26. Batal

57 8 4
                                    

Mendengar pernyataan aneh yang baru saja Eito lontarkan membuat rasa keheranan memuncak di dalam diri Kuroo. Menyaksikan bagaimana Eito menunjuk ke belakang tubuhnya membuat Kuroo menyadari bahwa Kenma tengah berada di sana.

Secara naluriah, Kuroo segera menepis tangan Eito yang menunjuk Kenma sedemikian rupa. Ekor kucing miliknya bergerak tak senang dan tatapan matanya menajam layaknya kucing yang tengah mengawasi mangsanya.

Masumi yang melihat pasangannya di perlakukan dengan kasar oleh Kuroo spontan mengepakkan sepasang sayap miliknya dan secara spontan tangannya segera meraih pergelangan Kuroo, mencengkeramnya dengan kuat seperti ingin meremukkannya.

"Sebaiknya jaga sikapmu, Kuroo-san." Masumi menekankan tiap kata yang ia ucapkan. Matanya juga menatap tajam ke netra gelap milik Kuroo. Jelas dia memberikan peringatan supaya Kuroo tak melakukan perilaku yang memancing amarahnya.

"Sebaiknya kau katakan itu pada pasanganmu, burung sialan." Kuroo tak repot-repot menjaga sopan santunnya. Dia segera melepaskan cengkeraman tangannya dari Masumi dengan satu gerakan mudah.

Mendengar Kuroo memanggilnya dengan begitu tak etis membuat rasa amarah Masumi memuncak dalam waktu singkat. Dalam satu kedipan mata, jari-jari tangannya berubah menjadi cakar burung yang sangat tajam. Ekspresinya yang menggelap membuat siapa pun yang menyaksikan tahu bahwa dia akan menerkam Kuroo dalam hitungan detik.

"Masumi," tiba-tiba saja suara tegas milik Eito menyela ketegangan yang melanda Kuroo dan juga Masumi. "Kau tahu betul tujuan kita di sini bukanlah untuk menambah musuh." tangan kecil milik Eito bergerak untuk menepuk bahu besar pasangannya secara hati-hati seolah untuk menenangkannya.

Masumi menatap sang istri beberapa saat. Dapat terlihat dia sangat keberatan dengan apa yang Eito katakan, terlebih dengan Kuroo yang baru saja berperilaku tak sopan pada pasangan tercintanya.

Meskipun enggan, Masumi tetap menuruti perkataan Eito tanpa protes. Dia mengambil tiga langkah ke belakang sehingga membuat dirinya menjadi cukup berjarak dari Kuroo namun tak henti-henti untuk mengawasinya dengan tatapan tajam miliknya.

Jika Masumi sudah mendapatkan ketenangannya, maka Kuroo sebaliknya. Dia tak kunjung mendapatkan ketenangannya kembali dan malah mendapati rasa heran yang memuncak dalam dirinya. Kuroo mengambil kesempatan untuk menoleh ke arah yang tadi Eito tunjuk.

Di sana Kuroo mendapati Oiran cantik miliknya yang tengah berdiri dengan wajah tenang miliknya. Rambutnya yang sedikit basah membuktikan bahwa dia belum sempat merias dirinya sendiri dan malah menonton percakapan 'aneh' ini.

"Lama tak berjumpa, Kozume." suara Eito kembali menggema di telinga Kuroo.

Tepat setelah mendengar kalimat sapaan yang Eito lontarkan, perlahan Kenma mengambil langkah kecil untuk mendekat. Mata Kuroo tak berkedip sedikit pun, dia terus mengawasi Kenma hingga akhirnya Kenma berdiri tepat di sampingnya.

Kala itu, Kenma sedikit membungkukkan tubuhnya. "Lama tak berjumpa, Eito-sama."

Kuroo mengangkat satu alisnya menyaksikan bagaimana Kenma merespon perkataan tamu tak di undang ini. Terlebih, Oiran cantik itu menggunakan embel-embel 'sama' untuk memanggilnya.

Eito mengangkat tangannya hingga setara dengan dada sebagai isyarat bagi Kenma untuk mengangkat kepalanya. Dan tentunya Kenma yang memahami isyarat itu segera mengangkat kepalanya dan menatap Eito dan juga Masumi dengan netra emas miliknya.

"Aku sangat senang kau selamat dari insiden kebakaran yang terjadi kala itu," Eito mulai berbicara dengan Kenma, dia tak menaikan sedikit pun intonasinya ketika berbicara. "Sejak insiden saat itu, kami selalu mencari mu ke berbagai distrik."

Kirei Na Oiran • KurokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang