Bab 12

181 111 17
                                    


Jangan lupa follow  sebelum baca, vote dan komen.

Huh nggak kerasa juga sekarang udah tanggal 3 September.
Awali harimu dengan hal hal yang baik.
Semoga selalu baik, meski kenyataan menamparnya.

Jangan memaksakan sesuatu hal, kita sudah ditentukan  begini, maka kita hanya cukup mengikuti.

                       Happy Reading

Sebagai seorang ayah, Abi selalu mendidik anak anaknya untuk saling mengasihi,menyayangi satu sama lain sebagai mana mestinya keluarga atau pun saudara.

   Walau pun terkadang ada pertengkaran kecil. Seperti anak kedua dan anak bungsunya yang selalu cekcok dengan hal hal sepele.

Dan sepertinya kejadian lari larian, cekcok adu mulut, pertengkaran seperti itu sudah menjadi makanan sehari hari.

Meski Azhar seorang remaja, namun tingkahnya seperti anak kecil. Apa lagi Azhar suka sekali menjahili adik perempuan satu satunya itu.

Baginya menjahili Aish adalah hal paling seru. Melihat Aish merengek menangis, sudah menjadi hal yang tidak asing.

"Abaaaang boneka Aish yang ditaruh disini kemana?". Aish berteriak dari ruang tamu menuju kamar Hafidz.

"Kan tadi Aish yang mainin". Hafidz menutup Al qur'an yang berukuran mini.

"Iya, tadi Aish taro di meja depan".

"Coba cariin lagi. Siapa tau kamu lupa naro nya dimana".

"Nggak ada Bang. Udah Aish cariin. Aish masih inget kok".

"Coba tanya Bang Az, mungkin Abang Az tau".

Aish pun keluar  menuju kamar Azhar.
Dengan tatapan ingin menghajar.

"Abaanggggg!". Aish langsung membanting pintu dengan keras hingga terdengar ke kamar Hafidz.

Kamar Hafidz dan Azhar memang berdampingan. Sedangkan kamar Aish sedikit agak berjarak, jika kamar Aish dab Azhar berdampingan, sudah pasti tidak akan ada damai.

Hafidz hanya menggeleng lalu melanjutkan melafal. Baru saja ia mengucapkan beberapa ayat, Hafidz kembali menghentikan melafalnya karna Aish sudah berdiri diambang pintu dengan wajah yang ditekuk  cemberut.

"Kenapa?". Hafidz menutup melafalnya lalu mencium Al qur'an.

"Lupa kalo Abang Az pergi".

Hafidz beranjak dari ranjang menaruh Al qur'an itu di lemari khusus kitab kitab.

"Kita cari bareng bareng". Hafidz menghampiri Aish.

Gadis kecil itu hanya mengangguk. Lalu keduanya pun keluar kamar. Mencari boneka disetiap sudut tempat.

20 menit sudah mereka mencari kesana kesini. Bahkan hingga masuk kamar mandi, tidak ada tempat yang terlewatkan.

"Nggak Bang". Aish merasa lelah dan matanya mulai berkaca kaca.

"Kita cari lagi". Bujuk Hafidz.

"Nggak mau!". Aish mengusap air matanya yang menetes.

"Beli yang baru aja gimana?".

Aish menggeleng.

"Abang beliin dua?".

Aish kembali menggeleng.

"Pasti disembunyiin Abang Az". Sorot mata Aish dengan tatapan tajamnya.

"Assalamuala______".

Pletak

"Awhhhh". Azhar meringis pelan. Tanganya menyentuh kepala.

"Apa-apaan sih Aish?!".

Azhar menatap Aish yang sudah berdiri berkaca pinggang dengan aura mengajak berperang.

CRUSH IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang