Harry's dream
Alis itu mengernyit ketika mendapati dirinya berada di Manor yang sangat dia takuti. Harry masih ingat jelas kapan terakhir kali dia dikurung di tempat ini. Meskipun kejadian ini sudah lama tapi tetap saja sangat traumatis bagi Harry.
Kakinya melangkah menelusuri dan pandangannya menyapu ke setiap sudut ruangan. Tempat ini masih terlihat sama.
Harry memasuki dapur, dia melihat sosok goblin Riddle Manor yang Harry masih ingat bernama Bobby itu sedang melakukan tugasnya yakni memasak. Dahi Harry mengernyit bingung.
Bobby memasak untuk siapa? Pria itu?
Harry sama sekali tidak mau menyebut nama itu dengan mulutnya, mau hatinya sekalipun. Karena dialah dirinya hancur.
"Bobby?" Harry mencoba memanggil Bobby, tapi tampaknya sosok goblin itu tidak mendengar suaranya.
Menghembuskan napas pelan, Harry mendongak, pandangannya tertuju pada satu pintu di sana. Kamar tempat dimana pria itu menyekapnya.
Jantungnya berdetak begitu cepat, kembali terlintas di ingatannya setiap pria itu memperkosanya. Ugh ... Harry meringis mengingat kevirginannya telah diambil oleh pria itu sebelum suaminya. Rasa bersalah kembali menyelimutinya.
"Aku harus berani." Harry berkata untuk dirinya sendiri, lalu melangkah menaiki tangga. Langkah Harry berhenti di depan pintu kamar tersebut, tangannya terangkat memegang gagang pintu dan membukanya.
Ah, kamar ini masih terlihat sama. Kamar mewah dengan nuansa merah maroon. Tapi, ada sesuatu yang membuat Harry terkejut.
Lily?
Lily berada di sana!
Anaknya tertidur di kasur itu. Selimut merah itu menutupi tubuh mungilnya hingga leher. Sangat nyenyak.
Dengan cepat Harry melangkah menghampiri anaknya, "Lily? Lily, bangun! Apa yang kau lakukan disini? Kita pulang!" ucapannya sama sekali tidak didengar putrinya.
"Hey ... Peri kecilku, bangunlah!"
"Ssshhh ...."
Suara desisan membuat dahi Harry mengernyit, kemudian menoleh ke sumber suara. "Nagini?" Kedua mata Harry membulat.
Tampaknya ular itu seperti tidak menyadari keberadaannya. Hewan tersebut hanya melata pelan dan berhenti ketika berada di sisi Lily.
Pintu terbuka, menampilkan pria yang sangat dibencinya. Tom. Di tangan pria itu terdapat nampan yang terdapat makanan di atasnya, Tom melangkah menuju Lily dan membangunkan gadis tidak berdaya itu dengan cara menggoyangkan kasar kakinya.
"Bangun! Bangun, anak manja!"
"Kurang ajar!" Harry ingin mendorong Tom, tapi tubuhnya malah menembus pria itu. "Sialan!" batinnya.
Lily mengerang dalam tidurnya, mata indah gadis itu terbuka. Namun seolah tidak memiliki tenaga, Lily tetap berbaring di kasur itu tanpa berniat duduk.
"Makan ini." Tom meletakkan nampan itu dengan kasar di nakas, "jangan merepotkan ku."
Gadis berambut pirang itu hanya melirik nampannya, lalu isakan terdengar dari sana, "aku ... Hiks ... A-aku mau pulang ... Hiks ..."
Tom mengeraskan rahangnya marah, "menurut lah! Selama aku membawamu kemari kau selalu tidak memakan apa yang disiapkan Bobby untukmu! Bukankah aku sudah baik padamu, Malfoy?" tangan kokohnya mengusap rambut pirang Lily yang panjang dan lembut.
"Aku cuma mau makan masakan grandma Cissy dan Mommy Harry!" Lily mendesis marah.
Gadis itu berusaha duduk meski tubuhnya menjadi lemah karena tidak makan dan minum seharian. Lily menatap Tom dengan penuh amarah, lalu meninju pipi Tom sekuat yang dia bisa.