•••
"Seperti apapun bentuk dan rupamu. Jika seseorang sudah mencintai mu, maka tidak akan memandang bentuk dan rupa mu."
— Untuk Ayesha —
•••
Happy Reading
•••
Disebuah ruangan terlihat seorang pria tampan lengkap dengan kacamata sedang sibuk dengan laptopnya. Jari-jari besarnya sibuk bergerak diatas keyboard. Hingga sebuah deringan ponsel membuat jari-jari itu berhenti bergerak.
Pria itu segera mengangkat panggilan dari kontak bernama Galvin. Walaupun dia bingung dia akan tetap menjawab panggilan tersebut.
"As---"
"Yesha gawat! Anak-anak Lion Ice dateng kesini!" Sergah seorang pemuda.
Pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah Gus Ibrahim. Mengernyitkan dahinya bingung. Tetapi sesaat kemudian, dia teringat, bahwa istrinya memang mengikuti semacam geng-geng.
"Yesha! Kok Lo diem sih? Gawat ini!" Panggil pemuda disebrang sana. Nampak dari suaranya, sepertinya memang sedang cemas sekali atas kedatangan anak-anak Lion Ice.
Ibrahim tahu itu. Geng Lion Ice adalah geng besar kedua setelah geng yang diikuti istrinya, Gouden Draak.
"Maaf. Saya bukan Ayesha. Jika ingin bicara silahkan tunggu beberapa saat kembali," ucap Ibrahim.
"Lo siapa?" tanya Galvin.
"Saya akan panggikan, Ayesha. Assalamualaikum." Tanpa menjawab pertanyaan pemuda bernama Galvin segera Ibrahim memutuskan panggilan tersebut.
Segera Ibrahim meminta bantuan kepada Ibu nya untuk memanggilkan Ayesha. Tidak membutuhkan waktu lama, sosok gadis cantik datang. Segera Ibrahim mengajak Ayesha menuju belakang ndalem.
"Ada apa Gus? Mau ngasih uang jajan ya?" Dia bertanya seperti itu kepada Ibrahim.
Tanpa menjawab Ibrahim memberikan ponsel milik gadis itu. Terlihat Ayesha yang menaikkan sebelah alisnya tanda bertanya.
"Teman kamu tadi nelpon. Katanya ingin bicara penting." Ibrahim menjawab pertanyaan tanpa suara itu.
Terlihat Ayesha menganggukkan kepalanya. Kemudian melihat pada bagian log panggilan.
"Galvin? Ada apa nih bocah nelpon gue?" gumam Ayesha yang jelas Ibrahim dengar.
"Yesha! Gawat woi! Gawat parah!" Sepertinya laki-laki bernama Galvin itu belum reda rasa cemasnya. Bahkan teriakannya tak berkurang sama sekali.
"Rombongan Geng Lion Ice dateng kemari." Mendengar itu Aysha tiba-tiba menegakkan tubuhnya. Bahkan Ibrahim pun ikut karena refleks.
Tak lama berdiri, terlihat Ayesha yang berjalan menjauh darinya. Ibrahim mengerti jika pembahasan mereka privasi. Jadinya Ibrahim duduk disana menunggu pembicaraan mereka selesai.
Setelah panggilan terputus terlihat Ayesha yang termenung. Entah apa yang dipikirkan, tetapi yang jelas, ini termasuk masalah geng. Itu yang sedikit Ibrahim ketahui.
Segera ia berjalan mendekati istrinya dan menepuk bahunya.
"Kenapa? Ada masalah?"
Terlihat istrinya tersenyum tipis sembari menggelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Ayesha
FantasyAyesha Zayna Ruby Jackson, gadis cantik dengan IQ diatas rata-rata dan tingkahnya yang membuat kedua orang tuanya angkat tangan dan memasukkan Ayesha ke Pesantren sebagai hukuman. Tetapi dibalik itu ada alasan lain mengapa kedua orang tuanya memasuk...