Bab 8

186 124 5
                                    

Harapanmu hari ini apa?
Keinginan mu dimasa depan nanti apa?
Semoga setiap harinya kalian selalu senyum dan selalu ceria.

Lakukan hal yang kamu suka, selagi tidak merugikan orang lain.
Setiap orang punya cara tersendiri untuk menenangkan diri.

                    #sheetyhamidah#

"Gue udah cape cape, banyak banget pengorbanan gue. Mulai dari baju,cara make kerudung,motor mogok. Semuanya pengorbanan gue sia sia". Cerocos Salma.

Iya, setelah dari pesantren tadi, Salma langsung pulang dengan keadaan dongkol. Bagaimana ia tidak kesal. Pengorbanannya harus sia sia.

Salma melepaskan satu persatu pakaian yang melekat dari tubuhnya. Mulai dari tas, melepas jilbab, juga baju syar'inya ke sembarang arah.

Ia tak peduli kamarnya saat ini kembali berantakan. Masa bodo pikirnya. Setelahnya,
Salma pun merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Huh rasanya semua rasa lelah Salma sedikit terbayar. Salma termenung.
"Lagian tuh orang kajian dimana sih?".

******************

"Assalamualaikum". Salam Santriwati sopan menundukan kepala.

"Waalaikumsalam".

"Afwan Gus. Tadi ada yang nyariin Gus ke sini". Beritahu Santriwati, yang diketahui bernama Aina.

"Siapa?".

"Saya kurang tau Gus. Tapi dia seorang  perempuan".

"Sekarang orangnya kemana?". Tanya Hafidz. Sebenarnya Hafidz tidak ingin terlalu ingin tau tentang siapa orang itu.

"Saya juga tidak tau. Orang itu pergi setelah saya beritahu jika Gus tidak mengajar hari ini".

"Baiklah kalau begitu".

"Kalo begitu saya pamit. Maaf jika saya mengganggu. Assalamualaikum". Pamitnya melangkah mundur lalu pergi.

"Waalaikumsalam". Hafidz menatap punggung santriwati itu.

"Siapa?". Gumamnya.

Sedetik kemudian. "Astagfirullah!". Hafidz menampar pipinya sendiri dan menggelengkan kepalanya agar sadar tidak memikirkan hal hal yang seharusnya tidak dipikirkan.

Hafidz sadar bahwa dirinya baru saja memikirkan seseorang yang membuatnya penasaran. Sungguh sebelumnya semua ini tidak pernah terjadi. Ada apa dengan hari ini. Bahkan hanya dengan mengatakan bahwa yang mencarinya barusan adalah seorang wanita, ia menjadi penasaran siapa orang itu.

"Sadar Hafidz sadar!". Hafidz terus memukul pipinya menyadarkan.

"Kenapa Bang?". Azhar muncul membawa sebuah makanan di plastik berwarna hitam.

"Tidak ada". Singkatnya.

"Nggak ada tapi mukul pipi sendiri". Sindir Azhar mendelik.

"Kalo mau ke asrama, sana aja. Teman kamu pasti sudah menunggu". Ujar Hafidz yang terkesan mengusir bagi Azhar.

Azhar memutar bola matanya malas. "Heran deh. Punya Abang kok kutub banget. Dingin, kaku kayak tiang!". Dengan kesal Azhar melangkah pergi meninggalkan Hafidz dengan tatapan datarnya. Hafidz menggeleng melihat tingkah adiknya itu.

"Assalamualamulaikum". Salam Azhar berteriak diambang pintu Asrama laki laki.

Semuanya yang berada dalam kamar, menoleh.  Azhar pun mendekat.

"Wih bawa apaan tuh bos!".  Tanya Salah satu santri berbaju koko berwarna hitam, Adi.

"Makanan dong!". Azhar melemparkan plastik berwarna hitam itu. Reflek salah satu teman Azhar menangkapnya cepat.

CRUSH IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang