Bella masih merasa resah sejak kejadian malam sebelumnya, ketika Kaivan memergokinya bersama Om Tony. Pikiran bahwa Kaivan mungkin akan mempermalukannya di sekolah membuat Bella diliputi kecemasan, takut jika reputasinya akan hancur karena gosip yang tersebar. Sepanjang pagi, Bella mencoba menenangkan diri, tapi bayangan akan tatapan tajam Kaivan terus mengganggunya.
Sedikit rasa lega muncul saat Bella mengetahui bahwa Kaivan tidak masuk sekolah hari itu. Sejenak, ia merasa aman dari kemungkinan konfrontasi langsung, meskipun pikirannya tetap dihantui oleh kejadian di kedai kopi. Namun, perasaan lega itu tidak bertahan lama.
Malam harinya, saat Bella bekerja seperti biasa, dia dan seorang temannya keluar sebentar untuk membeli sesuatu. Mereka berpisah di depan pintu masuk klub, dan di saat yang tak disangka-sangka, Kaivan muncul. Dia berjalan santai mendekati Bella, tapi ada sesuatu di sorot matanya yang membuat Bella merasa terancam.
Bella merasakan dadanya berdegup kencang. Kaivan datang dengan sikap santai namun berisi ejekan tersembunyi. “Gimana rasanya habis dibelanjain? Seru, ya?” Kaivan membuka percakapan dengan nada sinis, seolah-olah mengetahui segalanya.
Bella mencoba menghindar, memilih untuk tidak meladeni provokasi Kaivan. Namun, Kaivan terus menambah api. “Enak, kan, jadi simpanan? Kayak mama lo dulu,” ucapnya, dengan senyum mengejek. Hinaan itu langsung menusuk hati Bella, namun ia menahan diri agar tidak meledak.
“Jangan pernah hina mama gue!” Bella memperingatkan, suaranya bergetar namun tegas. “Mulai sekarang, jangan coba-coba ngomong sembarangan tentang keluarga gue.”
Kaivan hanya tertawa, seolah-olah peringatan Bella tak berarti. “Sekarang merasa punya power ya, setelah lo jadi simpanan? Merasa lebih kuat?” lanjut Kaivan, masih dengan nada meremehkan.
Bella menahan diri, meskipun hatinya terasa semakin perih mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Kaivan. “Lo kira lo bakal dapet hidup mewah? Hah, lo cuma mainan mereka. Barang murah yang gampang dipakai dan dibuang.”
Setiap kata yang Kaivan lontarkan seperti belati yang menusuk dalam ke hati Bella, tapi dia tidak ingin menunjukkan kelemahannya. Tatapannya tetap tegar, meski air mata hampir saja membanjiri wajahnya. Bella tahu ini hanyalah cobaan lain yang harus dihadapinya, dan dia bertekad untuk tidak menyerah pada tekanan seperti ini.
Dengan napas yang berat dan hati yang tergores, Bella mengangkat dagunya dan berbicara dengan keyakinan, “Kehidupan gue, keputusan gue. Bukan urusan lo.” Kalimat itu keluar dengan penuh ketegasan, menunjukkan bahwa Bella tak akan membiarkan siapapun merendahkannya, termasuk Kaivan.
Kaivan tertawa mengejek, matanya menyala dengan penuh penghinaan. “Lo pikir dia bakal suka sama lo yang udah bekas? Dia cuma penasaran sesaat. Lo itu nggak ada bedanya sama sampah, cuma pembawa penyakit. Coba hitung, berapa banyak pelanggan lo selama ini?” ucap Kaivan dengan nada sinis, jelas berusaha meruntuhkan harga diri Bella hingga ke titik terendah.
Bella menarik napas dalam, berusaha mengendalikan emosinya yang hampir meledak. Ia menatap Kaivan dengan pandangan tajam, penuh kebencian namun juga keteguhan. “Ayo cek sendiri!” tantang Bella akhirnya, suaranya rendah tapi sarat dengan keberanian yang tersisa.
Kaivan tertawa lebih keras, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Cek apa?” tanya Kaivan, nada suaranya mengejek dan meremehkan.
Bella tidak mundur, malah maju selangkah lebih dekat. “Cek punya gue seberapa longgar. Bukannya lo selalu menghina gue longgar? Lo pengin tidur sama gue, kan? Makanya lo terus hina gue, karena gue nggak mau sama lo.” Kalimat itu keluar seperti bom waktu, menggelegar dan membuat Kaivan terdiam sesaat, wajahnya berubah menegang.
"Najis!" Kaivan bergidik, mencoba menutupi keterkejutannya dengan ekspresi jijik. Namun, Bella sudah terlanjur membuka kartu. Ia tahu bahwa kata-kata ini mungkin akan kembali menghantuinya, tapi ia lelah menjadi target hinaan Kaivan yang tak berujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMINOUS [18+]
Fiksi RemajaBagi Kaivan, menindas Bella adalah hal yang wajar karena gadis itu pantas mendapatkannya. Sehingga, tiada hari tanpa caci maki, cemooh, dan wajah sinis yang didapatkan Bella dari Kaivan dan orang-orang di sekitarnya. Warning!! 18+ 🐎🐎🐎 Jakarta, 2...