Before-After [All About Us]

32 | After; Tiba-tiba

Usai membagikan berita bahagia tentang kehamilan kepada dua keluarga besar, banyak sekali wejangan-wejangan yang Aslan dan Asyla dapatkan untuk bekal mereka menjadi kedua orang tua nanti. Bahkan, kehamilan Asyla disebut-sebut sebagai pembawa keberuntungan dan keberkahan yang ditunggu-tunggu oleh dua keluarga Behzad dan Mehr.

Mengingat, Alana Lilian Behzad---kakak Aslan yang sudah menikah selama sembilan tahun dengan Rasya Syafiq Yazeed, masih belum ada tanda-tanda mendapatkan keturunan dalam waktu dekat. Ditambah dua kakak beradik---Abiyan Rafassya Behzad dan Adira Refaya Behzad---sepupu Aslan pun, belum sama sekali terdengar dari mereka ingin cepat-cepat melepaskan masa lajang.

Dalam keluarga Mehr pun sama, sepupu satu-satunya Asyla yaitu---Alita Alura Mehr yang telah menikah hampir empat tahun dengan Eric Brian Selim---juga terdengar menunda momongan.

Selain kelahiran sang buah hati ke dunia, ada satu hal yang paling Aslan tunggu-tunggu dalam fase kehamilan istrinya kini, yaitu masa-masa mengidam. Berbagai kisah lucu, mengharukan dan menyebalkan dari kedua orang tua, kedua mertua, para karyawan kantor, serta dari beberapa forum yang sempat dia baca tentang masa-masa mengidam ibu hamil tampak terlihat sangat menyenangkan.

Sebab, sejak awal kehamilan sampai usia kandungan menginjak ke enam belas minggu, Aslan belum pernah sama sekali mendengar Asyla mengeluh tentang apapun. Istrinya itu tampak santai sekali. Tidak merasakan pusing, mual, muntah dan hal-hal aneh lainnya, kecuali menangis ketika dia pulang bekerja tidak tepat waktu.

Berbanding terbalik sekali dengan dirinya yang sampai saat ini---di setiap pagi masih mengalami mual, pusing, dan muntah-muntah, meski tidak separah seperti awal-awal. Dan justru Aslan lah yang lebih banyak meminta soal makanan.

Aslan ingat, seminggu lalu memasuki tengah malam, dia ingin sekali memakan buah mangga muda yang dipetik dari pohonnya langsung. Namun, sayang seribu kali sayang, buah mangga muda yang dia kehendaki itu justru tidak ada di mana-mana, karena memang sedang tidak memasuki musim berbuah.

Lantas, ketika jam digital tergantung di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Aslan yang sedari tadi berbaring di tempat tidur-tatapnya tak berhenti memandang Asyla masih sibuk duduk di depan meja rias. Istrinya itu sudah selesai dengan kegiatan malamnya. Pajama dress sudah melekat di badan, skincare aman untuk ibu hamil sudah terpoles di wajah, dan wangi parfum pun sudah tertanam di beberapa titik tubuh, hingga akhirnya wanita itu beranjak dari meja rias.

Kembali tatap Aslan mengekori kemana arah Asyla berjalan menuju pojok ruangan untuk mematikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur menyala sebagai pencahayaan. Sampai Asyla berdiri di depan kasur, Aslan mendapati wajah sang istri menatapnya dengan wajah memberengut.

Melihat itu, Aslan segera bangun dari perbaringan, meraih sebelah tangan Asyla untuk naik ke atas tempat tidur. Membawa tubuh berbadan dua itu agar berbaring terlentang bersamanya sembari ditutupi oleh selimut tebal yang menghangatkan.

"Sesak, Lan," keluh Asyla, saat suaminya itu mengubah posisi berbaring menjadi miring mengarah padanya sambil meletakkan satu tangan pada celah kecil antara perut dan dadanya. "Berat, Aslan." Berusaha dia sebisa mungkin menyingkirkan lengan kokoh tersebut, namun berujung sia-sia...

Karena, Aslan semakin mendekat, memangkas habis keseluruhan jarak. Sebelah lengannya makin memeluk erat, bersamaan dengan dagu yang dia letakkan di bahu sang istri. "Kenapa, sih, kalau sama aku, kamu sensian terus. Dikit-dikit marah-marah. Dikit-dikit ngomel-ngomel. Dipeluk nggak mau, dicium juga nggak mau. Kamu tau nggak, sebulan ini kita nggak ada ciuman sama sekali. Pelukan kayak gini aja bisa dihitung pakai jari," gerutunya menyuarakan kekesalan. "Dan kalau kamu nggak lupa, sebulan ini kita juga nggak pernah ngapa-ngapain lagi."