24 akhir

68 5 1
                                    


Saat ini mereka berdua tengah duduk pada kasur, Taeyong sama sekali tak melepaskan pelukan pada Jeffrey dan dia juga terus saja memberikan pukulan kecil pada dada bidangnya, Jeffrey hanya menerimanya saja, dia akan membiarkan Taeyong puas menangis.

"Sekarang jelaskan kenapa kau pergi dari Korea? Kenapa? Aku mencarimu saat itu untuk bermain tapi kau menghilang, aku bertanya pada ibumu dia menjawab kau pergi, kenapa? Kenapa kau pergi tanpa mengabari diriku? Setidaknya kau mengatakan padaku jika ingin pergi agar aku tau kau di mana dan aku tak perlu menunggu dirimu di taman setiap hari bahkan  aku bisa menyusulmu nanti sialan !" Ujarnya dengan kesal.

"Taeyong maafkan aku, aku terburu-buru pergi dari Korea."

"DARI UCAPANMU APA KAU MENGATAKAN AKU TIDAK PENTING?!"

Jeffrey terkejut saat Taeyong berteriak di depan wajahnya "bukan begitu Taeyong, ada alasan lain."

"Apa? Jika aku mendengar alasan tak masuk akal aku tidak akan memaafkanmu dan kembali mencari cara keluar dari rumah ini."

"Aku kecewa dengan ibuku yang menjadi pekerja sex, aku dulu memilih ibu dari pada ayah dan membencinya, tapi setelah aku tau kebenarannya aku sangat marah, karena itu aku bermain di taman dan bertemu dengan mu, lalu setelahnya ayahku menghubungiku untuk datang ke Edinburgh dan tinggal dengannya, aku tak berpikir panjang langsung mengiyakan ajakan ayah, tapi setelah aku berada di Edinburgh aku berjanji untuk menemuimu lagi."Jeff menghela nafas panjang, "tapi itu tak bisa aku lakukan segera, ayahku tertangkap oleh kerajaan Edinburgh."

"A-apa? Apa yang ayahmu lakukan?"

"Ayahku seorang orator gerakan chartist, ayah mengumpulkan masa untuk menuntut keadilan pada kerajaan, namun karena tak terima, ayah di tangkap dan di hukum mati, pada buku sejarah kerajaan ayahku di kenal sebagai pembangkang yang menciptakan gerakan penjahat."

Mulut Taeyong terbuka setelah mendengar cerita Jeffrey "maaf, aku tak tahu Jeff."

"Tidak masalah, itu sudah masa lalu dan aku telah melupakannya." Ujarnya, dia mengusap rambut Taeyong dengan sangat lembut, "jadi kau telah memaafkanku karena aku meninggalkanmu kan?"

Taeyong mengangguk semangat "ya Jaehyun aku memaafkanmu."

"Ada hal yang membuatku penasaran, bisakah kau menjawabnya?"

"Apa itu? Aku akan menjawabnya jika aku tau."

"Akhir akhir ini kenapa sikapmu berubah? Perubahannya bahkan sangat terlihat, kau tiba-tiba berkata lembut dan membuatkan ku syal padahal sebelumnya nadamu selalu keras dan kau pasti tidak akan sudi membuatkanku syal, jadi apa yang membuatmu berubah?"

"Umm itu." Taeyong menunduk, terlihat rona merah pada pipinya, "aku terkesan dengan kebaikanmu yang Gyros ceritakan, ya walaupun aku tak membenarkan perilakumu yang membunuh orang tapi tujuanmu itu baik, kau seperti anime yang aku tonton."

"Apa yang Gyros ceritakan padamu?"

Taeyong menyampaikan apa yang Gyros ceritakan saat itu, binar bangga dan terkadang perubahan raut wajah terlihat setiap cerita yang Taeyong katakan suasananya berubah-ubah "banyak orang pasti merasa terbantu oleh sikapmu, kau itu penjahat tapi juga pahlawan untuk beberapa orang, atau bahkan banyak orang, kau memikirkan nasib banyak orang." Taeyong menggaruk kepalanya yang tak gatal, "selain itu alasanku sangat mudah, aku tak akan bisa keluar dari sini, dari pada memberontak lalu mati lebih baik aku menerimanya saja, lagipula kau pasti bertanggung jawab dengan memberiku uang, aku tak ingin repot berlari tanpa arah di dalam hutan, seperti yang kau katakan saat aku berteriak mengatakan aku bisa kabur nanti, aku akan selalu tertangkap di manapun berada."

Sudut bibir Jeffrey tertarik hingga terbentuk senyuman lebar "kau pintar, kau tidak menyianyiakan tenagamu untuk kabur yang di mana itu akan berujung sia-sia." Dia mengecup bibir Taeyong sekilas, "dan untuk aku yang memikirkan rakyat kalangan bawah, bukan berarti aku peduli pada mereka, tujuanku tentu saja untuk balas dendam pada kerajaan dan kedua aku meneruskan keinginan ayah." Jeffrey bersandar pada kepala ranjang dan Taeyong memeluk Jeffrey hingga seluruh tubuhnya berada di atas tubuh Jeffrey, "itu tidak penting, aku telah menuntaskan keinginan ayah dan sekarang aku juga bisa menuntaskan keinginan diriku sendiri, yaitu kembali bersamamu."

Jakarta - Scotland EdinburghTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang