"A-apa?!"
Harry sangat syok mendengar apa yang dikatakan dokter tentang Delphini, begitupun Draco.
Pria berjas putih itu menghela napas dengan menyesal. "Benar. Bayi ini terlahir dengan penyakit gagal ginjal. Apa kau suka meminum obat-obatan selama kau hamil?"
Harry terdiam mendengar apa yang dikatakan sang dokter. Dia sempat meminum obat-obatan untuk menenangkan dirinya, karena dirinya merasa depresi.
"A-aku sempat meminum obat-obatan penenang." cicit Harry.
Sang dokter menghela napas lagi. "Anak ini harus dibawa ke rumah sakit setiap sebulan sekali untuk kontrol. Jika tidak, dia akan mati lebih cepat."
Bagaikan tertusuk pedang, Harry merasa dunianya runtuh. Dia gagal menjadi seorang ibu untuk yang kedua kali. Karena depresi yang dialaminya, dia meminum obat-obatan untuk menenangkan pikirannya. Sekarang perbuatannya itu memberikan dampak buruk untuk bayinya.
Harry menunduk, menatapi wajah Delphini yang tertidur pulas setelah menyusui dengan pandangan penuh penyesalan. "Maafkan mom, Delphi."
Melihat istrinya bersedih, Draco mengusap pundak sang istri. "Kalau putriku kontrol sebulan sekali, berapa lama usia putriku bertahan?"
"Paling lama 5 tahun."
"Saya sarankan kalian memberikannya perhatian lebih."
Setelah mengucapkan itu, pria berjas putih itu berlalu dari kamar inap Harry. Omong-omong, Harry melahirkan di rumah sakit muggle.
"Kapan kau akan membawanya menemui Tom, Dray?" Harry bertanya tanpa melepaskan pandangannya pada Delphini.
"Setelah kau keluar dan Delphini diizinkan keluar dari rumah sakit." balas Draco. "Apa kau mau menemuinya?"
Harry memalingkan wajahnya. "Aku tidak sudi bertemu dengannya. Temui saja bayi ini padanya tanpa melibatkan ku. Bagiku, Delphini adalah anak kita berdua, bukan anak Tom!"
Draco kembali menghela napas dan mengangguk lemah.
********
Berhari-hari berikutnya
Azkaban
Kondisi Tom jauh dari kata baik, bahkan penampilan nya saat pertemuan pria itu dengan Draco sembilan bulan lalu lebih baik ketimbang sekarang.
Meski wajahnya kini terlihat lebih menyedihkan dan tirus, dia masih memiliki sisa ketampanan.
"Ada seseorang ingin menemui mu."
Sapaan itu membuat kepala Tom terangkat, ditatapnya penjaga azkaban yang membuka pintu penjara lalu mempersilahkan dirinya untuk keluar.
Begitu sampai di tempat berkunjung, Tom mengernyit saat kaitan borgol yang mengikat tangannya dilepas. Kemudian, suara langkah kaki yang semakin dekat mengalihkan perhatiannya.
Draco datang, tapi tidak sendirian. Ada sosok mungil yang tertidur pulas di gendongannya.
"A-apa dia?"
"Delphini Riddle. Putrimu." jawab Draco cepat, dia menempatkan diri di sebelah Tom untuk menyerahkan bayi perempuan itu pada ayah kandungnya.
Dengan pelan Tom meraih Delphini ke gendongannya, ditatapnya wajah Delphini yang tertidur pulas dengan damai. Raut wajahnya yang tadi terlihat menyedihkan terpancar kebahagiaan. Tidak menyangka akhirnya dia memiliki keturunan.
"Ini sungguh anakku?" Tom berkata lirih, masih tidak percaya. "Wajahnya sangat mirip dengan Harry." sambungnya.
Draco tersenyum samar.