14

876 74 0
                                    

Korea, 2020












Hubungan Minjeong dan Karina sudah genap dari setahun, Mereka banyak menghabiskan lebih banyak waktu bersama, saling berbagi cerita tentang kehidupan mereka-----bahkan Karina sempat tidak percaya kalau pacarnya itu anak dari pemilik agensi ternama dinegaranya.

Seperti sekarang, malam ini mereka duduk di dermaga yang sepi setelah membeli beberapa cemilan. Minjeong, yang sedang melamun, tiba-tiba menoleh ke arah Karina yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Karina," Minjeong memulai dengan suara lembut. "Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu. Kamu bilang kamu tinggal bersama kakakmu, kan?"

Karina menatap Minjeong dengan senyuman tipis, meletakkan ponsel dipahanya. "Iya, benar. Tapi dia sibuk dan sering menghabiskan waktu dirumah temannya, karena jarak rumah temannya ke tempat kerja tidak terlalu jauh jadi dia bisa menghemat ongkos, setiap libur dia pulang kerumah, kok. Jadi kalau hari kerja begini, aku harus mengurus diriku sendiri."

Minjeong merasa ada kehangatan dalam setiap kata Karina, dan dia mengangguk penuh perhatian. "Itu pasti tidak mudah. Bagaimana kamu bisa mengatur semuanya?"

Karina merenung sejenak sebelum menjawab. "Sebenarnya, hidup kami cukup pas-pasan, apalagi semenjak orang tuaku meninggal. Aku tidak melanjutkan kuliah karena harus mencari pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi seharusnya kamu tidak perlu kasian melihatku, kan? Aku bisa semuanya sendirian."

Minjeong merasakan simpati mendalam terhadap Karina. "Aku tidak tahu kamu harus menghadapi begitu banyak masalahmu. Aku ikut bangga untukmu."

Karina tersenyum lembut, "Aku hanya melakukan yang terbaik yang aku bisa. Selain itu, aku juga sangat suka dunia akting. Itu membuatku merasa lebih hidup dan percaya diri."

Minjeong tertarik mendengar hal itu. "Kamu suka berakting? Itu keren. Kamu bahkan lebih cantik dibandingkan aktor-aktor lain."

Karina tertawa kecil. "Terima kasih. Aku merasa bisa mengekspresikan diri dan menemukan kebahagiaan dalam dunia akting. Tapi, bekerja di kafe juga menjadi pengalaman yang berharga bagiku."

Mendengar hal itu, Minjeong tersenyum lebar. "Kalau begitu, kita harus membuat kamu lebih sering berakting di depan kamera, supaya semua orang tahu betapa menawannya kamu."

Karina menjulurkan lidahnya dengan gemas. "Kamu memang pintar memuji. Tapi jangan terlalu sering, nanti aku jadi malu."

Minjeong tertawa, merasa nyaman dan bahagia. "Oh, tapi aku suka melihat ekspresi malumu. Itu membuatmu semakin manis."

"Mmm, oke, kalau begitu," kata Karina sambil berdiri, "Ayo, kita coba latihan akting di sini. Kamu harus jadi penonton pertamaku."

Minjeong terkejut. "Kamu serius?"

Karina mengangguk dengan penuh semangat. "Ya, ayo kita coba. Aku ingin melihat apakah kamu bisa menilai aktingku."

Minjeong mengambil ponselnya untuk merekam. "Baiklah, siap, aktor. Adegan pertama!"

Karina berpose seolah-olah dia sedang berada di depan kamera film, dengan gaya dramatis dan ekspresi yang berlebihan. Minjeong mengarahkan kamera dan mulai merekam, sesekali menertawakan ekspresi konyol yang ditampilkan Karina.

"Bagaimana? Apakah aku terlihat seperti aktor profesional?" tanya Karina sambil memiringkan kepalanya dengan lucu.

"Ya, kamu terlihat seperti bintang film," jawab Minjeong sambil tersenyum lebar. "Tapi adegan ini juga terlihat sangat natural. Aku suka."

Karina mengambil pose lain yang lebih serius, dengan mimik wajah yang menjiwai. "Gimana kalau adegan ini? Lebih dramatis dan memukau?"

Minjeong mengamati dan mengangguk. "Bagus sekali! Kamu benar-benar tahu bagaimana membawa karakter hidup."

Karina! Enough | Winrina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang