Bab 5

247 138 23
                                    

Jangan lupa follow ig aku
Ig: @yoonva9
Tiktok; @sitihamidah

Sebelum membaca, bisa minta vote sama komennya. Boleh kalian kritik atau kasih tau aku dimana kurangnya.
Aku masih belajar.

Jadi masih dalam bimbingan.

Sebelumnya makasih yang udah mau baca cerita aku.

                  **happy reading**

Seperti hari hari biasanya. Hafidz selalu datang sebelum suara azan berkumandang. Hafidz selalu datang lebih dulu sebelum orang orang berdatangan.

Semenjak Hafidz pulang dari masa pendidikannya di Tarim, Hafidz sibuk mengurus Madrasah Pesantren bersama Abi Lukman.

Mengajar semua santri santri. Baginya ilmu yang didapatkan, sebaiknya kita bagikan juga kepada orang orang yang fakir ilmu. Karna itu akan menjadikan ilmu yang kita punya akan menjadi manfaat dan berkah.

Apa lagi jati dirinya sebagai seorang laki laki. Dan seorang laki laki, dirinya akan menjadi pemimpin nantinya dalam sebuah pernikahan. Menjadi seorang suami dan seoarang Ayah.

Laki laki itu harus menjadi pembimbing bagi istri dan anak. Bukan hanya ketampanan paras yang rupawan atau pun harta saja, namun ilmu juga harus dan wajib dimiliki. Hidup tanpa ilmu, tidak akan pernah merasa indah hidupnya.

Karna sejatinya laki laki itu membimbing. Begitu menurut Hafidz. Maka dari itulah, Hafidz selalu belajar mengulang pelafalan yang sudah ia pelajari.

Belajar itu tidak harus kita sudah pernah mempelajarinya. Sebab yang namanya belajar, itu tidak membatasi.
Baik anak anak muda atau pun tua.

Hafidz menutup Al qur'annya.
"Shodakallahul adzim".  Lalu mencium kitab suci itu.

Hafidz melirik kearah jam dinding.
Waktu telah menunjukan bahwa saatnya shalat Ashar.

Ia pun berdiri lalu mengambil mic untuk menyerukan seruan kepada seluruh manusia beraga islam untuk melaknasakan shalat.

"Allahu akbar Allahu akbar".

"Allahu akbar Allahu akbar".

Suara lantunan dan seruan Azan yang sangat merdu itu membuat seorang gadis yang  baru saja membuka matanya itu terdiam.

Dengan seksama gadis itu terbawa dalam alunan merdu itu bagaikan suara alunan musik yang indah.

Gadis yang tengah terbaring dari kasur ranjangnya. Merasa sangat terpukau.

"Siapa nih yang azan?. Gila bagus banget!".

Tiba tiba Salma melirik jam.
"Anjing jam segitu". Katanya lalu beranjak dari kasur.

Dengan segera Salma berjalan ke arah kamar mandi. Bukan dirinya bukan langsung mengambil wudhu, namun gadis itu hanya menatap cermin diatas wastafel.

"Astagfirullah gue nggak solat dzuhur tadi". Gerutunya.

Setelah dengan dumel mendumelnya, dan beberapa menit menatap berkaca, kini ia pun telah membasuh wajahnya dan mengambil wudhu.

Setelah selesai, ia  pun keluar kamar mandi. Mengelap wajahnya menggunakan tissu.

Mengambil mukena berwarna putih lalu memakainya. Kebetulan posisi kiblatnya didepannya terdapat kaca.
Ia kembali bercermin sejenak.

"Maaf iya Allah, Salma tadi nggak solat".
Katanya.

"Tapi tadi beneran iya Allah, Salma teh ketiduran. Makanya nggak solat".

Tiba tiba saja wajahnya mengkerut.
"Emang sejak kapan gue solat?".

CRUSH IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang