Bab 14.

154 90 7
                                    


Aku balik lagi.

Semoga suka iya, dan jangan lupa buat vote dan komennya.

Sebenarnya mau kemaren up, tapi karna aku ngantuk berat jadi ketiduran deh.

Maaf ya!

               .......Happy Reading......

Pukul 13.00 atau tepatnya jam satu, Salma menjadi pusat perhatian para seluruh santri. Salma berjalan dengan santai sambil melirik kanan kiri mencari seseorang namun tak dapat ia dilihat.

"Cantik banget masya Allah".

"Cantik banget mukanya bersih".

"Glowing pisan mukanya".

"Cantik cantik, glowing glowing percuma kalo make jilbab aja masih dililit dileher". Sinis salah satu santri berjilbab kuning dengan tatapan yang tak suka.

Sementara di sisi lain, hal serupa pun terjadi. Semua terpesona dengan kecantikan Salma. Semuanya mengintip, ada yang terang terangan ada juga yang bersembunyi dibalik pohon besar.

Seperti dua  santri pria ini.

"Anjir cantik banget Di". Oji memukul kepala Adi. Kebetulan posisi mereka berdua yaitu Oji yang diatas Adi yqng dibawah.

"Cewek gue itu Ji. Dia calon dari anak anak gue nanti".

"Dih kek dia mau aja sama lo".

"Gunanya dukun apa?". Adi tanpa mengalihkan matanya.

"Buat bunuh lo!".

"Salah!".

"Terus?".

"Melet tuh gadis!". Ucapnya yang langsung mendapat pukulan dari Oji dikepalanya.

Seperti itulah bisikan para Santri. Ada yang berpositif ada juga yang negatif.

Iya seperti itulah hidup, yang suka suka yang tidak tidak. Jadi enjoy aja. Dan seperti itulah yang dilakukan Salma.

Ia tak terlalu peduli dengan penilaian orang lain. Ia akan tetap menjadi dirinya sendiri tanpa harus mengikuti setiap standard orang orang.

Salma berjalan bak model dengan elegan layaknya sedang berada di Catwalk fashion. Dia mengikuti Bi Yuyun di belakang.

Salma membuka kacamata hitamnya dengan elegan dan juga aura mahal.
"Orang orang disini emang gini iya?".

"Kaya mana Non?". Tanya Bi Yuyun terus berjalan.

"Katro".

"Ada orang aja liatnya kek apa aja!". Imbuh Salma.

"Karna Non cantik".

"Sasal emang udah cantik sedari dulu kali".

Tanpa tidak terasa, keduanya sudah berada didepan pintu Hafidz.

"Assalamualaikum". Bi Yuyun menekan tombol bel berwarna putih.

"Assalamualaikun". Panggilnya lagi.

"Assalamualaikum".  Lagi, tidak ada jawaban.

"Coba sini Sasal". Salma mendekati pintu. Sebelum itu, Salma mengintip di kaca jendela dengan berjongkok.

"Non!". Tegur Bi Yuyun.

Salma segera berdiri ia pun menekan bel.
"Assala____". Ucapanya terhenti saat pintu terbuka, terlihat Pak kyai dengan tersenyum ramah.

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh".

"Maaf tadi saya lagi di dapur, jadi tidak terdengar". Lanjutnya.

Bi Yuyun tersenyum. "Nggak apa apa Pak kyai".

CRUSH IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang