Aslan seharusnya tidak usah datang, dan tidak perlu rela menunggu selama tiga jam di apartemen Asyla. Badannya lelah, pikirannya penuh, perutnya pun juga terasa sangat lapar. Selama satu bulan belakangan, waktu istirahatnya tersita banyak.
Karena, akhir-akhir ini pekerjaannya menumpuk luar biasa, tidak bisa ditinggalkan sedikitpun, apalagi detik-detik menjelang waktu pernikahan mereka. Dia banyak mengambil pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan setelah menikah.
Akan tetapi, Aslan sudah memiliki rencana untuk mengajak Asyla liburan usai mereka menikah, yang dimana nanti, dia tidak ingin diganggu entah secuil pekerjaan selama mereka berlibur.
Ditambah perihal 'omong kosong' Asyla tentang pernikahan yang dilandasi open relationship, membuat Aslan menjaga jarak, dia memang banyak menghindari wanita itu, enggan sekedar bertemu, tidak mau menerima panggilan, dan sesingkat mungkin membalas pesan dari wanita tersebut.
Namun, ketika Asyla berjanji akan membuatkan makanan favoritnya, Aslan tidak bisa menolak. 'Nasi Hainan' buatan wanita itu sangatlah lezat, bukan hanya itu saja, dia akui apapun yang Asyla masak dengan tangan mungilnya, akan menjadi masakan yang paling enak dan menjadi makanan kesukaannya. Apapun. Terlebih lagi, sudah satu bulan dia tidak mencicipi masakan wanita itu yang membuat Aslan merasa ... rindu?
Alhasil Aslan bersikeras menunggu. Menunggu sampai Asyla pulang, meski dalam benaknya memiliki beberapa pertanyaan, siapa pria yang mengajak wanita itu pergi.
Dan sial. Saat Asyla mengatakan pergi dan makan bersama dengan Liam, Aslan banyak menaruh curiga.
Curiga tentang apa yang pria brengsek itu ingin lakukan pada Asyla?
Curiga, apa yang mau pria bajingan itu ingin bicarakan dengan Asyla?
Curiga, untuk apa Liam yang notabennya hanya 'seorang mantan kekasih' ingin bertemu dengan ... calon istrinya?
Sangka buruk Aslan kian bertambah ketika mengetahui rumah makan prasmanan yang menjadi tempat makan dua manusia tersebut.
Apa yang Asyla makan dengan Liam sampai-sampai wanita itu selalu meringis kesakitan memegangi perut?
Meski Asyla berkata hanya memakan 'nasi goreng daging sapi', Aslan tidak semudah itu percaya. Dia bukan orang yang mudah dibohongi. Dan terbukti, kecurigaan dan dugannya benar, saat dia bangun tidur menemukan Asyla muntah-muntah begitu hebat di dalam kamar mandi.
Untuk mengurangi rasa sakit di perut Asyla, Aslan membuat minuman tradisional. Minuman yang sering dia buat jika Asyla memiliki masalah perut. Dan, Aslan juga menyadari, selama satu bulan terakhir, dia lupa mengecek isi dalam lemari pendingin milik Asyla, yang di mana dia dapati pagi ini di dalam sana, banyak sekali makanan serta cemilan berbumbu pedas.
Ck! Asyla tidak pernah berubah, selalu suka memakan-makanan pedas. Padahal kesehatan wanita itu taruhannya.
Asyla, wanita paling mengesalkan yang pernah Aslan temui selama ini.
Jadi, Aslan pun meminta Bima--sekertaris pribadinya membelikan bubur ayam untuk saparan pagi Asyla, dan membeli beberapa bahan pokok makanan serta cemilan yang lebih sehat. Lalu, membuang seluruh isi makanan pedas yang ada di dalam lemari pendingin.
"Ini beneran dibuang, Pak?" tanya Bima ragu melihat isi kulkas yang dipenuhi makanan kemasan dengan gambar cabai dan tulisan 'pedas level 30'. "Sayang banget, Pak, semua masih baru."

KAMU SEDANG MEMBACA
Before-After [All About Us]
Romance[COMPLETE] BEHZAD #1 Sebelumnya Aslan, sesudahnya Asyla. ✨️