16

862 90 6
                                    


Korea, 2024









Sepertinya ada hal penting yang ingin kalian bicarakan denganku,” ucap Yujin dengan sedikit kebingungan, matanya bergantian menatap Minjuu dan Ryujin, sebelum akhirnya beralih ke arah Minjeong yang tampak tegang. "Apakah ini tentang hubunganmu dengan Karina?"

“Jaga ucapanmu!” potong Minjuu dingin, “Sejak kapan hal ini menarik perhatianmu? Kamu pikir hidupmu akan lebih damai setelah membahasnya?"

Yujin terkekeh pelan. "Kamu mengancamku sekarang?"

"Minjuu, tenanglah," Minjeong menepuk lembut pundak Minjuu, "Biar aku yang bicara dengannya."

“Tapi Minjeong, aku—”

“Aku sudah cukup dewasa, Minjuu. Lagi pula, ini urusanku.” Minjeong memotong, suaranya berusaha meyakinkan.

Ryujin segera berdiri dan meraih tangan Minjuu. "Ayo, aku akan menemanimu di luar."

Dengan enggan, Minjuu akhirnya berjalan keluar dari apartemennya sendiri, namun tidak lupa memberikan tatapan tajam yang tak bersahabat kepada Yujin.

Kini hanya tersisa Minjeong dan Yujin di ruangan itu. Keduanya duduk dalam keheningan.

“Jadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan?” tanya Minjeong, mencoba tetap tenang, matanya menatap lurus ke arah Yujin.

“Aku hanya ingin mengungkap rahasia besar ini. Kamu tahu, skandal seperti ini akan sangat menarik perhatian publik,” Yujin kembali terkekeh pelan, “Kamu sadar kan dampaknya bisa menghancurkan reputasi ayahmu?”

Minjeong menghela napas panjang. “Berapa yang kamu butuhkan?”

Yujin yang awalnya tersenyum, tiba-tiba berubah serius. Meski dia memang membutuhkan uang, cara Minjeong menyampaikan hal itu seolah melukai harga dirinya.

“Kamu beruntung ayahku belum tahu tentang ini,” ucap Minjeong sambil mengambil ponselnya dari meja. "Berikan nomor rekeningmu, dan aku akan mentransfer seberapa banyak yang kamu mau sekarang juga."

"Kamu pikir aku ini apa?" Yujin berdiri dari tempat duduknya, menatap Minjeong dengan penuh penghinaan. "Dan sebaiknya kamu cari uang sendiri, daripada terus bergantung dengan uang ayahmu!"

Tangan Minjeong mengepal, tatapannya berubah penuh amarah saat menatap balik Yujin.

Yujin mendengus. “Beritahu ayahmu soal ini. Aku ingin sekali berbicara dengannya.”

Minjeong terdiam, tak mampu menemukan kata-kata lagi.






*






Mobil Minjeong berhenti di garasi rumah dengan rasa kesal yang masih bergelayut di hatinya. Ia tahu betul, ketika pintu apartemennya tidak bisa dibuka, itu adalah ulah ayahnya—satu lagi tindakan manipulatif yang memaksanya kembali ke rumah yang selama ini ingin ia jauhi.

Dengan langkah tergesa, Minjeong masuk ke dalam rumah, berniat mengambil beberapa barang dari kamarnya. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika ia melihat sosok yang selalu memenuhi pikirannya, berdiri tidak jauh dari sana.

Karina, yang tengah memandang sebuah lukisan besar di dinding dekat kamar Minjeong, tersenyum tipis saat menyadari kehadiran orang yang selama ini ia tunggu.

Setiap langkah Karina yang mendekati Minjeong membuat jantungnya berdetak semakin cepat. Ia menatap Minjeong, melihat betapa perempuan itu tetap terlihat sempurna, meskipun tanpa senyum di wajahnya. Sekali lagi, pesona Minjeong membuatnya jatuh cinta lebih dalam.

"Minjeong," panggil Karina lembut, kini berdiri tepat di hadapannya, masih dengan senyum di bibir. Ia meraih tangan Minjeong dengan penuh kelembutan. "Aku sudah mengakhiri hubunganku dengan Albert."

Karina! Enough | Winrina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang