CHAPTER 9

595 81 5
                                    

HAPPY READING

-
-
-
-
-








1 bulan berlalu...

dan selama 1 bulan belakangan ini cio kerap sekali mengunjungi feni dirumahnya, mereka tertawa dan bercanda bersama.
bahkan feni sudah bisa menggerakkan kedua kaki nya

chika dan shani pun sudah beberapa kali bertemu dengan cio, ada tatapan tak suka yang kadang di perlihatkan oleh shani dan chika terhadap cio tapi cio tetap lah cio, sebelum dia dapat apa yang dia mau dia tidak akan berhenti beraksi

tanpa sepengetahuan aldo dan anak anaknya, feni sering kali mentransfer cio uang dengan jumlah yang tidak sedikit.
ya itu karena cio yang memintanya ke feni, sekarang cio sudah tidak ngontrak lagi, ia sudah punya rumah sendiri serta mobil walaupun semuanya masih sederhana dan itu semua cio beli menggunakan uang dari feni

feni sangat bahagia dengan kehadiran cio di hidup nya sekarang, ia yang semulanya pengen ikut mati dengan sang suami, sekarang ia ingin sekali sembuh.
perkembangan feni pun diluar dugaan aldo serta shani dan chika pun heran, feni sekarang sudah bisa berpindah dari kursi roda ke kasur dengan sendirinya tapi masih belum bisa berjalan

jam baru saja menunjukkan pukul 19.00 tetapi feni sudah lelap dalam tidurnya

malam ini feni istirahat lebih awal karena seharian lelah berlatih dan menghabiskan waktu dengan cio karena cio libur bekerja hari ini.
yaps cio sudah bekerja menjadi OB di agawa group

"perkembangan tante feni semakin membaik semenjak kehadiran cio, aku mau melarang cio dateng tapi dampak positif untuk kesembuhan tante feni lebih besar jika ada dia" ucap aldo

sekarang aldo, shani dan chika sedang duduk di kursi ruang keluarga

"gue juga lihat mama sangat bahagia saat main bareng cio, gue takut do gue takut mama jatuh cinta lagi dengan orang yang jauh umurnya jauh di bawah mama" lirih chika

"cici juga dek, tapi kita tidak bisa ngelarang hati siapapun untuk jatuh cinta pada siapapun juga" jelas shani

"aku cuma takut shan kalo cio hanya manfaatkan tante feni aja karena kekayaan yang tante feni punya" ucap aldo

chika dan shani mengembuskan nafasnya kasar lalu memandang satu sama lain

"tapi cio juga gada tanda tanda untuk morotin mama" ucap chika

"ntah lah dek cici bingung" ucap shani

"bingung ya ci? bingung mana antara kasus mama sama cio ini atau di gantung sama cowok cemen yang ga berani nembak?" ucap chika menyindir aldo

aldo dan shani kompak membulatkan matanya mendengar ucapan si chika chika ini

"apasi dek" ucap shani

"si dolah demen banget hts, kasian cici gue dideketin doang" ejek chika

shani reflek menutup mulut chika

"yeuuu dasar jamet" ejek aldo

"ntar kalo gue jadian sama shani lo siap siap cari pacar ya met, biar nanti kaga ganggu gue pacaran sama shani" ucap aldo

shani tersenyum malu mendengar ucapan aldo

"yaelah si dolah, tembak aja dulu baru banyak omong" ucap chika

"ci, chika keluar main sama temen ya? bosen dirumah" ucap chika

"iya, batas nya jam set 12 harus sudah ada dirumah!!" ucap shani

"siaap cici ku yang cantik" ucap chika sambil mencium punggung tangan shani dan kedua belah pipi shani

"bang dolah, gue pergi ya jagain cici gue dan jangan macem macem sama cici gue" ucap chika

PAPA TIRI SHANI DAN CHIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang