5

1.1K 86 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










.
.
.
.
.
.
.
.
.
.











|Korea, 2019.





Minjeong baru saja pulang dari kampus dengan keadaan lesuh, seharian belajar membuat kepalanya terasa seperti hendak meledak.

"Minjeong ibu memanggilmu untuk makan malam." Suara Jeno menyapa dari balik pintu kamarnya, "Ibu masak kongguksu, loh."

Mata Minjeong langsung berbinar dengan tergesa-gesa langsung keluar dari kamar, menyusul Jeno yang sudah pergi terlebih dahulu.

Sampai didapur, senyum Minjeong semakin lebar saat tahu ibunya tidak hanya memasak kongguksu, tetapi juga lasagna-----dua makanan favoritnya.

"Ibu, ada apa? Kenapa memasak dua makanan kesukaanku?" Tanya Minjeong dengan nada kebingungan, meskipun itu dia tetap duduk dengan semangat, memperhatikan ibunya yang sibuk menata piring dimeja makan.

Ibunya hanya tersenyum, mengelus lembut rambut Minjeong penuh sayang, "Makanlah dulu, setelah itu antarkan ibu berbelanja."

Jeno, yang duduk diseberangnya, mengernyitkan dahi, "Biar aku saja, Minjeong kan tidak asik untuk diajak berbelanja."

"Jangan sok tau," Cibir Minjeong merasa tidak terima, menatap ibunya lagi, "Boleh, aku juga jarang melihat ibu mengenakan perhiasan, padahal ayah punya banyak uang, dia bahkan bisa membeli satu toko perhiasan kalau mau."

Ibunya hanya tertawa pelan, mengambil beberapa potongan lasagna dan menaruhnya dipiring Minjeong, "Kamu harus makan yang banyak."

"Kenapa begitu?" Tanya Minjeong, bingung.

"Ibu khawatir kamu akan kehilangan selera makan nanti." Jawab Ibunya dengan nada sendu, kerutan di dahinya menandakan banyak hal yang mengganggu pikirannya.

Jeno berdehem, "Tidak akan terjadi, kok. Aku akan pastikan dia tetap makan kalau dia kehilangan selera."

Minjeong hanya mendecih, lalu melanjutkan makannya dengan khidmat, tanpa menyadari air mata yang mulai menetes di pipi ibunya.








.
.
.
.
.
.
.
.
.
.









"Aku pikir ibu beli perhiasan untuk ibu sendiri," Minjeong memperhatikan jari manisnya yang sedang diukur oleh ibunya, "Aku tidak suka memakai cincin, ibu."

Ibunya menggeleng, "Kamu harus mengenakan ini seumur hidup."

Minjeong mendesah bosan, perhiasan memang tidak pernah menarik perhatiannya.

"Ayahmu ingin kamu bisa mengikuti gaya hidupnya, kalau kamu terus bergaya casual seperti ini, dia bisa marah nanti." Jelas Ibunya, sambil memperhatikan beberapa cincin yang mungkin cocok dikenakan oleh Minjeong.

Karina! Enough | Winrina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang