9

2K 133 30
                                    

"Tuan, kami sudah mendapatkan Albus."

Tom berbalik badan dan tersenyum senang ketika mendapati Albus di gendongan Barty Crouch. "Nice work." pria itu melangkah arogan, "berikan dia padaku." Tom mengulurkan kedua tangan untuk meraih Albus dari gendongan Barty Crouch.

"Mirip seperti ibunya." gumam Tom mengamati wajah Albus.

"Kalian kembali lah." perintah Tom yang langsung dituruti para death eater.

Masih menggendong Albus, Tom berjalan menuju kamar yang dulu digunakan Harry saat dia menculik ibu dari Albus itu di Manor ini. Kamar bernuansa merah maroon.

Tom menidurkan Albus di sana dan menyelimutinya hingga dada. Dia duduk di pinggir kasur, lalu mengelus surai tebal Albus yang benar-benar menurun dari keluarga Potter.

"Kau memang tidak pantas menyandang nama Malfoy, Albus." Tom mengulurkan kedua tangannya untuk melepaskan kalung yang dikenakan Albus dari lehernya. "Penampilan mu sangat Potter sekali," jemari panjang Tom menelusuri wajah Albus.

"Tidurlah dengan nyenyak. Aku ingin membangkitkan ular kesayanganku untuk menjagamu." ucapnya di telinga Albus sebelum berlalu dan mengunci pintu kamar itu dengan mantra.

****

Malfoy Manor

Harry tidak bisa menghentikan air matanya yang terus mengalir ketika dia membaca buku diary Albus yang belum sempat dia baca saat itu. Dia sudah bersikap tidak adil pada Albus selama ini, sekarang dia baru menyadarinya dan sangat menyesal.

Mengingat Albus yang cenderung tertutup tidak seperti Scorpius dan Lily yang jauh lebih terbuka, Harry beranggapan Albus tidak terlalu membutuhkan dirinya dan lebih menyukai Draco.

Ingatan Harry berputar pada perseteruan nya dengan Draco barusan. Draco memberitahunya soal potongan kue coklat yang sebenarnya dimakan oleh Lily, tapi Harry lebih mempercayai Lily karena Lily pada saat itu masih berusia 5 tahun.

"Kau tidak pantas disebut sebagai seorang Ibu!"

Perkataan Draco benar-benar memojokkannya. Baru kali ini suaminya semarah itu dalam pernikahan mereka. Tidak hanya itu, teman-temannya juga menyalahkannya termasuk Ron dan Hermione.

Harry akui dia salah dan dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri untuk ini. Jika Albus mengalami hal yang dialaminya, dia akan semakin merasa bersalah karena Albus memiliki wajahnya.

Dumbledore sudah menyiapkan rencana penyelamatan Albus, persis saat misi penyelamatan Harry. Rasanya seperti mengulang sejarah, ucap kepala sekolah Hogwarts itu pada Harry.

Lama bersedih, Harry memasuki alam mimpi. Berapa menit kemudian, Draco baru saja kembali ke kamar mereka setelah puas menyendiri di taman belakang Manor.

Draco menatap Harry dengan datar, masih menyimpan kemarahan pada istrinya. Terlihat kedua tangan pria itu terluka akibat memukul-mukul tembok sebagai pelampiasan kemarahannya.

Pria itu menaiki kasur dan tidur membelakangi Harry. Rasa bersalah menyeruak di benak Draco, ucapannya pada Harry tadi pasti menyakiti perasaan istrinya.

Draco benar-benar tidak bisa berpikir tenang sejak kejadian di Hogwarts. Khawatir akan Albus, bagaimana jika pria itu menyiksanya?

...

Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi, Harry tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Menoleh ke samping dan mendapati Draco masih tertidur pulas.

Mysterious Crystal 2 | Drarry ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang