CHAPTER 22

278 67 15
                                    

HAPPY READING

-
-
-
-
-












jam sudah menunjukkan pukul 22.03, chika sekarang sudah berada dirumah nya.
terdengar suara ketukan pintu kamar, chika pun bergegas untuk membukanya

saat chika membuka pintu, yang ia lihat adalah sosok sempurna berdiri di depan pintu yaitu shani

"ada apa ci?" tanya chika

"cici boleh masuk?" tanya shani balik

"boleh dong, ayok" ucap chika seraya menggandeng tangan cici nya

shani duduk terlebih dahulu ke kasur empuk milik chika, sedangkan chika menutup pintu

"kamu anggap cici sebagai apa?" tanya shani

chika mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari shani "maksud cici apa?" ucap chika

"kamu ngga lagi menyembunyikan sesuatu kan dari cici dan mama?" tanya shani lagi

chika sekarang merasa gugup, jantung nya sangat cepat berdetak ketika pertanyaan itu keluar dari mulut shani.
shani yang seolah olah tidak peka terhadap chika ternyata juga sadar dengan gerak gerik chika, namun shani tak terlalu menghiraukan hal itu di karenakan chika memang dari dulu tertutup sama shani dan feni, chika lebih terbuka dan bercerita lepas hanya kepada sang papa

"cici ngerasa gagal dek, cici ngerasa gagal jadi kakak kandung buat kamu" lirih shani

tangan chika tergerak untuk memeluk shani

"ssstttt cici apa apaan sih bicara kayak gitu, hmm? cici tuh udah berhasil jadi kakak buat chika, cuman chika kan dari dulu emang jarang cerita ci dan sekarang juga chika ngga kenapa napa" ucap chika

kalimat ancaman cio sekarang terus memenuhi pikiran chika

chika memejamkan matanya kuat dan pelukan nya pun semakin erat terasa

"dek? kamu kenapa?" tanya shani saat melihat chika memejamkan mata seperti itu

"eumm chika gapapa kok ci, agak pusing aja dikit" jawab chika

shani meletakkan tangannya di jidat chika untuk mengecek suhu badan chika

"ngga panas" gumam shani yang masih terdengar di telinga chika

"pusing mah ngga harus panas ci" ucap chika

shani terkekeh mendengar jawaban sang adik

"kamu beneran gapapa kan dek" tanya shani lagi

"gapapa kok ci, cici tenang aja" jawab chika

"yaudah cici keluar dulu ya, kamu istirahat yang banyak okey dan jangan sungkan buat cerita masalah kamu ke cici yaa" ucap shani dan chika hanya mengangguk menanggapi ucapan shani tersebut

setelah shani keluar dari kamar chika, chika berjalan menuju balkon kamar nya dengan membawa 2 kaleng minuman soda.
chika menatap lurus kedepan sambil membuka minumannya dan kemudian meminumnya

"pa, dunia kok jahat banget ya ke chika? perasaan dulu chika jadi anak yang nurut orang tua tapi kenapa sekarang seolah olah chika dulu jahat banget ya sampe di jahatin kayak gini" lirih chika

matanya memanas, bibirnya sedikit bergetar dan pikiran nya di penuhi oleh aksi bejat cio menyetubuhi nya

chika memejamkan matanya dengan kuat disertai cairan bening yang mulai membasahi pipi nya

"chika takut pa, chika takut" lirih chika





pagi hari.....

chika terbangun dari tidurnya

PAPA TIRI SHANI DAN CHIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang