Bab 13

169 99 19
                                    

Follow ig:@yoonVa9
Tiktok:@Sheetyhmidah

Hari ini kalian ngapain aja?
Udah senyum?
Mana senyumnya.....

Cissssssss

Sebelum baca, alangkah baiknya untuk follow terlebih dahulu.
Vote komennya yahhh..

Terima kasihh

  
                 ***Happy Reading***

Setelah perutnya merasa kenyang. Salma merebahkan tubuhnya melempar  ke kasur. Salma merentangkan tanganya menatap lurus keatas plavon kamar.

Sejenak ia bergeming sebelum bergumam. "Kalo entar gue mgaji dipesantren. Pasti gue bakal ketemu Hafidz tiap hari dong?!".

Tanpa sadar dirinya tersenyum. Salma tidak sadar, jika saat ini dirinya tergila gila dengan Hafidz. Salma merasa dirinya memang sudah gila.

Meski Salma sudah tau berapa kali sudah Hafidz menolaknya. Namun ia tak peduli, ia akan berusaha untuk membuat laki laki kulkas itu luluh padanya. Tersenyum padanya,ngobrol sama sama, pdkt, melamar, dan yang terakhir.......... menikah.

Sepertinya Hafidz memang benar benar punya daya tarik seperti magnet. "Lo sebenarnya make apa sih Fidz?, sampe gue langsung bisa lupa sama si brengsek Ardhan".

Salma merasa, jika Hafidz memang laki laki yang berbeda. Sebelumnya, ia tak pernah merasakan hal seperti ini. Ia tak pernah jatuh cinta duluan. Salma berfikir, Hafidz adalah laki laki yang tepat untuknya.

Perkataan tutur katanya yang lembut, ramah, juga sopan pada siapa pun. Hafidz seperti cahaya yang datang untuk menerangi sebuah kegelapan baginya.

Entahlah, Salma tidak pernah merasa senyaman dan setenang ini saat melihat seseorang.

Saat pertama kali bertemu, Salma merasa ada sesuatu yang aneh padanya. Namun ia tepis jauh jauh semua pikiran itu. Ia pikir itu semua hanyalah pikiran otaknya yang sedang tidak normal.

Namun seiring berjalannya waktu, rasa aneh itu semakin menjalar dalam fikirannya. Hingga ia tak tau inu cuman sekedar penasaran atau ia sudah jatuh kedalam pesonanya.

Hafidz yang karismatik, adem, damai, juga merasa tenang dengan hanya melihat. Meski pun Salma selalu membuat Hafidz  memandangnya dengan gadis yang aneh.

Salma suka semua tentang Hafidz. Apa pun itu.

"Gue nggak tau ini cinta atau pelampiasan. Tapi gue bener bener kalo ketemu lo kenapa gue merasa nyamaaaaan banget".

Tiba tiba Salma mengingat dirinya yang akan dijodohkan. Mengingat itu, Senyum yang semula terukir, kini pudar hanya dengan sekelibat kata.

"Gue nggak mau dijodohin. Gue nggak mau nikah sama orang yang nggak gue cinta!".

Salma menyampingkan tubuhnya, lalu meraih guling. "Ya allah". Katanya menatap fhoto fhoto Hafidz yang ia potret secara diam diam waktu pertama kali bertemu.
"Kalo Hafidz itu jodoh orang. Salma juga orang ya Allah. Kalo seumpamanya doa Salma gak nyampe nyampe, Salma bakal berulang ulang ya Allah sampe bisa dapetin Hafidz.Tapi kalo masih macet, Salma bakal bawa lampu lalu lintas ya Allah supaya bisa tertib".

Salma tersenyum. Seolah ia merasa tidak berdosa meminta hal konyol itu.
"Gue jadi pengen cepet cepet besok pagi". Antusiasnya.

"Heh jam!". Salma beralih melirik jam dinding. "Lo jangan lama lama dong. Gue mau ketemu sama laki gue besok!".
Salma tengah memarahi jam dinding yang bahkan tidak bisa berbicara.

Dengan kesal Salma beranjak dari kasur  lalu berdiri tepat dibawah jam. Salma menatap kesal sembari berkaca pinggang. "Lo jangan diem aja dong. Nurut kek sama gue. Jangan lama lama muternya.".

CRUSH IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang