1

1.6K 143 9
                                    

⚠️Sedikit 18+⚠️

Malam di penghujung musim gugur begitu sunyi, bahkan suara serangga kecil seperti jangkrik pun tidak terdengar. Mungkin para hewan-hewan kecil itu sudah siap untuk berhibernasi di musim dingin yang akan datang dalam beberapa hari lagi.

Suhu pun sudah turun saat mendekati musim dingin, tapi di ruangan itu sama sekali tidak terasa dingin, bahkan terasa sangat membara bagai berada di dalam gunung berapi yang akan siap meletuskan lavanya.

Di lantai berserakan beberapa lembar pakaian, salah satu pakaian berwarna merah terang, bantal dan juga selimut pun terjatuh dari tempatnya. Di atas ranjang terlihat dua sosok yang sedang berpadu dan terjalin dengan erat, satu di bawah tubuh yang lain dan satu di atas. Gerakan pria di atas membuat ranjang berderit, menunjukan betapa sengitnya pergerakannya. Suara basah dan ambigu terdengar di udara, menggema di seluruh ruangan.

Bayangan samar dari pertikaian itu terlihat di balik tirai dan di bawah cahaya remang dari kristal cahaya yang menerangi ruangan. Siluet di sana menunjukan bahwa keduanya adalah pria. Desahan dan erangan sesekali akan terdengar dan udara di sekitar mulai di selimuti dengan bau manis yang tercium samar.

Keduanya terengah di atas ranjang, dada mereka naik turun dan keringat membanjiri tubuh mereka. Mereka berbaring bersebelahan dengan mata tertutup, mungkin masih merasakan sisa-sisa pelepasan mereka atau mungkin terlalu lelah karena pertikaian itu. Pria yang berada di atas sebelumnya menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang mereka, lalu membawa yang lain ke dalam pelukannya. Lama kemudian, napas keduanya menjadi lebih lambat dan teratur, menunjukan bahwa keduanya telah tertidur lelap.

Di salah satu ruangan lain yang berjarak cukup jauh, seorang gadis duduk di tepi tempat tidur. Ruangan itu dipenuhi aroma yang harum, baik tirai maupun spreinya berwarna merah. Di atas meja terdapat teko berisi arak dengan dua gelas disisinya. Gadis yang duduk di tempat tidur itu tersenyum bahagia di balik kerudung nya. Bibirnya di warnai dengan warna merah yang cerah, riasan di wajahnya nampak penuh namun membuatnya terlihat menawan, dan gaun berwarna merahnya pun tampak sangat elegan. Kelopak bunga berwarna merah dan putih tersebar diatas tempat tidur, cahaya lilin pun berpendar dengan lembut menambah kesan sakral pemandangan disana.

Gadis itu menunggu dengan sabar, debaran jantungnya semakin cepat saat ia berpikir bahwa suaminya akan segera datang. Lama ia menunggu, tapi yang di tunggu tidak juga menampakan diri. Senyum perlahan menghilang dan kekesalan kini nampak di wajahnya. Hingga saat matahari mulai mengintip di ujung timur, akhirnya gadis itu tidak bisa lagi menahan amarahnya.

Ia melepas kerudung yang menutupi kepalanya dan berjalan keluar. Beberapa penjaga berdiri tidak jauh di halaman, meliriknya saat ia keluar dari kamarnya, begitu pula beberapa pelayan yang sepertinya akan menuju kamarnya dengan membawa baskom air, terkejut saat melihat gadis itu keluar masih dengan gaun pengantinya.

"Yang Mulia Ratu..."
Pelayan itu membungkuk memberi hormat.

Sedangkan yang disapa berjalan dengan mata berapi-api ke arah Istana Matahari tempat tinggal Kaisar. Saat tiba di istana itu, tidak ada satupun pengawal yang terlihat, begitu juga para pelayan. Bagaimana tidak, Kaisar boneka itu memang selalu diacuhkan seperti ini, para pengawal dan pelayan bahkan para pejabat Istana tidak terlalu mendengarkannya, mereka lebih mendengarkan perintah Perdana Menteri. Yi Wenjun tidak terkejut sama sekali dengan keadaan di Istana Matahari ini, ia berjalan semakin cepat ke arah kamar sang Kaisar.

Di dalam kamarnya, Kaisar itu sedang menatap pria yang berbaring di pelukannya dengan tatapan lembut. Ia ingat bahwa setelah upacara pernikahannya dengan Yi Wenjun, ia minum terlalu banyak hingga mabuk dan menarik salah satu menterinya yang kebetulan mabuk juga ke dalam kamarnya, membuatnya menghabiskan malam bersamanya.

Miracle Of You (YeBai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang