Ke empat orang itu menatap kepergian Lily dengan sedih. Pasti Lily merasakan penyesalan yang amat mendalam.
"Biarkan saja. Dia butuh waktu, mom." ucap Albus.
Harry lanjut membalikkan album foto. Tersenyum ketika pandangannya melihat foto yang merupakan dirinya dan Albus bayi. Lebih tepatnya, pada tingkah Albus di sana yang persis seperti Draco.
"Kalian ..." Harry meraih pipi Albus dan Draco, "ayah dan anak sama saja." di akhir kalimat, dia tertawa sepuasnya. Sementara Draco dan Albus tersenyum malu.
Di foto tersebut, Albus bayi sedang memeluk leher sang ibu sembari menggigiti lehernya. Harry di foto tersebut hanya diam.
.
Hari sudah siang. Harry, Albus, dan Delphini pergi ke dunia muggle. Seperti yang dikatakan Harry, hari ini adalah jadwal kontrol Delphini di rumah sakit. Seharusnya mereka sudah pulang, mungkin ketiganya mampir ke salah satu restoran terlebih dahulu, mengingat Albus yang selalu merasa lapar.
Di kamarnya, Lily baru saja mandi dan memakai pakaian santai. Perempuan itu akan memulai tahun ajaran terakhirnya di Hogwarts tahun ini. Setelah kelulusannya, dia akan mengembangkan bisnis yang diimpikannya.
Lily melangkah keluar dari kamar untuk menuju ruangan khusus ramuan. Berberapa hari lalu, dia membeli bahan-bahan untuk meracik ramuan baru. Dia ingin membuat ramuan untuk kesehatan kulit. Setelah jadi, dia akan mencoba hasil racikannya dan akan dia bagikan secara gratis kepada teman-temannya. Jika hasil racikannya berhasil membuat kulit sehat, maka akan dimasukkan ke dalam list produk Lirry.
Sangking asiknya melamun memikirkan bagaimana hasil racikannya, Lily tidak sadar sudah berada di depan tangga.
"Nona Lily, AWAS!"
terlambat sudah. Lily telat menyadari teriakan dari Bobo, peri rumah keluarga Malfoy. Dia tersandung dan terjatuh menggelinding di tangga.
"DADDY!!!"
"Ada apa ini?" Draco dengan cepat keluar dari kamar ketika mendengar suara teriakan dan suara jatuh.
Dengan langkah cepat dia menuju tangga dan terkejut melihat anak bungsunya tergeletak dengan posisi menyamping.
"LILY!"
Draco panik setengah mati dan segera menuruni tangga. Lucius, Narcissa, dan Scorpius yang berada di taman belakang manor, kembali memasuki Manor saat mendengar teriakan dan tangisan Lily.
"Astaga, nak!" Draco meraih Lily dan dipeluknya erat.
Narcissa nyaris berteriak karena melihat darah yang mengalir dari lutut Lily. Dia berjongkok untuk memeriksa, "yang mana yang sakit?"
"Kaki Lily sakit, nek!" sahut Lily yang masih menangis di pelukan Draco.
Satu detik setelahnya, pintu Manor terbuka menampilkan Harry, Albus, dan Delphini yang baru pulang.
Harry membulatkan matanya terkejut melihat pemandangan di depannya. "Ada apa ini? Lily!" dia menghampiri kerumunan diikuti Delphini dan Albus.
"Lily jatuh dari tangga, mom." jawab Scorpius.
"Kakak Lily!" Delphini menangis melihat kondisi kakaknya.
"Argh! Daddy! Daddy!" Panggil Lily dengan napas tersengal-sengal. "Ba-bawa Lily ke St Mungo! Sepertinya kaki Lily patah!" teriaknya.
"Jangan disentuh!" teriaknya pada Scorpius yang hendak memeriksa lututnya. "Sakit!"
"Baiklah, baiklah. Kita akan ke St Mungo. Yang lain kalau mau ikut, ayo." Draco bicara sembari menggendong Lily.