25. Tamu Tak Diundang

64 10 0
                                    

Suara pintu yang di ketuk secara paksa dan terus menerus berhasil menembus alam bawah sadar Kuroo dan membuatnya terbangun.

Siluman kucing hitam itu mengerang pelan akibat tidurnya yang terganggu oleh suara bising itu. Dia mengubah posisinya menjadi duduk sementara tangannya menggaruk kepalanya. Kelopak matanya yang masih terpejam perlahan mulai terbuka sedikit demi sedikit hingga akhirnya terlihat netra hitam miliknya yang terlihat jelas masih mengantuk dan belum sepenuhnya mendapatkan kesadarannya.

Di saat dirinya mencoba untuk mendapatkan kesadaran penuhnya, suara pintu yang di ketuk menjadi semakin nyaring seolah-olah tak sabar karena sang pemilik rumah tak kunjung membuka pintu dan menyambutnya.

Kesal dengan suara bising yang tak kunjung berhenti membuat Kuroo segera bangkit dari duduknya. Sebelum berjalan keluar dari kamar tidur, matanya memandang kearah ranjang yang kini telah tertata rapih tanpa ada Oiran cantik yang menempatinya.

Ini membuat Kuroo berasumsi bahwa Kenma telah bangun lebih dulu darinya dan sedang berada di kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ketukan pintu yang sangat kencang kini dapat Kuroo dengar. Telinga kucingnya meninggi dan matanya menyipit tak senang akibat perilaku lancang tamu tak diundang yang saat ini berdiri di depan rumahnya.

Dan kali ini ada sebuah suara yang mengiringi suara ketukan pintu itu. "Permisi, Kuroo-san. Apakah kau ada di dalam?" itu adalah suara bariton milik seorang lelaki yang sangat asing di telinga Kuroo.

Enggan menerka-nerka siapa sebenarnya yang menjadi tamu tak di undangnya, Kuroo segera mengambil langkah lebar-lebar menuju ke pintu utama.

Kuroo menghentikan langkahnya saat dirinya berada satu langkah di depan pintu, dengan cepat ia mengulurkan tangannya dan membuka pintu di hadapannya.

Tepat ketika pintu terbuka lebar, Kuroo mendapati dua siluman Harpy berjenis kelamin lelaki. Mereka mengenakan kimono bercorak abstrak yang sangat indah. Salah satu di antara mereka memiliki tubuh yang lebih besar dan kekar di banding yang lainnya. Dan jangan lupakan manik biru yang menatap Kuroo dengan mengintimidasi seolah-olah mereka siap memangsa Kuroo detik itu juga.

Mendapati tatapan tak mengenakan dari tamu tak di undang yang kini berada di hadapannya membuat Kuroo melakukan hal yang sama. Dia berdiri tegap dengan mata hitam yang menatap datar dua manusia setengah burung itu.

Siluman Harpy yang lebih kecil berdehem cukup keras untuk mencairkan ketegangan yang tercipta diantara mereka.

"Tolong maafkan kami karena mengganggu waktu istirahatmu di pagi-pagi buta seperti ini, Kuroo-san." dia mulai berbicara dengan nada tenang dan sopan. "Sebelumnya namaku adalah Aoi Eito," dia menggerakkan tangan kanannya untuk menunjuk siluman Harpy yang berdiri tepat di sebelahnya. "Dan suamiku, Aoi Masumi."

Kuroo dapat melihat sang suami menundukkan kepalanya sebagai upaya untuk menunjukkan sopan santunnya. Ini membuat Kuroo mengangkat salah satu alisnya, terutama karena pasangan ini mengenal siapa dirinya. Padahal Kuroo belum sempat memperkenalkan diri.

"Maksud dan tujuan kami kemari adalah untuk mengambil kembali milik kami."

Kalimat yang di lontarkan Eito membuat Kuroo semakin terheran-heran. Dia berkata seolah-olah Kuroo sudah mengambil sesuatu darinya. Padahal ini adalah kali pertama mereka bertemu dan Kuroo yakin mereka bukanlah salah satu keluarga atau kerabat korban yang pernah ia bunuh sebelumnya. Lantas apa maksud dari perkataannya?

"Kau yakin tak salah orang? Ini adalah kali pertama kita bertemu, lho." 

"Aku yakin aku tidak salah."

Sangkalan tegas yang Eito lontarkan membuat Kuroo semakin bingung, meladeni kedua orang ini hanya membuang banyak waktu. Kuroo mulai berpikir untuk mengusir mereka, lagi pula apa yang mereka bicarakan itu tak benar!

"Jika memang demikian, tolong katakan dengan lebih spesifik maksud dari perkataanmu." Kuroo memintanya dengan tegas, tak memberikan ruang berdiskusi atau penolakan.

Eito tampak tak keberatan dengan perintah yang Kuroo berikan. Namun alih-alih menjelaskan Eito malah mengangkat tangan kanannya dan menunjuk pada sosok Oiran cantik yang baru saja keluar dari kamar mandi. Bahkan handuk kecil masih  berada di atas kepalanya.

"Maksud ku adalah, Oiran yang ada di rumahmu ini adalah milikku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kirei Na Oiran • KurokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang