Part 2 - Ucapan Semangat

3.8K 208 4
                                    

Bella bekerja mati-matian sampai pulang subuh tetapi untuk makan saja harus di irit-irit. Bukan tanpa alasan dia bekerja tanpa henti. Bella hidup sebatang kara dengan sebuah rumah tua dan setumpuk hutang pada rentenir. Mungkin seumur hidup bekerja sebagai wanita penghibur, Bella tidak yakin mampu membayar hutang secara keseluruhan.

Hutang-hutang itu bertumpuk dengan bunga selangit. Menjual rumah tua yang ditinggalkan orang tuanya tidak mampu menutupi sebagian hutang tersebut, sehingga dia memutuskan tidak menjualnya. Hanya rumah itu yang tersisa, rumah masa kecilnya yang bahagia sebelum semuanya terenggut.

Beberapa tahun silam, rumah itu berdiri paling gagah dan bagus di antara rumah-rumah lainnya. Tapi lihatlah sekarang, semua berubah, beberapa bangunan menyaingi tingginya, bahkan jauh lebih tinggi. Rumah-rumah baru dengan gaya modern, menggunakan cat terbaik anti jamur, terlihat menawan dan bercahaya.

Tidak seperti rumah Bella yang kusam, rumput-rumput setinggi pinggang orang dewasa, tampak seperti rumah terbengkalai yang sudah lama ditinggalkan. Halamannya sangat kotor, banyak sampah yang tidak pernah dibersihkan. Lantai terasnya saja menghitam, pagar besi yang catnya terkelupas dan berkarat, lalu lampu luarnya sudah lama pecah dan padam. Beberapa titik atapnya bocor, jika turun hujan air akan menggenang di lantai dan menimbulkan bau apek berkepanjangan, rumput-rumput mulai tumbuh dan tikus-tikus sering berkeliaran.

Bella tidak memiliki waktu mengurus rumah. Rumah itu tergolong besar sebagai tempat tinggal seorang diri, butuh waktu untuk membersihkannya. Sebagian besar barang-barang di dalamnya sudah lama rusak dan tidak pernah diperbaiki. Membuangnya saja tidak sempat. Bella langsung tidur begitu pulang sekolah, agar malamnya saat bekerja badannya fit. Lalu ketika dia sudah selesai bekerja, dia tidur lagi.

Rutinitasnya hanya seperti itu. Tidak ada kelas ekstrakurikuler yang dia ambil. Sekolah hanya sebagai formalitas agar mendapatkan ijazah, setidaknya memiliki dokumen untuk melamar pekerjaan dikemudian hari.

Dia tidak peduli lagi dengan nilai-nilai mata pelajaran. Asalkan lulus saja sudah cukup. Bella ingin tidur lebih banyak setelah lulus, jadwal padatnya selama ini sangat menguras tenaga.

Para tetangga sering kali mengingatkan Bella untuk membersikan pekarangan rumahnya. Ada beberapa di antara mereka yang memiliki niat tulus membantu memangkas rumput liar saat membersihkan pekarangan mereka. Mereka tahu Bella hanya hidup sebatang kara, dan tidak memiliki orang yang diandalkan.

Tetapi, mereka pun memiliki kesibukan. Bella tidak pernah meminta bantuan, tetapi jika mereka menawarkan dia tidak menolak.

Hari ini hujan turun cukup deras. Bella menggunakan baskom-baskom untuk menampung air di kamarnya. Dia tidur menggunakan kaos berukuran jumbo dan celana pendek. Tidurnya pulas sekali, dengan mata terpejam menarik selimut dan menutupi badan hingga leher.

Berkat hujan yang melembabkan bumi, memberikan efek dingin sehingga gadis malang itu tidak merasakan kepanasan seperti biasa. Bella hanya memiliki sebuah kipas angin di kamarnya. Sering rusak sudah termakan usia.

Sampai sekarang AC masih menempel pada dinding kamarnya menandakan mereka hidup berkecukupan sebelumnya, namun sudah lama tidak berfungsi lagi. Lampu di rumahnya sudah lama diputus karena tidak pernah dibayar. Bella menabung sedikit demi sedikit untuk menyambungkan meteran berbasis token dengan daya paling kecil di rumahnya. Sehingga dia memiliki lampu lagi, hanya satu lampu di kamarnya yang biasa dinyalakan.

Bella tidak memiliki kemampuan apapun. Dia tidak bisa memasak. Pernah dia lakukan empat tahun lalu sebelum rice cooker di dapurnya rusak, alhasil nasinya menjadi bubur kebanyakan air. Hampir semua peralatan dapurnya sudah rusak. Sekarang hanya memiliki panci listrik yang sering digunakan memasak mi instan.

LUMINOUS [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang