Bab 6

77 42 1
                                    


Vote dulu sebelum membaca.
Aku nggak tau ni cerita bagus nggak nya.
Semoga kalian suka iya sama cerita aku.
Yok bisa yok vote sama komen nya jangan lupa.

Sederhana tapi itu berarti buat penulis pemula kayak aku.

Kalian dari mana aja nih?......

Ada yang dari lampung?
Kebetulan aku anak lampung. Tapi suku sunda. Dan iya, tinggal di lampung tapi tidak bisa dengan bahasanya.
Ada yang sama kayak aku?

Semoga aja ada.

                      Happy reading

"Eh ada Neng geulis mau ngapain iyak?". Tanya Jono.

"Gue mau beli gamis ada?". Salma melirik baju baju yang bergantungan.

"Ahh ada Neng ada". Jono mendekat memilihkan baju apa yang cocok untuk gadis didepannya.

"Yang ini kayaknya cocok Neng buat Neng yang cantik mah!". Katanya menunjukan baju gamis berwarna kuning.

"Yang lain ada nggak?!".

"Yang ini?". Jono memperlihatkan yang berwarna pink. Salma menggelengkan tanda tidak suka.

"Atau yang ini?". Tunjuk Jono pada warna merah. Salma kembali menggeleng. Hingga Jono terus menerus memperlihatkan seluruh warna. Namun tak satu pun yang cocok menurut Salma. Membuat Jono bingung.

"Non ini udah semuanya". Keluh Jono.

Salma mendekat. Lalu kembali melihat lihat.
"Gue mau yang ini". Katanya memegang baju berwarna moca.

Dengan segera Jono mengambil baju berwarna moca itu.
"Nyelempit Neng. Jadi nggak keliatan sama akang. Maklum terlalu ada yang lebih cantik dari warna ini". Cengingisnya.

Tanpa basa basi, Salma merogoh saku celananya. Mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa uang ratusan.
"Berapa?".

"450 Neng!". Jawabnya. Tanpa kicep.

"Nih!". Setelah memberikan uang ratusan itu.  Salma segera pergi, dengan Jono yang masih memperhatikannya.

"Eh Neng tunggu!". Salma menghentikan langkahnya saat Jono memanggilnya.

"Apa?".

"Anu Neng. Boleh nggak akang tau namanya siapa?".

Salma menghela nafas. Kirain apa.
"Salma". Jawabnya singkat. Setelah ia kembali berjalan.

"Masya Allah geulis pisan euy jodoh Jono teh". Gumamnya senyum senyum sendiri menatap punggung Salma yang sudah mulai menjauh.

"Kalo gini terus mah. Jono bisa frustasi!". Ia menghentak hentakan kaki.

"Jon mau nanya baju titipan yang kemarin mana?". Tanya ibu ibu.

Jono yang masih berada dalam gilanya. Tidak mendengar bahwa ada pelanggan.
Ia masih dengan suasana senyum.

"Jon".

"Jono". Panggil ibu ibu lagi.

"Jono mana baju yang kemarin punya saya?".

Lagi lagi suara itu belum menyadarkan Jono.

"Eh Ibu". Lisa keluar dengan senyum yang sopan dan suara yang ramah lembut. "Ada apa bu?".

"Ini saya mau nanya, baju titipan kemarin punya saya mana?".

"Titipan yang mana iya bu?. Saya kurang tau".

"Yang warna moca. Saya kemarin udah pesen sama Jono".

Salma beroh ria. Pantas saja ia tidak tau. Ternyata memesan pada Abangnya toh. "Nanti tanya bang Joni dulu iya?".

CRUSH IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang