7

1K 98 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







.
.
.
.
.
.
.
.
.
.









Minjeong melirik dengan malas ke arah bandara yang padat, menunjukkan ketidaknyamanan yang jelas.

"Wartawan benar-benar ramai hari ini."

"Ah, aku lupa. Karina mengumumkan kepulangannya secara resmi," kata Minjuu sambil bersandar di jendela mobil, matanya mengikuti kerumunan wartawan yang berebut untuk mendapatkan gambar.

"Jadi?" tanya Minjeong dengan nada yang menunjukkan ketidaksabaran.

"Kita tidak bisa menunggu di sana jika tidak ingin menjadi pusat perhatian," jawab Minjuu santai.

Kadang-kadang, situasi yang biasanya tenang bisa berubah menjadi merepotkan hanya karena satu masalah.

"Kalau kamu ingin menunggu di luar, itu bisa jadi masalah. Tapi kamu tahu aku punya urusan lain," lanjut Minjuu dengan tatapan tajam.

Minjeong mengangguk memahami. "Baiklah, kita tunggu di mobil saja."

"Apakah kamu senang Karina pulang?" tanya Minjuu, merapikan helai rambutnya dengan perlahan.

"Ya, aku sangat senang. Aku merindukannya," kata Minjeong seadanya. Ada sesuatu yang ganjil pada tatapan Minjuu.

Dalam sekejap, bayangan kejadian dua hari lalu di apartemen Minjuu melintas di benaknya. Ia berusaha menepis kenangan itu—bayangan Minjeong yang memaksa ciuman dengannya. Rasanya segala sesuatu sudah tidak berjalan seperti semestinya.

"Wartawan mulai menyerbunya," kata Minjeong tiba-tiba, membuyarkan lamunan Minjuu.

Minjuu menoleh dan melihat Karina yang dikelilingi oleh kerumunan wartawan yang sangat antusias.

"Karina memang memiliki daya tarik yang kuat," gumam Minjuu dengan senyum kecil.

Saat Karina mulai mendekat, Minjuu menatap Minjeong. "Pasang maskermu."

Minjeong mengangguk, mengikuti arahan Minjuu. Paparazzi akan berusaha keras untuk mendapatkan gambar meski targetnya sudah berada di dalam mobil. Minjuu khawatir wajah Minjeong akan tertangkap dan menjadi berita utama—yang akan menambah kerumitan.

Karina masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Minjeong. Sebelum menutup pintu, dia tersenyum kepada media dan segera menutup pintu dengan cepat.

"Halo," sapa Karina, melihat Minjuu di depannya.

Minjuu membalas dengan anggukan ramah, lalu Karina beralih ke Minjeong. Kekasihnya tampak kaku, membuat Karina enggan berbicara.

Melihat situasi tersebut, Minjuu berdehem. "Bagaimana kabarmu?"

"Aku," Karina terkejut, "baik. Dan kamu?"

"Baik juga," Minjuu tersenyum ramah lagi.

Keheningan kembali menyelimuti suasana, dengan Minjeong dan Karina duduk berdampingan tanpa saling berbicara, seolah mereka tidak saling mengenal.

Karina! Enough | Winrina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang