bab 1

448 166 60
                                    

Minggu bagaikan hari yang paling dinantikan bagi kebanyakn orang, seperti gadis bernama Salma.
Tidak peduli besok dirinya akan mendapatkan ceramah atau siraman dari Dosen nya.
Ahhh mendengar nama Dosen membuatnya kesal.

Salma menuruni anak tangga menuju ruangan tengah yang  semuanya sudah berkumpul.

"Hmmm masakanya enak banget kayaknya". Salma mengendus mencium aroma masakan. Ucapan Salma membuat ketiga orang yang sedang bercanda gurau pun mendadak terhenti.

"Eh, Gadis kita ternyata udah bangun?" Celetuk Satria disertai dengan ledekan yang membuat Salma ingin mengajak nya perang.

"Minggir!". Sewot Salma.

"Apa-apaan orang gue duluan yang disini, noh masih ada kursi di samping gue kan ada!" Ucap Satria  menunjuk kursi disampingnya. Tak terima karna disuruh pindah oleh aang adik.
Padahal dirinya duluan yang menempatinya.
Memang dasarnya saja ingin ngajak perang.

"Heh Bang! Lo lupa ini biasanya kursi tempat gue? Minggir! tuan putri mau duduk. Tuan putri itu nggak boleh berdiri lama lama".

"Tuan putri apa lo? Dari comberan sawah mah iya aja!".

Salma melotot dan hampir meloncatkan bola matanya. Memukul kuat kuat Abang satu satunya itu.
"Enak aja lo!" Ucapnya kesal.

Merasa sakit karna pukulan dari Salma, Satria akhirnya mengalah dan bangkit dari kursi yang ada disampingnya.

"Laknat lo!" Kesal Satria pada adik kesayangannya itu. Sementara Salma tersenyum puas lalu mengambil alih kursi yang biasanya ia pakai.

"Kata orang yah Sal, orang laknat itu nanti mukanya kayak pantat!" Satria kembali menjahili adiknya.

Salma yang tadinya ingin mengambil nasi pun menghentikan gerakannya.
Lalu menoleh.

"Abang!!!!!!".

"Lah lu nggak percayaan amat. Mungkin dikaca cermin lo itu cantik. Tapi diliat orang pasti kayak pantat hahahhahaha".

"Bunda, Ayahh liat Bang Sat nya jahatin aku terus!" Salma mengadu layaknya anak kecil. Namun sangat terlihat lucu.

Memang Salma ini sangat bar bar, namun itu tidak mendukung bagi wajahnya yang memiliki wajah yang seperti bayi. Bisa dibilang wajahnya sangat babyface. Tidak heran jika banyak yang bilang jika Salma itu tidak cocok sifat dan mimik wajahnya yang sangat terpaut jauh berbeda.

"Idihhh bar bar aja sifatnya, padahal mah mukanya kayak bayi baru brojol" ledek Satria.

"Abang udah Bang!, liat tuh muka adek mu itu udah kayak kepiting direbus".
Bunda melerai pertengakaran kecil kedua anaknya itu sesekali tersenyum melihat tingkah anak anaknya.

"Kalian cepet banget gedenya, baru aja perasaan Ayah sama Bunda ngadon. Kalian udah segede gini".

Ayah Husman tak percaya jika anaknya ternyata sudah sebesar dugong. Dulu masih piyik piyik sekarang bahkan tingginya hampir setara dengan Satria, anak sulungnya.

ya iyalah orang dikasih makan.

Beberapa menit berlalu.

"Ehh Yah, Bun, Satria mau ijin keluar bentar sama temen temen satria".
Ijin satria bangkit pergi meninggalkan meja makan. Sesekali menjahili kembali sang adik.
"Bye bye Princess kecomberan muka pantat!".

Sebelum Salma kembali balas dendam dan menyerangnya. Satria sudah lebih dulu ngiprit berlari. Takut takut jika adiknya itu akan mereog kembali dan singa nya muncul.

"Bang Sat awas lo ya!" Salma mengejar Satria dengan tatapan membunuh ingin menerkamnya.

"Aaaaaaa Bunda Ayah tolongin Satriaaaaaaa". Teriak Satria.

CRUSH IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang