap dengan lama. Jika saja itu bukan Kyai atau Bu nyai, sudah  dipastikan  akan ia lempar dengan jilbabnya.

"Nggih Bu Nyai". Jawab Bi Yuyun ramah.

CRUSH IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang