07 | After; Liam Sankara

106 18 0
                                    

Asyla | 04.07
Aku pagi ini kerja bareng Kiky.
Kamu udah pulang?

Aslan | 04.24
Hati-hati.
Ya.

Asyla | 04.31
Aku tiba-tiba kebangun, nggak bisa tidur lagi.

Aslan | 05.05
Hm.

Asyla | 08.24
Lan, aku berangkat kerja.

Aslan | 09.05
Ya.

Asyla | 09.07
Kamu udah berangkat kerja lagi?

Aslan | 09.30
Ya.

Asyla | 09.32
Kamu berangkat kerja pagi tadi jam berapa?
Kok nggak bilang?

Aslan | 10.20
Jam 7.

Asyla | 13.18
Aku lagi makan siang bareng Kiky.
Kamu udah makan siang?

Aslan | 14.17
Udah.

Asyla | 14.20
Kamu hari ini pulang jam berapa?
Lembur lagi?

Aslan | 15.41
Nggak tau.

Asyla | 15.43
Malam ini mau aku masakin nasi hainan nggak?

Aslan | 16.17
Terserah.

Asyla | 16.18
Malam ini aku tunggu di apartemen.

Asyla menghembuskan napas panjang, setelah hampir sepuluh menit menatap layar ponsel–melihat pesan terakhir yang dia kirim tidak mendapatkan balasan apapun. Satu bulan. Sudah satu bulan sikap Aslan berubah, tidak seperti biasanya–sejak malam itu, ketika dia mengajak pria itu untuk memiliki sebuah hubungan pernikahan berlandaskan open relationship.

Setiap Asyla mengirimkan pesan, Aslan akan membalas hanya satu atau dua kata, dengan jarak waktu hampir setengah jam sampai satu jam kemudian. Saat dia menelpon pun, pria itu tidak ada niatan sama sekali untuk mengangkat panggilannya.

Bahkan satu bulan belakangan, ketika mereka pergi bersama mendatangi dan memeriksa sudah sejauh mana perkembangan persiapan pernikahan mereka–pria itu jarang sekali menatap ke arahnya. Selalu membuang wajah, selalu memberikan tatapan malas,dan sangat sedikit bicara. Hampir satu bulan belakangan juga, pria itu tak pernah lagi ke apartemennya walau hanya sekedar datang untuk makan bersama.

Asyla menyadari, apa yang dia tawarkan pada Aslan memang terdengar ... gila? Atau memang sudah sangat gila. Tapi dia punya alasan kuat untuk itu. Alasan yang menurutnya sangat masuk akal untuk dijalani saat pernikahan mereka sudah berlangsung nanti.

Lalu, getar ponsel dalam genggaman, membuat lamunan Asyla pecah. Dia membuka, membaca, dan membalasnya.

Mas Liam | 16.20
Syl, kamu di mana?

Asyla | 16.22
Di kafe.

Mas Liam | 16.23
Lagi sibuk.

Asyla | 16.25
Nggak, sih.
Kenapa Mas?

Mas Liam | 16.26
Mas bisa ketemu sore ini?

Asyla | 16.28
Bisa, Mas.

Mas Liam | 16.29
Oke, bentar lagi Mas jemput.

Before-After [All About Us]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang