Lily sudah diizinkan pulang dari rumah sakit setelah tiga hari. Dengan meminum ramuan secara rutin, dia bisa kembali berjalan dalam waktu cepat. Kembali ke Malfoy Manor, Lily menggunakan kursi roda. Untuk menuju kamarnya pun dia digendong sang ayah.
"Istirahat lah, nak." Draco menciumi kening Lily begitu merebahkan tubuh putrinya.
Lily tersenyum. "Dad."
"Hm?"
"Minggu depan Lily sudah sekolah lagi. Apa Lily bisa berjalan lagi dalam waktu cepat?" Lily bertanya dengan keraguan dan ketakutan yang jelas.
Draco menggenggam tangan lentik sang anak lalu ditempelkan di pipinya yang tirus. "Bisa. Tetap positif." diciumnya tangan Lily lama sebelum beranjak. "Daddy mau menemui mommy dulu, ya."
Lily mengangguk. Sepeninggal Draco, dia melemparkan pandangannya pada langit-langit kamar. Mengedarkan pandangannya ke sekeliling lalu iris hijau itu perlahan tertutup.
Di kamarnya, Albus membaca buku sembari memakan apel hijau yang selalu menjadi favoritnya. Sangking asiknya membaca dia tidak sadar jika Scorpius memasuki kamarnya dengan niat jahil.
Scorpius berjalan pelan tanpa suara mendekati Albus yang membelakanginya, dengan jahil dia melompat dan menubruk tubuh adiknya hingga telungkup.
"Hey! Kak!" Albus teriak protes. "Tubuhmu besar!"
Scorpius tersenyum lebar lalu semakin memeluk erat tubuh Albus tanpa berniat beranjak.
"Kak, tubuhmu berat!" Albus berusaha melepaskan diri, tapi tenaga Scorpius jelas lebih kuat. "Ada apa denganmu, hah?"
"Rose sibuk. Dua harian ini kami tidak mengirim surat." balas Scorpius.
Kedua mata Albus membulat. "Oh? Jadi karena kak Rose sibuk, kakak menggangguku? Dasar!" Albus menggigit tangan Scorpius yang memeluknya dan spontan pelukan itu terlepas.
"Ouch!" Scorpius mengibaskan tangannya.
Albus menyadari dia baru saja membangunkan harimau yang siap menerkam. Dia hendak berlari keluar dari kamarnya, namun Scorpius berhasil menarik kerah kemeja yang dia pakai.
"Sesekali kita bermain seperti dulu, Al, semenjak kita sudah besar, kita jarang bermain lagi." Scorpius meraih leher Albus dan memeluknya erat. "Justru kita jarang bermain karena kakak sibuk pacaran!" Albus menyahut nyolot dan berusaha melepaskan lengan kakaknya.
Di ruang utama, keributan Scorpius dan Albus terdengar sampai lantai bawah. Lucius tersenyum tipis mendengarnya, sudah lama dia tidak mendengar keributan antar dua cucunya itu. Seandainya dia bisa menahan waktu, dia ingin menahan waktu di saat ketiga cucunya masih kecil agar dia bisa terus melihat masa kecil cucu-cucunya yang lucu.
"Ada apa dengan Scorpy dan Al?" Narcissa mengernyit setelah menghidangkan secangkir minuman hangat untuk suaminya. Lucius menaikkan kedua bahu, "biasa, dua orang itu ribut."
Di lain tempat, lebih tepatnya di kamar Draco dan Harry, kedua orang itu sedang melakukan adegan panas. Tentunya mereka menggunakan sihir peredam. Selain itu, Delphini berada di kamarnya seperti biasa ditemani Nagini.
Libido pria itu melesat naik, sedikit
terganggu oleh rasa sesak pada bagian celananya.Melepas celana kulitnya dengan tergesa, Draco kembali mengukung tubuh Harry yang sudah setengah telanjang di bawahnya.
Kedua mata hijau itu diselimuti oleh kabut gairah. Punggungnya melengkung indah saat lidah Draco dengan tidak sabar memainkan dadanya dan secara sengaja meninggalkan bercak merah keunguan di sana.