Part 11 - Dingin

4.3K 187 175
                                    

Part 11 - Dingin

Keesokan harinya, Bella kembali masuk sekolah. Suasana kelas tampak berbeda. Bella berjalan masuk dengan tatapan lurus ke depan, mengabaikan bisik-bisik yang masih tersisa di udara. Kaivan duduk di kursinya, menatap lurus ke papan tulis tanpa ekspresi. Hubungan mereka semakin dingin, seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal.

Saat istirahat, Bella menuju kantin, seperti biasa memesan makanan dan mencari tempat duduk di sudut ruangan. Dia berjalan melewati Kaivan tanpa sedikit pun menoleh. Kaivan hanya duduk diam di kursinya, tidak ada ejekan atau komentar pedas yang keluar dari mulutnya kali ini.

Bella melengos pergi, melewati Kaivan seolah ia tak terlihat. Namun, dari sudut matanya, Kaivan diam-diam melirik ke arah Bella. Ada sesuatu yang bergemuruh dalam dirinya, tapi bibirnya tetap terkunci rapat. Sesuatu yang dulu terasa begitu mudah untuk diungkapkan kini menjadi beban berat di hatinya, mengingatkan pada percakapan yang tak akan pernah bisa ia lupakan.

Dengan hubungan yang semakin dingin, Bella merasa jauh lebih fokus di sekolah. Kini, ia bisa duduk tenang di kelas tanpa gangguan. Tidak ada lagi yang tiba-tiba menarik rambutnya dari belakang atau iseng mengguntingnya saat Kaivan bosan belajar. Ruang kelas yang dulu terasa seperti medan perang baginya, kini menjadi tempat di mana ia bisa bernapas lega. Kaivan yang biasanya membuat kekacauan dan mencari-cari masalah dengannya, sekarang memilih untuk mengabaikan keberadaannya. Bella memanfaatkan momen ini sebaik mungkin, tenggelam dalam buku-buku pelajaran dan tugas-tugas yang sempat ia abaikan. Rasanya seperti lembaran baru, meski ia tahu bahwa bayangan masa lalu masih ada di sana, mengintai dari sudut-sudut yang tak terlihat.

Selama beberapa hari, keadaan tetap sama. Bella masih bekerja di klub, sementara Kaivan tidak muncul sama sekali. Bella merasa lebih tenang tanpa kehadiran Kaivan, setidaknya dia bisa bekerja dengan lebih fokus dan tidak perlu memikirkan konfrontasi yang tidak diinginkan.

Namun, pada suatu malam, Kaivan tiba-tiba muncul di klub. Bella yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, terkejut melihat sosoknya dari kejauhan. Mereka akhirnya berpapasan di lorong yang sempit. Bella berusaha menghindar dengan menundukkan kepala dan mempercepat langkah, berharap tidak ada konfrontasi lagi.

Kaivan, yang biasanya penuh emosi saat melihat Bella, kali ini hanya melewatinya begitu saja tanpa sepatah kata. Hanya sejenak, matanya melirik ke arah Bella, namun ia segera memalingkan wajahnya, seolah-olah Bella hanyalah sosok asing yang tak lagi mempengaruhi dunianya. Bella menghela napas lega, meski dalam hati, ada perasaan asing yang sulit dijelaskan.

"Bel, ini ada yang mau kenalan. Arah kiri lo."

Bella yang sedang mengobrol dengan salah satu teman seprofesinya menoleh. Mereka berdua tengah bersantai, dan Bella menerima minuman sambil melirik seorang pria muda yang mengangkat gelasnya, memberi isyarat perkenalan.

"Dia dari tadi pengin kenalan sama lo. Samperin gih," kata temannya sambil mengedipkan mata menggoda.

Bella tersenyum kecil, mengucapkan terima kasih, lalu melirik pria itu lagi. Beberapa teman-temannya mulai menggoda Bella karena pria itu terlihat muda dan menarik. Bella membalas senyum pria itu, mengangkat gelasnya sebagai balasan. Dia menerima minuman itu dengan senang hati dan bersiap untuk meminumnya.

Namun, tiba-tiba seseorang merampas gelas dari tangannya. Gelas itu dilempar keras hingga pecah, membuat pengunjung kaget dan melompat menghindari pecahan kaca. Bella tertegun. Lagi-lagi, Kaivan muncul dengan kekacauan yang menyertainya. Sebelum Bella sempat bereaksi, Kaivan menariknya menjauh dari kerumunan, berusaha mencegah kekacauan lebih lanjut.

"Lepas!" Bella berontak, mencoba melepaskan diri dari Kaivan.

Kaivan berhenti di lorong klub, melepaskan Bella dengan paksa. Tatapan matanya tajam dan penuh amarah. "Kenapa lo sembarangan minum dari orang yang lo nggak kenal?" tanya Kaivan dengan nada marah.

LUMINOUS [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang