Lalu kenapa Taeyong tidak mengenali Jeffrey? Itu di karenakan Taeyong tidak akan kenal dengan wajah itu, bertahun-tahun mereka terpisah dan saat itu umur mereka terbilang masih kecil dan pasti saja Taeyong melupakannya, memang siapa Jeffrey? Hanya kenalan masa kecil Taeyong.Jeffrey duduk pada kursi miliknya, bersandar nyaman pada badan kursi, menatap langit-langit ruangan dan kembali mengulas masa kecilnya dulu yang indah bersama Taeyong. Walaupun kehidupannya dulu bersama ibunya tidak ada yang spesial, tapi dengan keberadaan Taeyong hidupnya terasa berwarna.
"Taeyong." Gumamnya, "apa ini takdir jika aku harus kembali mengejarmu?" Jeffrey meraih ponselnya untuk menghubungi tangan kanannya, "jangan sampai Taeyong mengetahui siapa otak pembunuhan sebenarnya, selalu awasi dia."
Pintu terbuka memperlihatkan seorang wanita panggilan yang sering Jeffrey gunakan "ada apa louisa?" Dia menepuk pelan paha miliknya.
Wanita itu dengan patuh duduk pada paha Jeffrey, mengalungkan kedua tangannya pada leher Jeffrey "apa yang kau pikirkan? Apa pekerjaanmu ada masalah?"
"Pada intinya saja, apa yang ingin kau tanyakan."
Louisa tersenyum, dia mengusap dada Jeffrey "kau lama tak memanggilku untuk memuaskanmu Jeffrey."
"Ah tentang itu, aku tak punya waktu untuk sekedar memuaskan nafsuku."
Louisa mengangguk paham "apa sekarang saat aku datang kau juga tidak ingin melakukannya?"
Jeffrey menggeleng "aku tengah tak minat melakukannya, kapan-kapan saja saat aku memang butuh aku pasti memanggil dirimu." Dia membiarkan Louisa bergerak mencoba menggodanya, namun sayangnya dia tak minat, pikirannya tengah berkelana pada kehidupan masa kecilnya dulu, "louisa berhenti, aku benar-benar tak minat melakukannya." Ujarnya dengan penekannya.
Louisa terdiam, atmosfer ruangan tiba-tiba berubah "tak biasanya." Gumamnya, biasanya saat dulu dirinya menggoda Jeffrey maka mereka akan langsung melakukan sex.
Jeffrey terdiam menghiraukan Louisa "pergilah." Usirnya.
Louisa menggeleng "Jeffrey terkait perkataanku waktu itu, apa kau telah memikirkan ulang jawabanmu?"
"Tidak, tidak ada yang berubah atas jawabanku, tetap saja aku menolak permintaanmu untuk menjadi kekasihmu."
"Bahkan aku telah menurunkan harga diriku Jeffrey, aku seorang anak dari polisi, merendahkan diri dengan memberikan tubuhku padamu, dan kau tak memikirkan perasaanku sedikit saja? Kau benaran tidak mencintaiku?"
Jeffrey mendorong tubuh Louisa "aku tak pernah mengulang perkataanku, sekali aku mengatakan tidak artinya tidak, lagipula tentang harga diri, sebelum kita bertemu kau memang tak memiliki itu kan? Aku menemui dirimu tengah bermain dengan pria lain yang artinya aku bukan satu-satunya yang memakai dirimu, perkataanmu tadi seolah meyakinkan diriku jika hanya aku yang menggunakanmu. Terkait kau anak polisi, apa peduliku? Tuan Brodie saja tidak pernah menghiraukan putrinya yang menjual tubuhnya, karena kalian sama saja." Jeffrey mengibaskan tangannya, "sudahlah, aku tak berminat tentang percakapan ini, sekalipun kau mengemis dengan cintamu itu aku tak peduli, kau tau sendiri aku memiliki seseorang yang aku cintai."
"Tapi aku mencintaimu Jeffrey."
"Dan aku tidak, jadi jangan memaksaku, pergilah dan jangan membahas tentang perasaanmu lagi." Jeffrey menarik laci meja kerjanya, mengambil sebuah cek dan menuliskan sejumlah uang pada lembaran cek tersebut dan melemparkannya pada louisa, "pergilah dan lagi ini terakhir kalinya kau bisa keluar masuk pada rumahku."
"Jeffrey, aku tak membutuhkan cek ini." Louisa menginjak lembaran cek tersebut, "aku ingin dirimu."
"Ck." Jeffrey berdecak kesal, dia melangkah dan meraih lengan Louisa dan menyeretnya keluar dari rumahnya, dia mendorong tubuh Louisa hingga terjatuh, "aku tekankan padamu jangan sekali-kali kau memginjakkan kakimu di rumahku lagi, ini terakhir kalinya dan jika kau melanggar kau akan menerima akibatnya." Jeffrey menatap anak buahnya yang tengah berdiri dengan kepala yang menunduk itu, "seret dia keluar pagar, katakan pada penjaga depan jika jangan pernah mengijinkan dia untuk masuk lagi, aku telah bosan dengan tubuhnya."
Jeffrey masuk ke dalam, dia mendesah lelah "merepotkan, wanita penuh drama itu membuatku muak, dan anehnya aku nenggunakan tubuhnya berulang kali." Dia mengusak rambutnya, "tapi aku telah membayarnya dengan mahal, tas, pakaian dan rekening dia dapatkan."
"Tuan."
Jeffrey menghentikan langkahnya, jika kalian masih mengingat salah satu anak buah Jeffrey yang bernama Gara, penampilannya saat ini begitu menyedihkan, banyak lebam pada wajahnya dengan pakaian yang telah terkoyak "apa yang terjadi padamu Gara? Tak biasanya kau kalah dakam pertarungan."
"Ini tidak sakit tuan, tapi berita ini mungkin membuat anda terjatuh, saat aku mengawasi tuan Taeyong, terdapat beberapa orang berpakaian serba hitam juga terlihat mengawasi kamar Tuan Taeyong, mereka hendak memaksa masuk dan beruntungnya Tuan Taeyong tidak berada di sana, aku terkena serangan beberapa kali dan tak bisa menahannya, mereka mengeroyokku, sepertinya musuh tuan telah mengendus keberadaan kelemahan Tuan Jeffrey." Jelas Gara.
![](https://img.wattpad.com/cover/369045241-288-k764648.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta - Scotland Edinburgh
Fiksi PenggemarShort story Lee Taeyong yang begitu senang karena telah lulus dari kedokteran forensik dan dia juga telah bekerja di salah satu rumah sakit namun memilih untuk kembali menimba ilmu hingga ke beberapa negara dan hingga dia tiba di negara Indonesia...