12

880 94 4
                                    



"Apakah kita harus menunggu di sini sampai malam tiba? Kita sebaiknya mengisi tenaga dulu!" keluh Jaehyun, menatap Yujin yang duduk di sebelahnya, masih terpaku pada rumah besar Tuan Kim tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya.

Yujin mendesah pelan. "Kamu bisa saja turun dan pergi makan sekarang. Aku tidak memaksamu untuk tetap tinggal di sini bersamaku."

Jaehyun hanya menanggapinya dengan lesu, meskipun di dalam hati dia tahu bahwa meninggalkan Yujin bukanlah pilihan. Terutama dengan pernyataan gila Yujin tentang hubungan terlarang antara Minjeong dan Karina—sesuatu yang sulit ia cerna sepenuhnya.

"Aku rasa aku perlu keluar sejenak untuk meluruskan badan," gumam Jaehyun sambil melangkah keluar dari mobil. Sensasi lega menjalar di tubuhnya ketika ia berhasil merenggangkan otot-otot yang tegang. "Siapa yang tahan duduk tiga jam di dalam mobil seperti ini? Tentu saja hanya kami!"

Yujin tertawa kecil mendengar keluhan Jaehyun, namun tawa itu segera berhenti ketika sebuah Mercedes-Benz meluncur keluar dari balik pagar tinggi rumah tersebut. Yujin memicingkan mata, berusaha mengenali pengemudi di balik kemudi—dan ternyata itu adalah orang yang ia tunggu-tunggu selama ini.

Tanpa pikir panjang, Yujin segera menyalakan mesin mobil dan dengan tergesa-gesa mengikuti mobil tersebut.

"Yak! Yujin!!!" Jaehyun yang masih berada di luar mobil terkejut saat melihat mobilnya melaju kencang meninggalkan dirinya begitu saja, tanpa memberi kesempatan untuk masuk.

"Aku akan memintai ayah untuk menghapus namamu dari kartu keluarga!!!" teriak Jaehyun, meremas rambutnya dengan frustrasi.










***











Minjeong menutup pintu mobil dengan cepat dan berjalan tergesa-gesa memasuki sebuah restoran cepat saji. Matanya mengamati setiap sudut ruangan hingga ia menemukan sosok wanita yang mengajaknya bertemu. Dengan langkah cepat, Minjeong mendekati wanita tersebut.

"Sudah lama menunggu?" Tegur Minjeong kemudian duduk didepan perempuan tersebut.

"Minjeong, senang bertemu denganmu lagi." Sapa perempuan didepannya ramah.

Minjeong membuka mantelnya dan menyandarkannya pada kursi, mencoba mengatur napasnya.

Minjeong memandang sekeliling sebelum akhirnya menatap perempuan itu lagi dengan senyum lembut. "Senang juga bisa bertemu lagi denganmu, Kak Irene."

Irene mengangguk dan memeriksa menu di tangan. "Jadi, apa yang kamu mau makan hari ini? Aku sudah sering makan di sini, jadi aku bisa merekomendasikan beberapa hidangan yang enak."

Minjeong menatap menu dan mulai memilih dengan hati-hati. "Hmm, mungkin aku akan mencoba spaghetti carbonara. Sepertinya lezat."

"Carbonara memang salah satu favoritku di sini. Aku akan memesan hidangan yang sama, kemudian kita bisa berbicara lebih banyak sambil makan," kata Irene sambil menekan tombol di call button untuk memanggil pelayan.

Pelayan datang dengan cepat, siap untuk mengambil pesanan mereka.

Irene tersenyum dan mulai berbicara dengan sopan. "Kami akan memesan dua spaghetti carbonara, dan mungkin tambahan salad untuk satu dari kami. Terima kasih."

Minjeong mengamati bagaimana Irene berbicara dengan pelayan dengan sikap tenang. Ada sesuatu yang sangat mengesankan tentang cara Irene mengatur suasana hati di meja ini : persis seperti Karina. Dan semenjak pertemuan terakhir dengan Irene sejak 1 tahun, Minjeong merasa banyak yang berubah darinya.

Karina! Enough | Winrina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang